Sabtu, 19 Desember 2015

PENALARAN KARANGAN (INDAH)

0





 PENALARAN KARANGAN

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perkuliahan Bahasa Indonesia yang Dibina oleh Haerudin, M.Pd.


Oleh :
INDAH PERMATA SARI
NIM : 1584202117

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Tangerang
2015/2016
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas Makalah “PENALARAN BERFIKIR DEDUKTIF DAN BERFIKIR INDUKTIF”. ini guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia . Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “PENALARAN ,CARA BERFIKIR DEDUKTIF DAN CARA BERFIKIR INDUKTIF” yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Perguruan tinggi. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada Dosen Pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.



Tangerang, 14 Desember 2015


Penyusun













DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  ................................................................................................... 2
DAFTAR ISI    ..............................................................................................................          .. 3
BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Pembahasan .........................................................................................................  4

BAB II  PEMBAHASAN
1.  Pengertian Penalaran ................................................................................................ 5
1.1 Proposisi .......................................................................................................... 6
1.1.1 Jenis Jenis dan Bentuk Proposisi .............................................................. 7
1.2 Pengertian inferensi dan Implikasi ................................................................... 8
1.3 Wujud evidensi ................................................................................................ 8
1.4 Cara menguji data ............................................................................................ 9
1.5 Cara menguji Fakta ......................................................................................... 11
1.6 Cara menilai autoritas ..................................................................................... 12
2. pengembangan alamiah  .......................................................................................... 12
3.  Berfikir Deduktif ...................................................................................................  13
       3.1 Ciri-ciri Paragraf Deduktif ............................................................................. 13
       3.2 Urutan Logis  ................................................................................................. 13
            3.2.1 Urutan Peristiwa (Kronologis) ................................................................ 13
            3.2.2 Urutan Ruang ......................................................................................... 14
            3.2.3 Urutan Alur Penalaran ........................................................................... 14
            3.2.4 Urutan Kepentingan ............................................................................... 14
3.3 Silogisme Kategorial....................................................................................... 15
3.4 Silogisme Hipotesis......................................................................................... 15
3.5 Silogisme Alternatif........................................................................................ 15
3.6 Entimen.......................................................................................................... 15
4.  Berfikir Induktif..................................................................................................... 16
4.1 Generalisasi Dan Spesifikasi...................................................................... 16
4.2 Klasifikasi ................................................................................................. 17
4.3 Hipotesa dan Teori Analogi....................................................................... 17
4.4 Analogi...................................................................................................... 18
4.5 Hubungan Kausalitas................................................................................. 19
4.6 Induksi dalam metode eksposisi ............................................................... 20

BAB III.  PENUTUP
3.1  Kesimpulan ......................................................................................................... 21
3.2  Saran.................................................................................................................... 21

Daftar Pustaka





BAB I  PENDAHULUAN

1.1                         Latar Belakang

Pentingnya mengetahui pengertian dari penalaran, penalaran deduktif dan penalaran induktif dapat membedakan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif di zaman sekarang dimana kaimat kaimat di Indonesia yang semakin berkembang. Serta keharusan untuk mampu mengapikasikan bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam sebuah kalimat.Penalaran merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Selain penalaran bagian dari penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif akan kita ketahui pada makalah ini serta sub sub dalam penalaran/berfikir deduktif maupun induktif.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penalaran itu, proposisi,dan jenis jenis proposisi dan bentuk-bentuk
      proposisi?
2. Apa itu penalaran deduktif ?
3. Apa itu penalaran induktif ?

1.3 Tujuan Pembahasan
Diharapkan pembaca mengetahui pengertian dari penalaran, penalaran deduktif dan penalaran induktif. Diharapkan juga agar pembaca dapat membedakan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif serta mampu mengapikasikannya dalam kalimat.




















