BAHASA INDONESIA
KETERAMPILAN BERBAHASA
Diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa indonesia
Disusun oleh :
Iif latifatul qolbiyah
(1584202079)
PROGRAM
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TANGERANG
Disusun oleh :
Iif latifatul qolbiyah
(1584202079)
PROGRAM
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TANGERANG
|
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr Wb
Dengan menyebut
nama ALLAH yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Puji syukur atas segala nikmat dan pertolongan-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “KETERAMPILAN BERBAHASA”
dengan tepat waktu.
Terimakasih kepada bapak Haerudin, M.Pd yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam pembuatan makalah ini. Dan tak lupa terima
kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu mendukung saya secara moral
maupun material.
Dalam makalah ini, saya mencoba memaparkan hal-hal
yang berkaitan dengan “KETERAMPILAN
BERBAHASA” sesuai dari beberapa sumber buku yang saya ambil. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak memiliki
kekurangan sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan, saya
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri sebagai penulis
dan orang yang membacanya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Tangerang, Desember 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.3
TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian keterampilan berbahasa
2.2
Jenis-jenis keterampilan berbahasa
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bahasa
Indonesia merupakan salah satu cabang ilmu dalam ranah pendidikan, baik mulai
dari tingkat SD(Sekolah Dasar), SMP(Sekolah Menengah Pertama), SMA(Sekolah
Menengah Atas) bahkan sampai tingkat perguruan tinggi. Dimana Bahasa Indonesia
memiliki kedudukan penting didalamnya. Dan keterampilan dalam berbahasa pun
sangatlah penting karena dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan
berbahasa yang telah kita miliki meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau
kualitas yang berbeda.
Keterampilan
berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa
lisan.keterampilan berbahasa tulis yang terdiri dari keterampilan membaca dan
menulis. Dan keterampilan berbahasa lisan yang terdiri dari keterampilan
menyimak dan berbicara. Kegiatan menyimak dan berbicara adalah kegiatan yang
dilakukan secara alami yang bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan
berbicara dan pemahaman terhadap pembicaraan yang dilakukan. Hal itu akan lebih
nyata terlihat dalam masyarakat pada umumnya dibandingkan membaca dan menulis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan
keterampilan berbahasa?
2. Sebutkan dan jelaskan
keterampilan berbahasa tulis?
3. Sebutkan dan jelaskan
keterampilan berbahasa lisan?
1.3 TUJUAN
Adapun
tujuan yang diharapkan penulis yaitu agar pembaca mengerti ataupun memahami
komponen keterampilan dalam berbahasa untuk memperluas wawasan pengetahuan
keterampilan berbahasa serta mengembangkan pemahaman dan kemampuannya dalam
berbahasa yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian keterampilan berbahasa
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu
dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas. Keterampilan
berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang seorang pelajar khususnya,
karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dan memahami
suatu maksud. (Tarigan, 1990: 351) mengungkapkan ada 4 aspek dalam keterampilan
berbahasa, yang terdiri dari keterampilan bahasa tulis dan keterampilan bahasa
lisan, yaitu:
1. Keterampilan membaca
2. Keterampila menulis
3. Keterampilan menyimak
4. Keterampilan berbicara
Keterampilan menyimak dan
keterampilan berbicara merupakan keterampilan bahasa lisan. Sedangkan
keterampilan membaca dan keterampilan menulis merupakan keterampilan bahasa
tulis.
2.2 Jenis-jenis keterampilan berbahasa
1.
Keterampilan membaca
A. Pengertian membaca
Aktivitas
membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca
sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental.
Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang
dilakukan pada saat membaca.
Membaca
adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui medi data
kata-kata bahasa tulis. Membaca juga suatu kegiatan atau cara dalam
mengupayakan pembinaan daya nalar.
Harjasajuna
juga mengemukakan bahwa membaca merupakan suatu proses. Membaca bukanlah proses
yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi
pada suatu perbuatan tunggal. Membaca diartikan sebagai ucapan kata-kata,
mengidentifikasi kata dan mencari arti dari sebuah teks.
B. Tujuan membaca
1. Membaca untuk menikmati
keindahan yang terkandung dalam bacaan
2. Membaca untuk menambah wawasan atau
pengetahuan
3. Membaca untuk mendapat
informasi
4. Membaca untuk memperoleh
ide-ide utama
5. Membaca untuk memperoleh
fakta-fakta
6. Membaca untuk menilai dan
mengevaluasi
7. Membaca untuk membandingkan
8. Membaca untuk menyimpulkan
C. jenis-jenis membaca
1. Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah suatu
aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca
dengan proses mengkomunikasikan isi bacaan(dengan nyaring) kepada orang lain
untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang
pengarang.
