BAHASA INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah bahasa Indonesia
“Kalimat”
Disusun
oleh :
Hanna
Shofiah 1584202158
Program
Pendidikan Matematika
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Muhammadiyah Tangerang 2015
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh
Dengan
menyebut nama Allaah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji syukur atas
segala nikmat dan pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Kalimat”.
Dalam
makalah ini, penulis mencoba memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan
pengertian kalimat, unsur-unsur kalimat, jenis-jenis kalimat, kalimat efektif,
dan beberapa kesalahan dalam kalimat. Makalah ini penulis susun bedasarkan apa
yang diperoleh dari beberapa sumber.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih memiliki
banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik, saran, dan usulan yang
bersifat membangun untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Mohon
maaf jika ada kata yang kurang berkenan, penulis berharap semoga makalah ini
dapat dipahami dengan mudah dan mampu memberikan manfaat bagi penulis sendiri
dan orang yang membacanya. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Tangerang,
15 Desember 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Daftar isi
……………………………………………………………………… i
Kata Pengantar
.………………………………………………………………. ii
Bab I Pendahuluan
-
Latar Belakang ………………………………………………………...
1
-
Rumusan Masalah …………………………………………………….. 1
-
Tujuan ……………….………………………………………………… 2
Bab II Pembahasan
-
Pengertian Kalimat …………………………………………………….
3
-
Unsur-unsur Kalimat
………………………………………………….. 4
-
Jenis-jenis Kalimat
……………………………………………………. 6
-
Kalimat Efektif ………………………………………………………...
9
-
Beberapa Kesalahan dalam Kalimat
………………………………… 10
Bab III
-
Kesimpulan ………...………………………………………………… 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa merupakan sarana
berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk menerima
pesan dari orang lain. Gagasan
dan ide yang disampaikan dalam pembicaraan atau tulisan
diungkapkan melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah-kaidah yang sudah ditentukan. Satuan
terkecil yang mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata),
sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran berupa kalimat.
Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang kalimat,
unsur-unsur kalimat, jenis-jenis kalimat, kalimat efektif, dan kesalahan yang
seringterjadi dalam kalimat. Padahal,
penggunaanya begitu dekat dan penting dalam masyarakat Indonesia.
Hal inilah yang menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian
kalimat, unsur-unsur
kalimat, jenis-jenis kalimat, dan kalimat efektif. Oleh karena
itu penulis berusaha untuk memberikan penjelasan tentang kalimat dalam makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2.
Apa unsur-unsur yang membangun sebuah
kalimat?
3.
Apa saja jenis-jenis kalimat?
4.
Apa yang dimaksud dengan kalimat
efektif?
5.
Apa saja kesalahan dalam kalimat yang
sering terjadi?
C. Tujuan
Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Sehingga pembaca dapat:
1.
Mengetahui pengertian dari kalimat.
2.
Mengetahui unsur-unsur yang membangun
sebuah kalimat.
3.
Mengetahui jenis-jenis kalimat.
4.
Mengetahui mengenai kalimat efektif.
5.
Mengetahui beberapa kesalahan dalam
kalimat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kalimat
Menurut
Finoza (1993:115) , “Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur
minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran yang sudah lengkap
dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda
baca titik, tanda tanya, atau tanda seru.”
Menurut
Widjono (2007:146) “kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan
kesatuan pikiran.”
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia “kalimat
adalah kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan
perasaan.”
Ciri-ciri
kalimat:
1. Dalam
bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasa
tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru,
atau tanda tanya.
2. Kalimat
aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.
3. Predikat
transitif disertai objek, predikat intransitif dapat disertai pelengkap.
4. Mengandung
pikiran utuh.
5. Menggunakan
urutan logis.
6. Mengandung
satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
7. Dalam
paragraf yang terdiri dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam
satuan makna pikiran yang saling berhubungan.
B.
Unsur Kalimat
Unsur
kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama
lazim disebut jabatan kata dalam kalimat, yaitu:
a) Subjek
(S) adalah bagian kalimat yag menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal,
atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh
jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.
b) Predikat
(P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam
keadaan bagaimana subjek (pelaku). Selain itu, sesuatu yang dinyatakan oleh P
dapat mengenai sifat, status , situasi, ciri atau jati diri. S. predikat dapat
berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi
dapat juga nomina atau frasa nominal.
c) Objek
(O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa
verba transitif (verba yang menuntut wajib hadirnya O). jika P diisi oleh verba
intransitif, O tidak diperlukan. Karena itulah sifat O dalam kalimat dikatakan
tidak wajib hadir. Contoh :
·
Kana memasak nasi (kata “memasak” adalah
P yang membutuhkan O setelahnya atau disebut verba transitif).