BAB II  PEMBAHASAN

1.     Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan  indera  (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlahproposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkansebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar .  Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.Pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Penaralan mempunyai beberapa pengertian, yaitu: (1) proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan, (2) menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu sim-pulan, (3) proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru. (4) dalam karangan terdiri dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan. (5) pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru. (Widjono, 2012)

1.1 Proposisi

Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama. Proposisi disebut sebagai “tempat kebenaran” bukan bahwa proposisi itu selalu benar, melainkan karena hubungan yang diakui atau diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan hasilnya pun dapat benar dan dapat salah.Unsur-unsur proposisi :
a. Term subyek : hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaranditujukan.
b. Term predikat : apa yang diakui atau diingkari tentang subyek
c. Kopula : penghubung (adalah, bukan/tidak) antara term subyek dan term predikat, dan sekaligus member bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan itu.
Setiap proposisi selalu mengandung ketiga unsur itu. Itu sebabnya setiap proposisi selalu berupa kalimat, meskipun tidak setiap kalimat adalah proposisi.Dalam logika, sebuah kalimat adalahproposisi apabila isi kalimat tersebut sanggup menjadi benar atau salah (dapat dinilai benar atau salah) = kalimat berita (informatif).Konsep atau ide atau juga pengertian adalah bersifat kerohanian dan dapat diungkapkan ke dalam bentuk kata atau istilah atau juga beberapa kata. Ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau istilah disebut dengan “term”.Term sebagai ungkapan konsep jika terdiri atas satu kata atau satu istilah maka term itu dinamakan term sederhana atau term simpel, dan jika terdiri atas beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks.Term subyek dalam kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term minor adalah premis minor), sedangkan term predikat dalam kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term mayor adalah premis mayor).Term yang bukan term mayor dan bukan term minor adalah term tengah, yang hanya terdapat dalam premis dan tidak muncul dalam kesimpulan.


1.1.1  Jenis Jenis dan Bentuk Proposisi

A.Dari bentuknya proposisi terbagi menjadi :
o   Proporsi Tunggal yaitu proporsi yang hanya memiliki atau terdiri dari satu Subjek dan satu Predikat.
Contoh :
Ø  seorang siswa harus rajin membaca. Ana adalah seorang siswa.Ana harus rajin membaca.
Ø  Mahasiswa harus menjaga kebersihan.Tono adalah seorang mahasiswa.Tono harus menjaga kebersihan.
o   Proporsi majemuk yaitu proporsi yang terdiri dari satu Subjek danterdapat lebih dari satu Predikat.
Contoh:
Ø  Semua murid harus rajin dan giat.
Ø  Semua kelas harus bersih dan nyaman.
B. Dari sifatnya proporsi terbagi menjadi :
o   Proporsi Kategorial yaitu proporsi dimana hubungan Subjek dan Predikat tiadak membutuhkan syarat apapun.
Contoh :
Ø  Semua Kelinci berkaki empat
Ø   Semua Becak beroda tiga.
o   Proporsi Kondisional yaitu proporsi dimana Subjek dan Predikat memerlukan syarat tertentu.dalam proporsi ini haruslah terdapat sebab dan akibat.
Contoh :
Ø  Jika tidak rajin membaca,maka saya akan menjadi bodoh.
Ø  Jika tidak sarapan, saya akan lapar.


o   Proporsi Kualitatif terbagi menjadi :
ü  Proporsi Positif yaitu proposisi yang Subjek dan Predikatnya terdapat penyesuaian atau proposisi yang memiliki Predikat yang membetulkan Sujek.
Contoh :
Ø  Semua anak SMP adalah lulusan SD.
Ø   Semua manusia adalah makhluk hidup.
ü  Proposisi Negatif yaitu proposisi dimana Subjek dan Predikatnya tidak memiliki hubungan atau Predikatnya tidak membetulkan Subjek.
Contoh:
Ø  Semua tumbuhan bukanlah manusia.
Ø  Semua kucing bukanlah ikan.
o   Proposisi Kuantitas terdiri dari :
ü  Proposisi Universal yaitu proposisi yang Predikatnya membenarkan semua Subjek.