2. Membaca
dalam hati
Membaca
dalam hati adalah cara atau teknik membaca tanpa suara. Menurut aminuddin,
membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruhan
isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan
pengalaman maupun dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa di ikuti
gerakan lisan maupun suara.
Sedangkan
menurut robin, membaca dalam hati merupakan proses intelektual yang komplek
yang mencangkup kemampuan utama yaitu, penguasaan makna dan kemampuan berfikir
tentang konsep verbal.
Tujuan utama membaca
dalam hati adalah :
a. Berkonsentrasi
fisik dan mental
b. Membaca
secepat-cepatnya
c. Memahami
isi
d. Menghayati
isi
e. Mengungkapkan
kembali isi bacaan
Manfaat
membaca dalam hati adalah agar kita lebih fokus, agar materi yang ada lebih
mudah masuk dalam otak, dan agar tidak mengganggu konsentrasi orang lain.
3. Membaca
ekstensif
Membaca
ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Objeknya meliputi
sebanyak mungkin teks dalam waktu yang
sesingkat munkin.progam membaca ini sangat besar menfaatnya dalam memberikan
manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para siswa
yang mengikutinya.
Membaca ekstensif
meliputi tiga jenis membaca :
a. Membaca
survei ( survey reading )
Membaca survei adalah
sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum isi serta
ruang lingkup dari bahan bacaan yag hendak dibaca. Oleh karna itu, dalam
prakteknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang
dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya, bab
serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukanyang dipergunakannya.
b. Membaca
sekilas (skimming )
Membaca sekilas atau
membaca skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerk dengan
cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan
informasi secara cepat.
Sedangkan soedarso
mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara
sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
c. Membaca
dangkal ( superficial reading )
Membaca dangkal atau
superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang
dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.
Membaca superficial ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan,
membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang ;
misalnya cerita pendek, novel, majala, dan sebagainya. Membaca dangkal ini
dilakukan dengan santai.
4. Membaca
intensif
Membaca
intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama.
Dalam membaca ini, para siswa henya membaca satuatau beberapa pilihan dari
bahan bacaan yang ada. Program membaca intensife merupakan salah satu upaya
untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.
5. Membaca
teliti
Membaca
ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang terdapat dalam teks
bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang
digunakan si penulis.
Pembaca
dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan kaitan
antara gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun dalam setiap
paragraf.
6. Membaca
pemahaman
Membaca
pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami
standar-standar atau norma-norma kesastraan,
resensikritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.
7. Membaca
kritis
Membaca
kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang
hatii, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
8. Membaca
ide
Membaca
ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh
serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaaan. Menurut tarigan membaca
ide merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atau
pertanyaan berikut dari suatu bacaan :
a) Mengapa
hal itu merupakan judul atau topik yang baik
b) Mesalah
apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaaan tersebut
c) Hal-hal
apa yang di peljari dan yang dilakukan oleh sang tokoh.
9. Membaca bahasa asing
Membaca
bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya bertujuan untuk memperbesar
daya dan untuk mengembangkan kosakata, dalam tataran yang lebih luas tetu saja bertujuan
untuk mencapai kefasihan.
10.
Membaca sastra
Membaca
sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam hubungannya dengan
kepentingan epresiasi maupun dalam hubungannya dengan kepentingan studi dan
kepentingan pengkajian.
11. Membaca
literal, kritis, dan kretif
Membaca
literal merupakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menagkap arti yang
tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya berusaha menangkap informasi
yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang
lebuh dalam lagi, yakni makna yang tersirat.
Membaca
kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang
hati, mendalam, evaluatif,serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan
belaka.dengan membaca kritis pembaca akan dapat mencamkan lebih lama terhadap
apa yang dibacanya dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih matap
dari pada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir kritis.
Membaca
kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nialai tambahan dari pengetahuan
yang baru yang terdapat dalam bacaaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang
menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan ynag sebelumnya pernah didapatkan.
D. Permasalahan dalam keterampilan berbicara :
·
Kepercayaan diri
·
Pengetahuan
·
Penyampaian
·
Topik/materi
·
Penguasaan materi
·
Situasi dan kondisi
·
Penampilan
·
Pengetahuan bahasa
2.
