Sabtu, 19 Desember 2015

RAGAM BAHASA INDONESIA (TYARA)

0



RAGAM BAHASA INDONESIA
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia




Disusun oleh :
TYARA SEPTIE RESTU AMANDA                  1584202143


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2015/2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Ragam Bahasa Indonesia”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas dari Bapak Haerudin, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah yang telat saya buat di masa yang akan datang. mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga  makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai ragam bahasa Indonesia.  
Semoga makalah  ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Tangerang, Desember 2015


Tyara Septie Restu Amanda



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................  i
DAFTAR ISI......................................................................................................  ii
BAB 1              PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang..................................................................  1
1.2  Rumusan Masalah............................................................  2
1.3  Tujuan...............................................................................  2
1.4  Manfaat ............................................................................  2
BAB 2              PEMBAHASAN
                        2.1 Pengertian Ragam Bahasa...............................................  3
                        2.2 Macam-macam Ragam Bahasa.......................................  3
                        2.3 Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu................................  12
                        2.4 Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi.............  13
                        2.5 Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaiannya.......  17
BAB 3              PENUTUP
                        3.1 Kesimpulan.....................................................................  21
                        3.2 Saran..............................................................................  21
DAFTAR PUSTAKA





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya tidak perlu diragukan. Hal itu tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dapat juga dibuktikan dengan melihat banyaknya perhatian para ilmuwan dan praktisi terhadap bahasa. Para ilmuwan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat untuk mengomunikasikan berbagai hal.

Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.

Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh semua kalangan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga indonesia wajib mempelajari Bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa indonesia terdapat ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian Ragam Bahasa?
b.      Macam-macam Ragam Bahasa?
c.       Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu?
d.      Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan komunikasi?
e.       Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaiannya?

1.3  Tujuan
a.       Mengetahui dan memahami pengertian ragam bahasa.
b.      Mengetahui dan memahami macam-macam ragam bahasa.
c.       Mengetahui dan memhami Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu
d.     Mengetahui dan memahami Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi.
e.      Mengetahui dan memahami Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaiannya.

1.4  Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa, mengetahui adanya berbagai ragam bahasa indonesia yang sering digunakan.







BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ragam Bahasa

     Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
     Ragam bahasa dapat timbul karena adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen.

2.2 Macam-macam Ragam Bahasa

A. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media
   Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri atas ragam bahasa lisan dan tulisan.

1.     Ragam Bahasa Lisan

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan sengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.

      Contoh yang termasuk ke dalam ragam bahasa lisan pun sangat banyak, diantaranya pidato, ceramah, sambutan, ngobrol, dll. Semua itu sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah. Syarat utama dari ngobrol yang penting bisa dimengerti olen lawan bicara, tidak perlu menggunakan bahasa baku. Ragam bahasa lisan terdiri dari (a) Ragam bahasa lisan baku sejalan dengan ragam bahasa tulis baku, dab (b) Ragam bahasa lisan tidak baku (bahasa pergaulan).

(a)    Ragam Bahasa Baku
Ragam bahasa yang dianggap memiliki gengsi dan wibawa yang tinggi adalah ragam bahasa orang yang berpendidikan. Karena, ragam orang yang berpendidikan kaidah-kaidahnya paling lengkap diuraikan jika dibandingkan dengan ragam bahasa lain. Oleh karena itulah sehingga ragam tersebut dijadikan tolak ukur bagi pemakaian bahasa yang benar atau bahasa yang baku.
(b)   Ragam Bahasa Tidak Baku

Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku. Richards, Jhon, dan heidi berpendapat bahwa bahasa nonstandar adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tata bahasa, dan kosakata dari bahasa baku dari suatu bahasa. Di sisi lain Crystal berpendapat bahwa bahasa nonbaku adalah bentuk-bentuk bahasa yang tidak memnuhi norma baku, yang dikelompokan sebagai subbaku atau nonbaku. Berdasarkan beberapa pengertian jelas bahwa bahasa nonstandar adalah ragam bahasa yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan dilingkungan tidak resmi.