Contoh :
Ø  Semua mobil memiliki roda.
Ø  Semua makhluk hidup memerlukan air.
ü  Proposisi Khusus yaitu proposisi yang Predikatnya tidak membenarkan semua Subjek.
Contoh :
Ø  Tidak semua daun berwarna hijau.
Ø  Tidak semua bunga berwarna merah

1.2 Pengertian inferensi dan Implikasi
A. Pengertian inferensi
Inferensi adalah suatu proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi. Ada dua cara yang bisa ditempuh dalam inferensi yaitu inferensi induktif dan inferensi deduktif. Inferensi deduktif terdiri atas inferensi langsung dan inferensi tidak langsung (inferensi silogistik). Inferensi langsung adalah penarikan konklusi hanya dari sebuah premis.
Ada jenis lima penalaran langsungyaitu: inversi,konversi,obvesrsi,kontraposisi,dan oposisi Inversi adalah penalaran langsung dengan cara dengan menegasikan subjek proposisi premis dan menegasikan atau tidak menegasikan baik subjek maupun predikat proposisi premis, maka inversi itu disebut inversi lengkap. Inversi dilakukan dengan menegasikan subjek proposisi premis, sedangkan predikatnya tidak dinegasikan, maka inversi itu disebut inversi sebagian. Inferensi  Adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dankonteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur).



Terdapat 2 jenis metode Inferensi :
·           inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh :
Ban motor ani pecah sedangkan ani besok ingin pergi ke kampus, tetapi ani tidak mempunyai uang untuk mengganti ban motor.
kesimpulan:
ani besok tidak pergi ke kampus karena ban motornya pecah.

·           Inferensi Tak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.Inferensi yang menjembatani
kedua ucapan tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudekkomplit.




B. Pengertian inferensi  Implikasi

·         Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan.
·         implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan Dalam logika:
·         Implikasi logis dalam logika matematika.
·          Kondisional material dalam falsafah logika Jadi definis implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau keadaan terlibat
Contoh : implikasi manusia sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentinganya.

1.3 Wujud evidensi

Pengertian Wujud Evidensi yaitu Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi. Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal dengan pernyataan dan penegasan. Pernyataan tidak berpengaruh apa-apa pada evidensi, ia hanya sekedar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata.

1.4 Cara menguji data

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:

ü  Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta.v Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi.

ü  Menurut sifatnya, data dibagi atas dua bagian yaitu:
a.      Data kualitatif.
Data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas objek yang dipelajari.
b.      Data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang memiliki harga yang berubah-ubahatau bersifat variabel.

ü  Menurut sumbernya data dibagi menjadi:
a.      Data Intern
Data intern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari dalam suatu instansi ( lembaga atau organisasi ).
b.      Data Ekstern
 Data ekstern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari luar instansi.
Data ekstern dapat dibagi menjadi:
·         Data primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang menggunaklan data tersebut. Data yang diperoleh seperti hasil wawancara atau pengisian kuisioner yang biasa dilakukan peneliti. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti atau observer melakukan sendiri penelitian atau observasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaannya dapat berupa survey atau percobaan ( eksperimen ).
·         Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian lembaga atau instansi seperti BPS, Mass Media, Lembaga Pemerintahan atau swasta dan sebagainya. Yang menjadi perhatian dalam penggunaan data sekunder adlah sumber data, batasan konsep yang digunakan, serta tingkat ketelitian dalam pengumpulan data.

Ø  Menurut jenisnya.
Menurut jenisnya, data terdiri dari dua bagian, yaitu:
a.      Data Kontinu
Data kontinu merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran.
b.      Data Diskrit
Data diskrit merupakan data yang diperoleh dari hasil perhitungan.Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh penelitidalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah atau dianalisis
ü  TESTes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.Ditinjau dari sasaran atau objek yang dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes atau alat ukur lain. Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa soal-soal tes, dan soal tes terdiri dari banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu jenis variable.
ü  ANGKET (kuesioner).
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis tergantung dengan sudut pandang tertentu.
ü  INTERVIEW.
Interview sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden untuk menggali informasi.
ü  OBSERVASI Didalam pengertian psikologik,
observasi atau pengamatan adalah merupakan seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan dengan penciuman, penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan dengan menggunakan indra disebut pengamatan langsung.Di dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara dan lain-lain.