Keterampilan Menulis
A. Pengertian menulis
Menulis dapan dianggap sebagai proses ataupun suatu hasil.
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah
tulisan. Seperti diketahui menulis itu adalah sebuah keterampilan sehingga
dapat dilatih sedemikian rupa untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Menulis
pun merupakan sebuah proses kreatif yang menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa
tulis
B. Tujuan menulis
1. Untuk memberikan informasi
seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain
kepada pembaca.
2. Sebagai sarana pendidikan
seperti : catatan di buku, rangkuman, dan latihan soal.
3. Untuk memberikan keterangan
terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang. Seperti menjelaskan
bentuk, ciri-ciri, warna, dan berbagai
hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.
C. Permasalahan dalam
keterampilan menulis
1. Tata kalimat
2. Tata tulis
3. Tidak terbiasa
4. Motivasi
5. Pengetahuan
6. Kecepatan
7. Kurang percaya diri
8. Menentukan tema
3.
keterampilan menyimak
A. pengertian menyimak
Hakikat menyimak dapat dilihat dari
berbagai seni(Logan: 1972). Menyimak dapat dipandang sebagai suatu sarana,
sebagai suatu keterampilan, dan sebagai suatu seni. Menyimak dikatataka suatu
sarana karena adanya kegiatan yang dilakukan seseorang pada waktu menyimak yang
harus melalui tahap mendengar bunyi-bunyi yang telah dikenalnya. Kemudian
secara bersama bersamaan ia memaknai bunyi-bunyi itu. Dengan cara ini, ia mampu
meng interpretasikan dan memahami makna rentetan bunyi-bunyi itu. Sebagai suatu
keterampilan, menyimak bertujuan untuk berkomunikasi karena melibatkan
ketermpilan yang bersifat aural dan oral. Berdasarkan pandangan ini harus
dibedakan antara mendengar dengan menyimak. Mendengar merupakan fase awal dari
menyimak, sedangkan menyimak merupakan fase kedua, yaitu fase pemaknaan
simbol-simbol aural. Menyimak suatu
seni karena menyimak itu memerlukan kedisiplinan, konsetrasi, parfisipasi akif,
pemahaman, dan penilaian.
Menyimak bermakna mendengarkan
dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russel&Russell, 1959:
Anderson, 1972).
B. Tujuan menyimak
1. Menyimak untuk belajar artinya menyimak
dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh
pengetahuan dari bahan ujaran pembicara.
2. Menyimak
untuk menikmati artinya menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang
diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam pentas seni).
3. Menyimak untuk mengevaluasi artinya
menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai sesuatu yang sedang disimak.
4.
Menyimak untuk mengapresiasi artinya menyimak agar dia dapat menikmati dan
menghargai sesuatu yang disimaknya.
5.
5. Menyimak untuk mengomunikasikan ide-ide artinya menyimak dengan maksud agar dia
dapat mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan-perasaan
kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6.
Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi artinya menyimak dengan maksud agar di
dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti,
mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya, ini terlihat nyata pada
seseorang yang sedang belajar asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli.
7.
Menyimak untuk memecahkan masalah artinya menyimak dengan maksud agar dia dapat
memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.
8. Menyimak untuk meyakinkan artinya menyimak dengan maksud meyakinkan
dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.
C. Proses menyimak
1. Tahap mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu
yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran yang disampaikannya.
2. Tahap memahami; setelah
mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik
isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara.
3. Tahap menafsirkan; penyimak yang baik, cermat, teliti, belum puas
kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin
menafsirkan isi tersebut.
4. Tahap menilai; setelah
memahami serta dapat menafsirkan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai
atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan
kelemahan pembicara.
5. Tahap menanggapi; tahap ini
merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut,
mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan
pembicara.
D. Faktor yang memengaruhi dalam menyimak
1. Faktor fisik
Kondisi fisik
seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan
serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Kesehatan dan kesejahteraan fisik
merupakan suatu modal penting yang turut menentukan bagi setiap penyimak.
2. Faktor psikologis
Sikap-sikap dan sifat-sifat seseorang kadang
sulit diatasi dalam suatu masalah seperti kurangnya simpati terhadap para pembicara
dengan aneka sebab dan alasan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian
sama sekali pada pokok pembicaraan. Sebaliknya faktor psikologis ini pun
mungkin pula sangat menguntungkan bagi kegiatan menyimak dengan penuh
perhatian. Maka faktor psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik dan
faktor psikologis yang negatif memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan
menyimak.