·
Aulia tidur (kata “tidur” adalah P yang
tidak membutuhkan O atau disebut verba intrasitif.
d) Pelengkap
(Pel) atau Komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak Pel umunya
dibelakang P yang merupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan
jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama. Hal lain yang membedakan Pel dan O
adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pel dapat
pula diisi oleh frasa adjektive dan frasa preposisional. Selain itu, letak Pel
tidak selalu persis di belakang P. kalau dalam kalimat terdapat O, letak Pel
adalah di belakang O sehingga urutan penulisan
bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel.
e) Keterangan
adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang
lainnya. Unsur keterangan dapat menerangkan S, P, O, Pel. Posisinya dapat
bersifat manasuka (dapat diwal, tengah, atau di akhir kalimat). Pengisi
keterangan adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbal, atau klausa.
f) Konjungsi
adalah bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan unsur-unsur kalimat dalam
sebuah kalimat. Konjungsi dibagi menjadi dua, yakni perangkai intrakalimat dan
antarkalimat. Contoh: Saya memanggil dokter, sedangkan ibu menjaga adik di
rumah.
g) Modalitas
dalam sebuah kalimat sering disebut keterangan predikat. Modalitas dapat
mengubah keseluruhan makna sebuah kalimat. Dengan modalitas tertentu makna
kalimat dapat berubah menjadi sebuah pernyataan yang tegas, ragu, lembut,
pasti, dan sebagainya. Contoh : Dia sebetulnya
seorang dokter.
C.
Jenis-jenis Kalimat
Kalimat
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya,
(b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya dan (d) susunan subjek predikatnya.
lihatlah bagan di bawah ini.
Berdasarkan jumlah
klausanya:
a.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu
klausa bebas. Kalimat tunggal sering disebut kalimat sederhana, kalimat
simpleks dan kalimat ekaklausa. Contoh: Dia datang dari Jakarta.
b.
Kalimat Majemuk dibagi menjadi dua:
1)
Kalimat majemuk setara bersifat koordinatif, tidak
saling menerangkan. Kalimat majemuk setara ada 4 macam, yaitu :
·
Setara gabungan menggunakan kata: dan,serta.
·
Setara pilihan mengunakan kata: atau.
·
Setara urutan menggunakan kata: lalu, lantas, kemudian.
·
Setara perlawanan menggunakan kata: tetapi.
2)
Kalimat mejemuk bertingkat disusun berdasarkan jenis
anak kalimatnya, yaitu:
·
Anak kalimat keterangan waktu menggunakan kata: ketika, waktu, saat, setelah, dan sebelum.
·
Anak kalimat keterangan sebab menggunakan kata: sebab, lantaran, karena.
·
Anak kalimat keterangan hasil (akibat) menggunakan
kata: hingga, sehingga, akhirnya.
·
Anak kalimat keterangan syarat menggunakan kata: jika, apabila, kalau andaikata.
·
Anak kalimat keterangan tujuan menggunakan kata: agar, supaya, demi, untuk, guna.
·
Anak kalimat keterangan cara menggunakan kata: dengan, dalam.
·
Anak kalimat keterangan posesif menggunakan kata: meskipun, walaupun, biarpun.
·
Anak kalimat keterangan pengganti nomina menggunakan
kata: bahwa.
Berdasarkan fungsi isinya kalimat dibagi menjadi:
a.
Kalimat deklaratif atau kalimat berita adalah kalimat
yang mengandung intonasi deklaratif yang dalam ragam tulisan diberi tanda titik
pada akhir konstruksi. Amanat yang dikandungnya berupa pemberitaan atau
pernyataan. Contoh: Gaji pegawai negeri tidak dinaikkan.
b.
Kalimat introgatif atau kalimat tanya adalah kalimat
yang mengandung intonasi introgatif yang dalam ragam tulisan diberi tanda tanya
(?) pada akhir konstruksi. Selain itu, ditandai pula oleh partikel tanda tanya
seperti –kah, atau, kata tanya seperti; apa, mengapa, bagaimana. Amanat yang
dikandungnya berupa pertanyaan atau keingian memperoleh jawaban. Contoh: Apa
yang Anda harapkan dari saya?
c.
Kalimat imperative atau kalimat perintah adalah
kalimat yang mengandung intonasi imperatif yang dalam ragam tulisan diberi
tanda seru (!) pada akhir konstruksi. Kalimat imperatif ditandai pula oleh
partikel –lah atau kata-kata seperti hendaklah, jangan. Amanat yang
dikandungnya berupa perintah atau keinginan agar orang melakukan apa yang
dikehendaki pembaca atau pembicara. Contoh: Jangan perhatikan ucapannya!
d.