ü  DOKUMENTASI.
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya semua barang-barang yang yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi , peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan, peninggalan benda purbakala yang merupakan symbolsymbol atau gambar. instrumen dalam penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena benar tidaknya data yang dikumpulkan akan tergantung dari baik tidaknya instrument pengumpul data. Setelah instrument dirancang maka sebelum digunakan sebaiknya peneliti melakukan uji coba lebih dulu untuk mengetahui apakah responden bisa memahami pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.


1.5 Cara menguji Fakta

Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang diperoleh adalah fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut ada dua tingkat. Yang pertama untuk meyakinkan bahwa semua bahan data tersebut adalah fakta. Yang kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Cara menguji fakta ada dua yaitu : Konsistensi dan Koherensi.
1)      Konsistensi.
Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam halsemantik atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan.

2)      Koherensi.
Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya penambahan (aditif), rentetan (seri), keseluruhan ke sebagian, kelas ke anggota, penekanan, perbandingan (komparasi), pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal), kesejajaran(paralel), tempat (lokasi), dan waktu (kala).






1.6 Cara menilai autoritas

Metode ini digunakan untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak dapat digunakan secara efektif. Cara lain dengan bertanya atau menggunakan pengalaman orang lain. Seorang mahasiswa tidak perlu pergi ke bulan untuk mengetahuitentang keadaan dan situasi bulan. Mereka dapat bertanya pada dosennya atau orang yangmempunyai pengalaman dalam bidangnya. Menghindari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan atau hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
1)      Tidak mengandung prasangka.Pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli ata didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
2)      Pengalaman dan pendidikan autoritas.Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
3)      Kemashuran dan prestise.Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain.
4)      Koherensi dengan kemajuan.Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.


2.     Pengembangan Alamiah

Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi. Adapun yang dimaksud dengan setia pada urutan waktu adalah bahwa pengembangan itu harus bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang terus sampai pada titik waktu yang selanjutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng, atau narasi yang lainnya,  mengadopsi model pengembangan alamiah yang demikian ini.(rahardi,2009)
Pengembangan paragraf secara alamiah ini didasarkan pada urutan ruang dan waktu (kronologis). Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Adapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.(Widjono,2012)

3.     Berfikir Deduktif



Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian, konteks penalaran deduksi tersebut konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran deduksi tergantung pada premisnya (proposisi tempat menarik kesimpulan). Artinya, jika premisnya salah, mungkin akan membawa kita pada hasil yang salah. Begitu juga sebaliknya. Penarikan kesimpulan secara deduktif, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus, dan diakhiri simpulan khusus yang berupa prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku khusus.karangan deduktif mempunya bermacam-macam jenis berdasarkan teknik prngrmbangannya maupun uraian isinya.(Widjono,2012).

A.     Menarik simpulan secara langsung
Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh kalimat :
Semua ikan bernafas melalui insang. ( premis )
Semua yang bernafas melalui insang adalah ikan. ( simpulan ).

B.     Menarik simpulan secara tidak langsung
Penarikan ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus.
Contoh :
·        Silogisme Kategorial.
Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
Premis umum : premis mayor ( My )
Premis khusus : premis minor ( Mn )
Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )
Contoh silogisme kategorial :
My : Semua mahasiswa Universitas Mulawarman memiliki KTM.
Mn : Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Mulawarman.
K : Aini Fatimah memiliki KTM.

3.1  Ciri-ciri Paragraf Deduktif

1.      Kalimat utama berada di awal paragraf.
2.      Kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan.

3.2   Urutan Logis

Karangan disusun berdasarkan satu kesatuan konsep, dikembangkan dalam urutan logis, sistematik, jelas, dan akurat. Urutan dapat disusun berdasarkan urutan peristiwa, waktu, ruang, penalaran (induksi, deduksi, sebab-akibat, proses, kepentingan, dan sebagainya. Berikut ini beberapa contoh paragraf dalam urutan tersebut.


