Sabtu, 19 Desember 2015

Ejaan yang Disempurnakan (EYD) (SITI YULIANI)

0



MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
“Ejaan yang Disempurnakan (EYD)”


Disusun oleh :
Siti Yuliani (1584202090)

Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Tangerang
2015




KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya kepada penyusun. Sehingga, dapat menyelesaikan makalah bahasa Indonesia ini yang berjudul “Ejaan yang Disempurnakan”.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari Bapak Haerudin, M.Pd selaku dosen pembimbing dan teman-teman yang telah banyak membantu baik dengan tenaga maupun pikiran sehingga makalah ini dapat tersusun dengan cepat. Dalam makalah ini mungkin banyak terdapat kekurangan sehingga membuat makalah ini kurang sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran dari bapak sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan makalah ini ke depan. Jika terdapat kesalahan kata maupun makna dalam makalah ini kami mohon maaf.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

           


Tangerang, 21 Desember 2015



Penyusun
  




DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………....i
Daftar Isi ……………………………………………………………….ii
Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang …………………………………………………iii
B.     Rumusan Masalah ……………………………………………...iii
C.     Tujuan …………………………………………………………..iii
D.    Manfaat …………………………………………………………iv
Bab II Pembahasan
A.    Pengertian Ejaan ………………………………………………..1
B.     Penulisan Huruf ………………………………………………...2
C.     Pelafalan Huruf ………………………………………...............6
D.    Penulisan Kata ………………………………………………….6
E.     Pemakaian Tanda Baca ………………………………………...11
Bab III Kesimpulan……………………………………………………..27
Daftar Pustaka …………………………………………………………..28
 
BAB I
PENDAHULUAN

    A.    Latar Belakang

Kemampuan mengaplikasikan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) merupakan syarat utama dalam berbahasa tulis. Penulisan berbasis ketelitian, aplikasi EYD, misalnya : proposal, surat dinas, artikel, laporan, skripsi, tesis, disertasi, dan karangan yang didokumentasi. Kesalahan ejaan dapat berakibat pada penolakan, penilaian yang buruk, kurang profesional, dan sebagainya. Oleh karena itu, penguasaan ejaan secara mendalam dan menyeluruh sangat diperlukan.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang menyetir kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu itu, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah bentuk hubungan antara pemakai bahasa ejaan.
           
      B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud ejaan?
2.      Bagaimana cara penulisan huruf yang benar?
3.      Bagaimana cara penulisan kata yang benar?
4.      Bagaimana pemakaian tanda baca yang benar?

       C.    Tujuan

Makalah ini kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia membuat makalah.

      D.    Manfaat

Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk membantu pembaca memiliki kemampuan dan pengetahuan dasar mengenai cara menggunakan ejaan yang baik dan benar.

BAB II
PEMBAHASAN

      A.    Pengertian Ejaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 285) kata eja adalah kata yang hampir tidak pernah berdiri sendiri. Pemakaian kata eja sering didahului dengan imbuhan me- menjaadi mengeja yang artinya melafalkan (menyebutkan) huruf-huruf satu demi satu atau digabung dengan akhiran –an menjadi ejaan yang artinya kaidah-kaidah, cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Menurut Finoza (1993 : 13) Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Batasan tersebut menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Jadi, ejaan adalah aturan yang dipergunakan dalam tulisan (tata tulis) yang meliputi penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). EYD yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972 ini merupakan upaya penyempurnaan ejaan yang sebelumnya sudah dipakai dan lebih dikenal denngan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Sebelum Ejaan Soewandi telah ada ejaan pertama bahasa Indonesia yaitu Ejaan  Van Ophusyen yang berlaku pada tahun 1901, tetapi pada tahun 1947 Ejaan Van Ophusyen.
Tabel Perubahan huruf dalam tiga ejaan bahasa Indonesia, yaitu :
Van Ophusyen
(1901-1947)
Soewandi
(1947-1972)
EYD
(1972)
Khoesoes
Chusus
Khusus
Djoem’at
Djum’at
Jumat
Ja’ni
Jakni
Yakni
Pajoeng
Pajung
Payung
Tjoetjoe
Tjutju
Cucu
Soenji
Sunji
Sunyi