Ciri-ciri ragam lisan :
a.       Memerlukan orang kedua atau teman bicara.
b.      Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu.
c.       Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d.      Berlangsung cepat.
e.       Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.
f.       Kesalahan dapat langsung dikoreksi
g.      Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Ragam bahasa lisan meliputi :
1)      Ragam bahasa cakapan
Ragam bahasa yang digunakan saat berbicara dengan teman, berbicara dengan orang lain yang lebih muda atau berbicara tidak resmi
2)      Ragam bahasa pidato
Ragam bahasa yang digunakan untuk berpidato
3)      Ragam bahasa kuliah
Ragam bahasa yang digunakan saat perkuliahan, misalnya saat mahasiswa berbicara dengan dosen
4)      Ragam bahasa panggung
Ragam bahasa yang digunakan saat pentas untuk menghibur orang lain





2.     Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) disamping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata apapun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar,dll. Dalam ragam bahasa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.

Ciri-ciri ragam tulis :
a.       Tidak memerlukan orang kedua atau teman bicara.
b.      Tidak tergantung kondisi, situasi, ruang dan waktu.
c.       Harus memperhatikan unsur gramatikal.
d.      Berlangsung lambat.
e.       Selalu memakai alat bantu.
f.       Kesalah tidak dapat langsung dikoreksi
g.      Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik mika, hanya terbantu dengan tanda baca.
Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan berdasarkan tata bahasa, kosa kata, suasana peristiwa dan segi intonasi :
A.    Tata Bahasa

Ragam Bahasa Lisan
Ragam Bahasa Tulisan
Mario sedang baca surat kabar
Mario sedang membaca surat kabar
Imam mau nulis surat
Imam mau menulis surat
Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu
Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu

B.     Kosa Kata

Ragam Bahasa Lisan
Ragam Bahasa Tulisan
Mario bilang kalau kita harus belajar
Mario mengatakan bahwa kita harus belajar
Kita harus bukin karya tulis
Kita harus membuat karya tulis
Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak


C.     Dari Segi Suasana Peristiwa

Jika menggunakan bahasa tulisan tentu saja orang yang diajak berbahasa tidak ada dihadapan kita. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan perlu lebih jelas, karena ujaran kita tidak dapat disertai dengan isyarat, pandangan, atau anggukan, tanda penegasan di pihak kita atau pemahaman di pihak pendengar kita. Itulah sebabnya kalimat dalam ragam tulis harus lebih cermat. Fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, objek, dan hubungan antara setiap fungsi itu harus nyata dan erat. Sedangkan dalam bahasa lisan, karena pembicara berhadapan langsung dengan pendengar, unsur (subjek-predikat-objek) kadangkala dapat diabaikan. Maka, jika ingin menjadi orang yang cermat dalam berbahasa perlu menyadari bahwa kalimat yang Anda tulis berlainan dengan kalimat yang Anda ujarkan karena bahasa tulis dapat dikaji dan dibaca oleh pembaca secara berulang-ulang. Oleh sebab itu, dalam menulis, kalimat harus lebih lengkap, ringkas, jelas, dan elok. Jadi diperlukan, tulisan perlu disunting beberapa kali agar dapat dihasilkan tulisan yang betul-betul berkomunikatif.

D.    Dari Segi Intonasi
Yang membedakan bahasa lisan dan tulisan adalah berkaitan dengan intonasi (panjang-pendek/tempo, tinggi-rendah suara/nada, keras-lembut suara/tekanan) yang sulit dilambangkan dalam ejaan dan tanda baca, serta tata tulis yang dimiliki. Jadi, kadangkala bahasa tulisan perlu dirumuskan kembali jika ingin menyampaikan perasaan yang sama lengkapnya dengan ungkapan perasaan dalam bahasa lisan. Walaupun ragam bahasa tulis lebih rumit namun demikian ragam ini mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki bahasa lisan seperti dimungkinkannya diguanakan huruf kapital, huruf miring, dan tanda kutip, paragraf atau tanda-tanda baca lainnya.







KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BERKOMUNIKASI
SECARA LISAN DAN TULISAN

Cara Berkomunikasi
Keunggulan
Kelemahan

Secara Lisan

Contoh kegiatan:
v  berbicara
v  berpidato
v  berdiskusi
v  berdebat
1)      berlangsung cepat
2)      sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
3)      kesalahan dapat langsung dikoreksi
4)      dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka
1)      tidak selalu mempunyai bukti autentik (mis. Rekaman)
2)      dasar hukumnya lemah
3)      sulit disajikan secara matang/bersih
4)      mudah dimanipulasi

Secara Tulis

Contoh kegiatan :
v  menulis surat
v  menulis laporan
v  menulis artikel
v  menulis makalah
1)      mempunyai bukti autentik (berupa tulisan)
2)      dasar hukumnya kuat
3)      dapat disajikan lebih matang/bersih
4)      lebih sulit dimanipulasi
1)      berlangsung lambat
2)      selalu memakai alat bantu
3)      kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
4)      tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka

B. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Cara Pandang Penutur
          Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari bebrapa ragam diantarnya adalah :
§  Ragam Dialek
Contoh : ‘Gue udah baca itu buku.’
§  Ragam terpelajar
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
§  Ragam resmi
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’19
§  Ragam tak resmi
Contoh : ‘Saya sudah baca buku itu.’


Ragam bahasa berdasarkan penutur terbagi menjadi 3, yaitu :
§  Ragam bahasa berdasarkan daerah
§  Ragam bahasa berdasarkan pendidikan
§  Ragam bahasa  berdasarkan sikap
1)      Ragam berdasarkan daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
2)      Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
3)      Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhijuga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
       
C. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Topik Pembicaraan
          Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari bebrapa ragam diantaramya adalah :
1)      Ragam bahasa ilmiah
2)      Ragam hukum
3)      Ragam bisnis
4)      Ragam agama
5)      Ragam sosial
6)      Ragam kedokteran
7)      Ragam sastra


2.3           Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa baru (modern).
a.     Ragam bahasa Indonesia lama

Ragam ini perlu dipahami oleh setiap orang yang bermaksud mengkaji peristiwa-peristiwa masa lalu, misalnya upaya menemukan lokasi kapal dagang VOC bermuatan benda-benda mulia yang tenggelam di Selat Sunda, perjanjian dagang pemerintah Hindia Belanda dagang Kerajaan Banten, atau peristiwa-peristiwa lain yang ditulis pada masa lalu. Misalnya: pemakaian kosakata kolonialisme, feudal, bobot, dan lain-lain.

Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman kerajaan Sriwijaya sampai dengan saat dicetuskannya sumpah pemuda. Ciri ragam bahasa Indonesia lama masih dipengaruhi oleh bahasa Melayu. Bahasa Melayu inilah yang akhirnya menjadi bahasa Indonesia. Alasan Bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia :
1)      Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca
2)      Bahasa Meayu sederhana karena tidak mengenal tingkatan bahasa
3)      Keikhlasan suku daerah lain, dan
4)      Bahasa Melayu berfungsi sebagai kebudayaan






b.     Ragam bahasa Indonesia baru

Ragam bahasa baru ditandai dengan penggunaan kata-kata baru, Ejaan yang Disempurnakan, dan mengekspresikan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, misalnya: internet, jaringan, dan seluler.
Penggunaan ragam bahasa Indonesia baru dimulai sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada 28 oktober 1928 sampai dengan saat ini melalui pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang beriringan dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa indonesia.

2.4           Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi

A.   Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efisien, baik, dan benar. Ragam ini lazim diguanakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah, misalnya, dalam penulisan:
(1)   Proposal kegiatan ilmiah, proposal penelitian
(2)   Laporan kegiatan yang berbentuk surat, artikel, makalah, naskah
(3)   Karya tulis ilmiah: skripsi, tesis, dan disertasi
(4)   Laporan rutin suatu pekerjaan yang berbentuk surat, artikel, maupun naskah
(5)   Laporan pertanggungjawaban : laporan kegiatan, laopran keuangan, laporan pemegang saham, laporan uju coba, laporan proyek, laporan evaluasi, laporan auditing, laporan penelitian.
(6)   Laporan penelitian yang berbentuk: laporan analisis, laporan deskriptif, laaporan rekomendasi, laporan deskriptif-analisis

Ciri ragam bahasa ilmiah :
(1)   Bahasa Indonesia ragam baku
(2)   Penggunaan kalimat efektif
(3)   Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda
(4)   Penggunaan kata dan istilah yang bermakna kias menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias
(5)   Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan
(6)   Adanya keseleraan dan keruntutan antarposisi dan antaralinea
(7)   Konsisten dalam pembahasan topik, pengendalian variabel, permasalahan, tujuan, penalaran, istilah, sudut pandang, pendahuluan, landasan teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran.