3.2.1    Urutan Peristiwa (Kronologis)

Karangan dengan urutan peristiwa secara kronologis berarti menyajikan bahasan berdasarkan urutan kejadian. Peristiwa yang terjadi lebih dahulu diuraikan lebih dulu, peristiwa yang terjadi kemudian diuraikan. Urutan dapat disajikan dengan pola sebagai berikut :

Cara pertama : urutan kronologis secara alami
      Peristiwa 1,
      Peristiwa 2,
      Peristiwa 3, dan seterusnya

Cara kedua : urutan peristiwa dengan sorot balik (flashback).
1.      peristiwa terakhir

peristiwa pertama
2.      peristiwa kedua
peristiwa ketiga

3.      peristiwa terakhir

(1) peristiwa terakhir, (2) peristiwa pertama s.d ketiga dalam bentuk sorot balik atau flashback, (3) kembali per-istiwa terakhir dan melanjutkan cerita.

3.2.2    Urutan Ruang  

Urutan ruang dipergunakan untuk menyatakan hubungan tempat atau ruang. Untuk menyatakan urutan ruang itu antara lain kita dapat menggunakan ungkapan-ungkapan :
            di sana, di sini, di situ,                                                berhadapan,
            di, pada                                                           bertolak belakang dengan,
            di bawah, di atas,                                            berseberangan,
            di tengah,                                                        melalui, belok kanan
            di utara, di selatan,                                          belok kiri, ke depan
            di depan, di muka                                           ke atas, ke sampiung,
            di belakang                                                      di sisi, di seberang,
            di kiri, di kanan,                                              di hadapan,
            di luar, di dalam,                                             di persimpangan,

3.2.3    Urutan Alur Penalaran

Berdasarkan alur penalarannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan umum-khusus dan khusus-umum. Urutan ini telah di bicarakan pada bagian terdahulu. Urutan ini menghasikan paragraf deduktif dan induktif. Dalam karangan yang panjang terdiri beberapa bab akan menghasilkan bab simpulan.
Urutan umum-khusus banyak dipergunakan dalam karya ilmiah. Tulisan yang paragraf-paragrafnya dikembangkan dalam urutan ini secara menyeluruh lebih mudah dipahami isinya. Dengan membaca kalimat-kalimat pertama pada paragraf-paragraf itu, pembaca dapat mengetahui garis besar isi seluruh karangan.



3.2.4    Urutan Kepentingan

Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan gagasannya yang dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang penting sampai kepada yang paling tidak penting atau sebaliknya.


3.3  Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum  Premis Mayor (My)
Premis khusus Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA


3.4  Silogisme Hipotesis

Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditionalhipotesis.Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.


3.5  Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:            
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada diBogor.

3.6 Entimen

            Entimen adalah silogisme yang diperpendek.
Contoh :
Entimen:  Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.

Penjelasan:
C  = Ali ; ia
B  = tidak mau menerima suap
A   = pegawai yang baik


Rumus :
C = B, karena C = A


 
C = B, karena C = A


Contoh di atas silogisme yang dijadikan entimen. Jika entimen dapat dikembalikan menjadi silogisme
Contoh :
Entimen :  Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.
C  : Badu
B  : harus bekerja keras
A  : orang yang ingin sukses

4         Berfikir Induktif
PENALARAN INDUKTIF

Penalaran merupakan pemiikiran, logika, pemahaman.  Penalaran adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan.  Penalaran berlawanan dengan pancaindera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran. Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
Contoh penalaran induktif :
kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kelinci berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Panda berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Pada Penalaran Induktif terdapat beberapa bentuk.



4.1  Generalisasi Dan Spesifikasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.
Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan.
Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

Contoh kesalahannya:
Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajahtampan.