     B.     Penulisan Huruf

Pada EYD penulisan huruf ada dua hal yaitu, penulisan huruf kapital dan penulisan huruf miring.
1.      Penulisan Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf kapital atau huruf besar digunakan pada :
a.       Huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh :
Mari kita pikirkan lima tahun ke depan dan kita siapkan sekarang.
Apa yang kita perlukan lima tahun ke depan?
b.      Huruf pertama kata yang berkenaan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya.
Contoh :
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

c.       Huruf pertama petikan (kutipan) langsung.
Contoh :
Kakak bertanya, “Dimana kau letakkan kamus itu?”
Pak guru berkata “Setiap siswa diwajibkan belajar keras agar mampu berprestasi”
d.      Huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan, yang diikuti dengan nama orang. Jika tidak diikuti nama orang nama gelar itu tetap menggunakan huruf kecil.
Contoh :
Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang Dr. H. Achmad Badawi, S.Pd., S.E.,M.M. memberikan sambutan pada acara wisuda
Untuk menjadi rektor memerlukan pendidikan yang tinggi dan kepandaian mengelola
e.       Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang. Tetapi jika tidak diikuti nama orang huruf kapital tidak dipakai.
Contoh :
Profesor Soepomo
Presiden Megawati Soekarno Putri
Adik saya bercita-cita menjadi presiden
f.       Huruf pertama unsur nama orang.
Contoh :
Yunita Anggraini
Maria Putri
g.      Huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama bahasa. Tetapi tidak dipakai jika tidak menunjukkan nama.
Contoh :
bangsa Indonesia
Naskah ini akan diinggriskan
h.      Huruf pertama nama tahun, nama bulas, nama hari, nama hari raya, dan nama peristiwa sejarah.
Contoh :
bulan Desember
hari raya Idul Fitri
i.        Huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi. Tetapi tidak dipakai jika tidak diikuti nama.
Contoh :
Selat Sunda
Jalan Otto Iskandardinata
Mereka mendaki gunung yang tinggi
j.        Huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau badan pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, termasuk juga singkatannya. Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama, baik nama lembaga, nama tempat, maupun nama dokumen.
Contoh :
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
Undang-Undang Dasar 1945
Menurut undang-undang, perbuatan itu melanggar hokum
k.      Huruf pertama nama buku, nama majalah, nama surat kabar, judul karangan, kecuali partikel (seperti di, ke, dan dari) yang tidak terletak diposisi awal.
Contoh :
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra
Idrus menulis buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
l.        Huruf pertama istilah kekerabatan (seperti bapak, ibu, adik, dan saudara) yang dipakai kata ganti atau kata sapaan. Huruf kapital  tidak dipakai jika istilah kekerabatan itu tidaak dipakai sebagai kata sapaan.
Contoh :
Surat Saudara sudah saya terima
Kamu harus menghormati ayah dan ibumu
m.    Huruf pertama singkatan kata yang menyatakan nama gelar, nama pangkat, dan istilah sapaan.
Contoh :
Dr.       : Doktor
Ny.      : Nyonya
n.      Nama kota yang mengikuti nama produk ditulis dengan huruf kapital.
Contoh :
batik Yogyakarta
asinan Bogor
o.      Nama produk (karya) seni.
Contoh :
ukiran Jepara
legong Bali

2.      Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
a.       Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip dalam karangan.
Contoh :
surat kabar Kompas
Buku Bahasa Indonesia karangan Widjono Hs
b.      Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata.
Contoh :
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital
Dia bukan menipu, melainkan ditipu
c.       Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.
Contoh :
Pendidikan mahasiswa berbasis pada Andragogie
Nama ilmiah padi adalah Oriza Sativa

      C.    Pelafalan Huruf

1.      Pelafalan Bahasa Indonesia
Kata atau singkatan dalam bahasa Indonesia dilafalkan menurut pengucapan dan pendengaran orang Indonesia.