B.   Ragam bahasa pidato

Ragam bahasa pidato dipengaruhi oleh:
(1)   Tujuan (menghibur, memberi, tahu, mengajak/meminta)
(2)   Situasi (resmi, stengah resmi, tidak resmi)
(3)   Pendekatan isi pidato (pendekatan akademis/intelektual, pendekatan moral, pendekatan sosial)
Pidato resmi menyajikan materi yang bersifat mulia dan kebenaran yang bersifat universal. Bahasa yang digunakan ragam lisan baku, tanpa unsur kedaerahan, menggunakan lafal yang benar, struktur kalimat sesuai dengan tata bahasa, misalnya pidatopresiden menyambut tamu negara. Pidato tidak resmi, pidato ilmiah, menyajikan kebenaran fakta yang bersifat objektif, universal dengan ragam lisan baku yang serba terukur kebenarannya, misalnya presentasi skripsi, tesis, atau desertasi.
C.   Ragam pidato ilmiah

Pidato ilmiah terdiri beberapa jenis, antara lain: presentasi makalah ilmiah, presentasi skripsi, presentasi tesis, presentasi desertasi, dan pidato pengukuhan guru besar. Penulisan makalah ilmiah dilanjutkan dengan presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Sedangkan penulisan skripsi, tesis, atau disertasi dilanjutkan dengan presentasi, pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan penentuan kelulusan.
Untuk mendapatkan hasil optimal, presenter ilmiah harus memperhatikan etika ilmiah, ketentuan lembaga, kemampuan personal dan kemampuan teknis, dan keunggulan perilaku :
(1)   Etika ilmiah
(2)   Ketentuan lembaga
(3)   Kemampuan personal
(4)   Kemampuan teknis
(5)   Perilaku unggulan

D.   Ragam pidato resmi
Kata resmi mempunyai beberapa pengertian :
1)      Resmi karena situasinya, misalnya, pidato kenegaraan oleh pejabat negara
2)      Resmi karena kemuliaan isi dan situasi, misalnya, khotbah agama di dalam gedung ibadah(misalnya khotbah jumat di dalam masjid bagi pemeluk agama islam)
3)      Resmi karena informasi dan kekhidmatan situasi penyampaian dalam suatu upacara, misalnya pidato akad nikah/perkawinan
4)      Resmi karena isi atau materi mengandung kebenaran universal dan disampaikan untuk mewakili suatu negara
E.    Ragam bahasa tulis resmi
Ragam bahasa tulis resmi ditandai oleh:
1)      Penyajian materi/pesan yang bersifat mulia dan kebenaran yang bersifat universal
2)      Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten
3)      Penggunaan bentuk lengkap, bentuk yang tidak disingkat
4)      Penggunaan imbuhan secara eksplisit dan konsisiten
5)      Penggunaan kata ganti resmi dan menghindari penggunaan kata ganti tidak resmi
6)      Penggunaan pola frase yang baku
7)      Penggunaan ejaan yang baku pada bahasa tulis dan lafal yang baku pada bahasa lisan
8)      Tidak menggunakan unsur tidak baku, misalnya unsur kedaerahan dan asing
F.    Ragam bahasa sastra
Ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, penulis cenderung menekankan gaya pengungkapan simbolik dengan memadukan unsur intrinsik dan ekstrinsik, kisalnya dalam roman, novel, cerita pendek, dan lain-lain. Namun, ragam ini sering digunakan juga dalam iklan promosi produk komersial, terutama dalam upaya menyentuh perasaan konsumen yang menekankan kesenangan, keindahan, kenyamanan, dan lain-lain. Misalnya, iklan sabun mandi untuk kecantikan, mobil yang menawarkan kepuasan kenyamanan dalam paduan keindahan, kenyamanan, dan kemewahan, pakaian dan asesorisnya, dan lain-lain. Ragam bahasa sastra menyenangkan bagi pembacanya tanpa mendorong pembaca untuk membeli suatu produk, sedang iklan bersifat persuasif agar pembaca (pendengar) membeli produk.
Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak menggunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.