Macam-macam generalisasi :

1.      Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
2.      Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon. Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

4.2 Klasifikasi

Klasifikasi adalah pengelompokkan fakta berdasarkan atas ciri atau kriteria tertentu. klasifikasi ada dua jenis, yaitu klasifikasi sederhana yang hanya mengelompokkan objek menjadi dua kelompok, misalnya: manusia terdiri dua jenis yaitu pria dan wanita; dan klasifikasi kompleks yang mengelompokkan objek menjadi tiga kelompok atau lebih, misalnya: usia manusia dapat dikelompokkan kedalam beberapa kelompok, yaitu anak balita, anak uasia sekolah, SD,SMP,dan SMU, orang dewasa dan manula.(menurut: widjono,2012)
Klasifikasi merupakan suatu cara pengembangan paragraf melalui pengfelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Ungkapan byang biasa dijumpai yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, mengklasifikasikan.(

4.3  Hipotesa dan Teori Analogi

Hipotese (hypo“di bawah“, tithenai“menempatkan“) adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penentu dalam peneliti fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta lain secara lebih lanjut. Sebaliknya teori sebenarnya merupakan hipotese yang secara relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.

Contoh :
Tanzi & Davoodi (1998) membuktikan bahwa dampak korupsi pada pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan melalui empat hipotesis (semua dalam kondisi ceterisparibus) :
·         Hipotesis pertama: tingginya tingkat korupsi memiliki hubungan dengan tingginya investasi publik. Politisi yang korup akan meningkatkan anggaran untuk investasi publik. Sayangnya mereka melakukan itu bukan untuk memenuhi kepentingan publik, melainkan demi mencari kesempatan mengambil keuntungan dari proyek-proyek investasi tersebut. Oleh karena itu, walau dapat meningkatkan investasi publik, korupsi akan menurunkan produktivitas investasi publik tersebut. Dengan jalan ini korupsi dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi.
·         Hipotesis kedua: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya penerimaan negara. Hal ini terjadi bila korupsi berkontribusi pada penggelapan pajak, pembebasan pajak yang tidak sesuai aturan yang berlaku, dan lemahnya administrasi pajak. Akibatnya adalah penerimaan negara menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
·         Hipotesis ketiga: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya pengeluaran pemerintah untuk operasional dan maintenance. Seperti yang diuraikan pada hipotesis pertama, politisi yang korup akan memperjuangkan proyek-proyek investasi publik yang baru. Namun, karena yang diperjuangkan hanya proyek-proyek yang baru (demi mendapat kesempatan mencari keuntungandemi kepentingan pribadi) maka proyek-proyek lama yang sudah berjalan menjadi terbengkalai. Sebagai akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
·         Hipotesis keempat: tingginya tingkat korupsi berhubungan dengan kualitas investasi publik. Masih seperti yang terdapat dalam hipotesis pertama, bahwa dengan adanya niat politisi untuk korupsi maka investasi publik akan meningkat, namun perlu digaris bawahi bahwa yang meningkat adalah kuantitasnya, bukan kualitas. Politisi yang korup hanya peduli pada apa-apa yang mudah dilihat, bahwa telah berdiri proyek-proyek publik yang baru, akan tetapi bukan pada kualitasnya. Sebagai contoh adalah pada proyek pembangunan jalan yang dana pembangunannya telah dikorupsi. Jalan-jalan tersebut akan dibangun secara tidak memenuhi persyaratan jalan yang baik. Infrastruktur yang buruk akan menurunkan produktivitas yang berakibat pada rendahnya pertumbuhan ekonomi.

44. Analogi

Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.
Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran.

A.     Jenis-jenis Analogi:

1.  Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

2.  Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

4.5  Hubungan Kausalitas

Hubungan kausalitas adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

A.     Macam hubungan kausal :

1.      Sebab- akibat.
Contoh:
Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2.      Akibat – Sebab.
Contoh:
Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3.      Akibat – Akibat.
Contoh:
Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.

4.6  Induksi dalam metode eksposisi

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisiditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Langkah menyusun eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.




BAB III  PENUTUP

3.1            Kesimpulan

Dari hasil makalah tentang penalaran dan jenis-jenisnya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak sekali yang dapat kita pelajari dari penalaran tersebut.  Bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagaipremis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisas.Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yangbersifat umum.

3.2             Saran

Dengan adanya makalah ini di harapkan para pembaca lebih memahami pengertian proposisi dan bagian bagian dari proposisi.






DAFTAR ISI


Rahardi, R. Kunjana,2009 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga.
Tim Kebahasaan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Tangerang,2013 Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia. Tangerang : Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Widjono,2012 Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com