Singkatan
Lafal Baku
Lafal Tidak Baku
KKN
ka ka en
ke ke en
TNI
te en i
ti en ai
MPR
em pe er
em pi ar

2.      Pelafalan Bahasa Asing
Singkatan Asing
Lafal Baku
Lafal Tidak Baku
UNESCO
yu nes ko
unesko
WTC
doubleyu ti si
we te ce
UNICEF
yu ni sef
unisef

    D.    Penulisan Kata

1.      Penulisan Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri.
Contoh :
Adik naik sepeda baru
Saya yakin kamu akan diwisuda secepatnya

2.      Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh :
berjalan-jalan
mondar-mandir
orang-orang

3.      Penulisan Kata Turunan (Kata Berimbuhan)
a.       Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh :
mempertanyakan
perlombaan
b.      Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh :
berlipat ganda, lipat gandakan
diberi tahu, beri tahukan
c.       Bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh :
memberitahukan
melipatgandakan
d.      Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, diantara kedua unsur kata itu dituliskan tanda hubung (-).
Contoh :
caturtunggal
dasawarsa
non-Asia
neo-Nazi

4.      Penulisan Gabungan Kata
a.       Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Contoh :
jasa marga, kereta api, kerja sama
b.      Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, tidak dapat dikembalikan ke bentuk dan makna asal dituliskan serangkai.
Contoh :
daripada, padahal, barangkali
c.       Gabungan kata terikat, yaitu kata yang tidak  dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang bermakna penuh bersama kata bebas, ditulis serangkai.
Contoh :
nonkeuangan, antarkota, caturwarga

5.      Penulisan Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh :
Di mana orang tuamu?
Ia pantas tampil ke depan
Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti
Kami percaya kepada Allah

6.      Kata Sandang si dan sang
Kata sandang si dan sang ditulis dengan huruf kecil dan letak tulisannya terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh :
Karena tidak pernah mau tampil ia dijuluki si pemalu
Sang pemberani mulai unjuk gigi

7.      Singkatan dan Akronim
a.       Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas huruf atau lebih. Adapun aturan penulisannya adalah berikut :
1)      Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik.
Contoh :
nomor disingkat no.
halaman disingkat hlm.
2)      Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik. Tetapi singkatan nama diri yang mengambil huruf kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Contoh :
atas nama disingkat a.n.
Perseroan Terbatas disingkat PT
3)      Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya dipakai satu tanda titik. Tetapi singkatan nama diri yanag terbentuk dari gagasan huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Contoh :
dan kawan-kawan disingkat dkk.
dan lain-lain disingkat dll.
BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
4)      Penulisan lambing kimia, seingkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti titik.
Contoh :
cm (sentimeter)
kg (kilogram)
Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah)
b.      Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat.
1)      Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang disingkat, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh :   
FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
PON (Pekan Olahraga Nasional)
2)      Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik.
Contoh :
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum)
3)      Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil dan tidak diakhiri dengan tanda titik.
Contoh :
radar (radio detecting and ranging)
rudal (peluru kendali)

8.      Angka dan Lambang Bilangan
a.       Angka dipakai untuk menyatakan lambanng bilangan atau nomor.
Contoh :
Angka Arab      : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L, C
b.      Angka digunakan untuk menyatakan ukuran, satuan, waktu, nilai uang, dan kuantitas.
Contoh :
1)      Ukuran : 10 meter, 5 ons, 100 hektar, 2 liter
2)      Satuan waktu : Pukul 22:00, 25 detik, 15 menit, 24 jam
3)      Nilai uang : Rp 10.000,00, US$4.50
4)      Kuantitas : 25 orang, 10+15 = 25
c.       Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Contoh :
Jalan Dahlia I No.18
Perumahan Griya Yasa, Blok D2 No.30
d.      Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Contoh :
Bab II, Pasal 12, halaman 100
Surat 2 (Al-Baqarah) : 25
e.       Penulisan lambang bilangan sebagai berikut :
1)      Angka 5, huruf lima
2)      Angka 1%, huruf satu persen
3)      Angka  , huruf setengah