G.   Ragam bahasa berita
Ragam bahasa berita lazim digunakan dalam pemberitaan media elektronik (televisi, radio), media cetak (majalah,surat kabar), dan jurnal. Bahasa berita menyajikan fakta secara utuh dan objektif. Untuk menjamin objektivitas berita, penyaji perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)      Tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan
2)      Tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat penyaji
3)      Tidak menambah tanggapan pribadi
4)      Tidak memihak kepada siapa pun, dan
5)      Tidak menggunakan perasaan suka atau tidak suka

2.5           Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaiannya
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaiannya terbagi menjadi 3 yaitu : (1) Ragam formal (2) Ragam semiformal (3) Ragam nonformal
PEMAKAIAN KATA GANTI DAN SAPAAN; IMBUHAN DAN PARTIKEL PENEGAS; SERTA PILIHAN KATA TERTENTU DALAM RAGAM FORMAL, SEMIFORMAL, DAN NONFORMAL
Ragam
Kata ganti dan Sapaan
Imbuhan dan Partikel penegas
Pilihan Kata Tertentu





Formal



saya – Anda
saya – Bapak
saya – Ibu
saya – Saudara




... sudah menerima ...
... sudah membaca ...
betulkan
mengobrol
minum kopi



beri tahu(kan)
uang
sudah
tidak
begitu
seperti itu
sebentar
saja
laki-laki/pria
perempuan/wanita






Semiformal






aku – Bung
aku – Kamu
aku – Mas/Dik
aku – Mbak






... sudah terima ...
... sudah baca ...
betulin/bikin betul
ngobrol
ngopi
lho, kok
sih, deh

kasih tahu
duit
sudah
tidak
gitu
kayak gitu
sebentar
saja
orang laki/anak laki
orang perempuan/anak perempuan





Nonformal


gue – Bang/Mbak
gue – lu (elu)
gue – Neng
gue - Situ


... udah terima ...
... udah baca ...
Betulin
ngobrol
ngopi
lho, kok
sih,deh

bilang(in)/omong(in)
doku/fokus
udah
ngga
gitu
kek gitu
entar/bentar
aja
cowok
cewek


            Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi resmi adalah ragam formal atau ragam baku, yaitu ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Ragam formal mutlak menuntut pemakaian kata dan kalimat baku. Sedangkan ragam nonformal tidak  mutlak menuntut persyaratan tersebut. Agar lebih jelas, perhatikan tabel peruntukan pemakaian ragam nonformal dan ragam formal dibawah ini.










PEMAKAIAN RAGAM NONFORMAL DAN RAGAM FORMAL
Ragam Nonformal Lisan
Ragam Formal Lisan
Dipakai untuk :

v  Berbicara sehari-hari di rumah
v  Bergunjing
v  Bercerita
v  Mengobrol

Dipakai untuk :

v  Berceramah ilmiah
v  Berpidato resmi
v  Berdiskusi formal
v  Berdebat resmi

Ragam Nonformal Tulis
Ragam Formal Tulis
Dipakai untuk :

v  Menulis surat kepada kerabat
v  Menulis surat kepada teman
v  Menulis surat kepada pacar
v  Menulis catatan harian
Dipakai untuk :

v  Menulis surat resmi
v  Menulis makalah, artikel
v  Menulis proposal
v  Menulis laporan formal










BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
          Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
          Ragam bahasa dapat timbul karena adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen.
          Ragam bahasa indonesia terbagi menjadi 3 yaitu :
1.     Berdasarkan media
2.     Berdasarkan cara pandang penutur
3.     Berdasarkan topik pembicaraan

3.1 Saran
    Sudah seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia mempelajari ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Rini, Tri indrayanti.2015. Bahasa Indonesia. Surabaya: Victory Inti                 Cipta
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi
HS, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Widasarana Indonesia
Tim Kebahasaan Program Studi PGSD Universitas Muhammadiyah Tangerang.
            2013. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia. Tangerang



















0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com