Kalimat interjektif atau kalimat seru adalah kalimat
seruan yang mengungkapkan perasaan, dapat lengkap, dan dapat pula tidak
lengkap. Seruan ada dua macam yaitu (1) yang terjadi dari klausa lengkap
ditandai oleh partikel seperti: mudah-mudahan, alangkah dan (2) yang seperti:
aduh, wah, amboi. Contoh: Wah, ini baru kejutan!
Berdasarkan kelengkapan unsurnya,
kalimat dibedakan atas kalimat lengkap dan kalimat tak lengkap. Kedua jenis
kalimat ini dijelaskan sebagai berikut:
a.
Kalimat Lengkap adalah kalimat yang mengandung klausa
lengkap. Terdiri atas unsur subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap memiliki
klausa lengkap, yaitu sekurang-kurangnya unsur subjek dan predikat, disebut
juga kalimat mayor. Contoh:
( S )
( P )
Negara
Indonesia berdasarkan pancasila.
b.
Kalimat Tak Lengkap adalah kalimat yang terdiri atas
klausa yang tidak lengkap. Terdiri dari hanya subjek, hanya predikat atau
objek. Kalimat ini disebut juga kalimat minor. Contoh: Astaga!
Berdasarkan susunan subjek
predikatnya:
a.
Kalimat
biasa.
b.
Kalimat inversi adalah kalimat dengan susunan predikat mendahului subjek (kalimat
susun balik).
D.
Kalimat Efektif
Menurut
Finoza (1993:136) “kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan penutur penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula.
Menurut
Keraf (1973:35) “sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat
mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana ia dapat
mewakili secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca atau pendengar
terhadap apa yang dibicarakan.kalimat efektif memiliki kemampuan atau tenaga
untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar tau pembaca
identik dengan apa yang dipikirkan pembicara atau penulis.. disamping itu
kalimat yang efektif selalu tetap berusaha agar gagasan pokok selalu
mendapatkan tekanan atau penonjolan dalam pikiran pembaca atau pendengar.”
Menurut
Widjono (2007:146) “ Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas,
lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat dikatakan
singkat karena hanya menggunakan unsure yang diperlukan saja, dikatakan padat
karena makna sarat dengan informasi yang terkandung di dalamnya, dan sifat
jelas ditandai dengan kejelasan struktur kalimatdan makna yang terkandung di
dalamnya.”
Untuk
dapat mencapai keefektifan tersebut, sebuah kalimat efektif harus memenuhi
syarat-syarat berikut, yaitu:
a) Kesatuan
gagasan.
b) Kepaduan
unsur (koherensi yang baik dan kompak).
c) Keparalelan
bentuk.
d) Ketepatan
makna.
e) Kehematan
kata.
f) Kelogisan
bahasa.
E.
Beberapa Kesalahan dalam Kalimat
Beberapa
kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya:
a.
kalimat kontaminasi atau kalimat rancu adalah kalimat
yang kacau susunannya.
b.
ketidakjelasan unsur subjek dan predikat, dalam kalimat Pada sebagian kalimat yang tidak jelas unsur subjek dan tidak memiliki unsur predikat akan membuat ketidakefektifan dan hanya memiliki unsur
lain seperti objek, keterangan dan Pelengkap.
c.
gejala pleonasme dalam kalimat adalah penggunaan unsur kata atau bahasa yang berlebihan.
BAB
III
KESIMPULAN
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia “kalimat
adalah kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan
perasaan.”
Unsur
kalimat terdiri dari subjek, predikat,objek, pelengkap, keterangan, konjungsi,
dan modalitas.
Jenis-jenis
kalimat yaitu kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah
klausa pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya dan (d)
susunan subjek predikatnya.
Menurut
Finoza (1993:136) “Kalimat Efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan penutur penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula.” syarat-syarat kalimat efektif yaitu:
a) Kesatuan
gagasan.
b) Kepaduan
unsur (koherensi yang baik dan kompak).
c) Keparalelan
bentuk.
d) Ketepatan
makna.
e) Kehematan
kata.
f) Kelogisan
bahasa.
Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya:
a.
kalimat kontaminasi atau kalimat
rancu.
b.
ketidakjelasan unsur subjek dan
predikat.
c.
gejala pleonasme dalam
kalimat.
Daftar
Pustaka
Finoza, Lamuddin. 1993. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: DIKSI Insan Muli
Keraf, Gorys. 1973. Komposisi. Jakarta : Nusa Indah
Widjono. 2007. Bahasa
Indonesia. Jakarta: Grasindo
0 komentar:
Posting Komentar