    E.     Pemakaian Tanda Baca

1.      Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan 
    atau seruan
    Contoh:
    Saya suka makan nasi.
    Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu      
    ketukan.
b.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
Irwan S. Gatot
George W. Bush
Dwiki Halla
c.       Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
d.      Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)
e.       Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
0.20.30am (20 menit, 30 detik)
f.       Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang
g.      Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat
h.      Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
rapim (rapat pimpinan)
i.        Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan dalam lambing kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp 350,00
j.        Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan  kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula

2.      Tanda Koma (,)
a.       Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh penggunaan yang benar :
Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah:
Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
b.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serta yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif
c.       Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya
d.      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan
e.       Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang
Jadi, saya tidak jadi datang
f.       Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
O, begitu
Wah, bukan main
g.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
Kata adik, "Saya sedih sekali".
h.      Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia
i.        Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
j.        Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
k.      Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
Rinto Jiang, S.E.
l.        Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp 10,50
m.    Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali
n.      Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh
o.      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh:
"Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen

3.      Tanda Titik Koma (;)
a.       Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
Malam makin larut; kami belum selesai juga
b.      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar

4.      Tanda Titik Dua (:)
a.       Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan
b.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua                  : Axel
Wakil Ketua       : Putri
Sekretaris           : Helena
Wakil Sekretaris : Michelle
Bendahara           : Tio
Wakil bendahara : Dikel
c.       Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex    : "Siap, Boss!"
d.      Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
e.       Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh:
Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1
f.       Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari

5.      Tanda Hubung (-)
a.       Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
b.      Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
p-e-n-g-u-r-u-s
8-4-1973
c.       Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Contoh:
ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000)
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
d.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
se-Indonesia
sinar-X
Menteri-Sekretaris Negara
e.       Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
f.       Tanda hubung digunakan menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
Ayahku bekerja di rumah sa-kit
Guru itu sedang me-nulis di depan kelas

6.      Tanda Pisah (—)
a.        Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
b.      Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta
c.       Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
1919–1921
Medan–Jakarta
10–13 Desember 1999
d.      Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499

7.      Tanda Elipsis (…)
a.       Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak
b.      Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut
c.       Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....

8.      Tanda Tanya (?)
a.       Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
b.      Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?)
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang

9.      Tanda Seru (!)
a.       Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!

10.  Tanda Kurung ((…))
a.       Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala
b.       Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia
Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri
c.       Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
Pembalap itu berasal dari (kota) Medan
d.      Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (d) promosi
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv

11.  Tanda Kurung Siku ([...])
a.       Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik
b.      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini

12.  Tanda Petik (“…”)
a.       Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
b.      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo
c.       Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai"
d.      Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
Kata Tono, "Saya juga minta satu."
e.       Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam"
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya

13.  Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a.       Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan
b.      Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
 feed-back 'balikan'

14.  Tanda Garis Miring (/)
a.       Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986
b.      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiapper atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
7/8 atau 78
c.       Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi  ÷ .
Contoh:
10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.
Contoh:  .
d.      Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.

15.  Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘)
a.       Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
1 Januari '88 ('88 = 1988)


BAB III
KESIMPULAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 285) ejaan yang artinya kaidah-kaidah, cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Menurut Finoza (1993 : 13) Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Jadi, ejaan adalah aturan yang dipergunakan dalam tulisan (tata tulis) yang meliputi penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.
Pada EYD penulisan huruf ada dua hal yaitu, penulisan huruf kapital dan penulisan huruf miring. Sedangkan dalam pelafalan huruf terdapat pelafalan bahasa Indonesia dan pelafalan bahasa asing. Pada penulisan kata terbagi menjadi delapan aturan yaitu, penulisan kata dasar, kata ulang, kata turunan (imbuhan), gabungan kata, penulisan kata depan di, ke, dan dari, kata sandang dan si, singkatan dan akronim, serta angka dan lambing. Pemakaian tanda baca pada EYD terbagi atas tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda ellipsis, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda garis miring, serta tanda penyingkat (apostrof).
Jadi, dalam menuliskan sebuah karangan harus memperhatikan EYD yang tepat dan benar karena ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.



DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Finoza, Lamuddin. 1993. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Insan Mulia.
Widjono Hs. 2012. Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo.
Yunus. 2008. Menulis 1. Jakarta : Universitas Terbuka.





0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com