3. Faktor sikap
Setiap orang akan cenderung menyimak secara
seksama pada topik-topik pembicaraan yang dapat dia setujui ketimbang pada
topik-topik pembicaraan yang kurang atau tidak disetujuinya.
4. Faktor motivasi
Motivasi merupakan salah satu butir penentu
keberhasilan seseorang. Kalau seseorang memiliki motivasi kuat untuk
mengerjakan sesuatu, orang itu diharapkan akan berhsil mencapai tujuan. Begitu
pula dengan menyimak. Kalau kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga dari
pembicaraan itu, kita pun bersemangat menyimaknya dengan tekun dan
seksama.
5. Faktor jenis kelamin
Walaupun “sama berbulu”, jelas bahwa
perhatian kita berbeda-beda. Begitu pula kebiasaan-kebiasaan menyimak kita dapat
berbeda-beda satu sama lain.
Perbedaan Gaya Menyimak
Pria
|
Wanita
|
Aktif
|
Pasif
|
Keras hati
|
Simpatik
|
Rasional
|
Sensitif
|
Netral
|
Cenderung memihak
|
Menguasai emosi
|
Emosional
|
Berdikari
|
Reseptif
|
Tidak mau mundur
|
Mudah terpengaruh
|
6.Faktor lingkungan
Dalam mempertimbangkan lingkungan
fisik, lingkungan sekitar dan suasana tempat
haruslah nyaman untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasan.
7. Faktor peranan dalam masyarakat
Sebagai pendidik, kita ingin
sekali meyimak ceramah, atau siaran radio dan televisi yang berhubungan dengan
dengan masalah pendidikan dan
pengajaran. Begitu pula dengan para ahli pakar terkenal pun sama mereka pasti
haus akan menyimak hal-hal yang ada kaitannya dengan mereka, dengan profesi dan
keahlian mereka yang dapat memperluas cakrawala pengetahuan mereka.
E. Permasalahan dalam menyimak
·
Konsentrasi
·
Pendengaran
·
Pemahaman
·
Cepat lupa/Daya ingat
·
Motivasi
·
Situasi dan kondisi
·
Bahasa / kosakata
4. Keterampilan berbicara
A. Pengertian berbicara
Berbicara
dapat diartikan sebagai kemampuan yang mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk
mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan
(Brown dan Yule, 1983). Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang
paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk
perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologist, dan linguistik secara luas. Vallete (1977) berpendapat bahwa
berbicara merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat sosial.
B. Tujuan berbicara
Tujuan
utama berbicara adalah untuk komunikasi. Komunikasi merupakan pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan pesan secara
efektif, pembicara harus memahami apa yang akan disampaikan atau
dikomunikasikan. Henry guntur tarigan mengemukakan bahwa berbicara mempunyai
tiga maksud umum yaitu untuk memberitahukan dan melaporkan (to inform), menjamu
dan menghibur (to entertain), serta untuk membujuk, mengajak, mendesak, dan
meyakinkan (to persuade).
C. Permasalahan dalam
keterampilan berbicara:
·
Kepercayaan diri
·
Pengetahuan
·
Penyampaian
·
Topik/materi
·
Penguasaan materi
·
Situasi dan kondisi
·
Penampilan
·
Pengetahuan bahasa
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.
Keterampilan adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas. Keterampilan berbahasa
merupakan hal yang penting bagi seorang seorang pelajar khususnya, karena
dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dan memahami
suatu maksud. (Tarigan, 1990: 351) mengungkapkan ada 4 aspek dalam keterampilan
berbahasa, yang terdiri dari keterampilan bahasa tulis dan keterampilan bahasa
lisan, yaitu:
1. Keterampilan membaca
2. Keterampila menulis
3. Keterampilan menyimak
4. Keterampilan berbicara
Keterampilan menyimak dan
keterampilan berbicara merupakan keterampilan bahasa lisan. Sedangkan
keterampilan membaca dan keterampilan menulis merupakan keterampilan bahasa
tulis.
DAFTAR PUSTAKA
Santosa,
Puji, dkk. 2013. Materi Dan Pembelajaran
Bahasa Indonesia SD. Tangerang selatan: Universitas Terbuka.
Tarigan,
Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan,
Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .
Bandung: Angkasa.
Tarigan,
Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tarigan,
Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Nurjamal,
Daeng, dkk. 2014. Terampil Berbahasa.
Bandung: Alfabeta.
0 komentar:
Posting Komentar