Ejaan yang Disempurnakan
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir Semester Ganjil
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir Semester Ganjil
Dosen pengampu:
Haerudin, M.Pd
Disusun oleh:
Nurul Januar Ramadhani 1584202147
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TANGERANG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini dengan judul " Ejaan yang Disempurnakan".
Makalah ini ditulis untuk melengkapi kegiatan mata kuliah bahasa Indonesia di Universitas Muhammadiyah Tangerang pada akhir semester ganjil 2015. Penulisan disusun dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Penulisan makalah ini dimungkinkan oleh adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingan tersebut kepada :
Bapak Haerudin selaku dosen pembimbing
Penulis menyusun makalah ini dengan sebaik - baiknya. Namun, penulis menyadari kemungkinan adanya kekurangan atau kesalahan yang tidak sengaja. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima dengan rasa syukur.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan kreativitas budaya bagi pembacanya.
Jakarta, 11 Desember 2015
Penulis
Nurul Januar Ramadhani
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Masalah 2
C. Tujuan 2
Bab II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan yang Disempurnakan 3
B. Pemakaian Huruf 3
C. Pelafalan Huruf1 4
D. Penulisan Kata dan Partikel 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 25
B. Saran 25
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AEYDSebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat Bahasa), pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksaannya pun disamping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekera atas dasar Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No.062/67, tanggal 19 September 1967.Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Mentri Pelajaran Malaysia, Tun Hussein Onn dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan.
Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972, berlaku sistem ejaan latin bagi bahasa Melayu (“Rumi”) dalamistilah Bahasa Melayu Malaysia) dan Bahasa Indonesia. Di Malaysia, Ejaan Baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama ( ERB). Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati HUT RI ke – XXVII, tanggal 17 Agustus 1972 diresmikan pemakaian Ejaan Baru untuk Bahasa Indonesia oleh Presiden RI. Dengan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah :•Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.•Penulisan kata.•Penulisan tanda baca.•Penulisan singkatan dan akronim.•Penulisan angka dan lambang bilangan.•Penulisan unsur serapan.Sebelumnya “oe” sudah menjadi “u” saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, “oe” sudah tidak digunakan.B.Manfaat tentang makalah EYD•Mengurangi kesalahan dalam penulisan kalimat•Tahu banyak tentang penulisan dengan baik sesuai dengan kaidah yang berlakuKemampuan mengaplikasi Ejaan yang Disempurnakan (EYD) merupakan syarat utama dalam berbahasa tulis. Penulisan berbasis ketelitian aplikasi Eyd, misalnya: propos, surat dinas, artikel, laporan, Skripsi , tesis, disertai, dan karangan yang didokumentasikan.
B. Masalah
1. Banyaknya kesalahan dalam penulisa kalimat
2. Kurang mengetahui tentang penulisan dengan baik sesuai dengan kaidah
C.Tujuan
1. Mengurangi kesalahan dalam penulisan kalimat
2. Tahu banyak tentang penulisan dengan baik sesuai dengan kaidah yang berlaku
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan yang Disempurnakan
1. Ejaan Yang Disempurnakan (disingkatEYD) adalah ejaan bahasa Indonesiayang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan Ejaan Republik atauEjaan Soewandi.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan)
2. Pengertian Ejaan ialah keseluruhan system dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman. Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya.(http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2013/02/ejaan-yang-disempurnakan-eyd-pengertian.html?m=uy)
B. Pemakaian Huruf
1. Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar digunakan pada:
a. Huruf pertama pada awal kalimat
Contoh:
Mari kita pikirkan lima tahun ke depan dan kita siapkan sekarang.
b. Huruf pertama kata yang berkenaan dengan agama, kitab suci, dan
nama Tuhan termasuk kata gantinya.
Contoh :
• Allah Tuhan Maha Pemurah
• Alqur'an Tuhan Yang Mahakuasa
• Budha Tuhan, Engkaulah pelindungku
• Injil Tuhan Yang Maha Esa
• Islam Tuhan, bimbinglah hamba-mu ke jalan yang lurus
• Kristen Tuhan, Yang Mahahidul Mahahidup
kekal,tolonglah kami
c. Huruf pertama petikan (kutipan)
Contoh : Mahasiswa bertanya,"Mengapa harus berubah?" Kata dosen, "Duluyang mempunyai sumber informasi ilmiah hanya dosen. Kini, sumber belajar banyak, mahasiswa dapat memilih Yang terbaik."
d. Huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan, yang diikuti dengan nama orang
contoh :
• Mahaputra Mohamad Yamin
• Nabi Muhammad
• Sultan Hamengkubuwono X
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama orang.
Contoh:
• Ia baru dinobatkan menjadi sultan
• Ia mempelajari riwayat nabi-nabi
• Ia mengikuti ajaran seorang imam
e. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh:
• Dokter Nugroho Iman Santosa
• Gubernur Sutyoso
• Jenderal Soeharto
Tetapi jika tidak diikuti nama orang huruf besar tidak dipakai.
Contoh :
• Duldia sersan sekarang sudah menjadi letnan
• Hadir juga beberapa menteri kesehatan negara tetangga.
• Siapa nama gubernur itu?
f. Huruf pertama unsur nama orang.
Contoh:
• Andi Malarangeng
• Megawati Soekarno Putri
• wage Rudolf Supratman
g. Huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama bahasa.
Contoh:
• bahasa Arab
• bangsa Indonesia
• suku Jawa
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak menunjukkan nama.
Contoh:
• Kata-kata asing itu harus diindonesiakan.
• Naskah ini akan diinggriskan.
• Sikapnya masih kebelanda-belandaan.
h. Huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan nama peristiwa sejarah.
Contoh:
• tahun Masehi hari raya idul fitri, idul adha
• bulan Oktober perang paderi
• hari Rabu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
i. Huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi
Contoh:
• Danau Batur Pelabuhan Tanjung Priuk
• Jalan Jenderal Sudirman Selat Malaka
• Kali Kapuas Terusan Suez
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama.
Contoh:
• Di propinsi itu ada beberapa buah danau.
• Kami akan mendaki gunung.
• Mereka mandi di sungai.
j. Huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau badan pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, termasuk juga singkatannya.
Contoh:
• Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
• Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
• Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Huruf kapital itu tidak dipakai jika tidak diikuti nama, baik nama lembaga, nama tempat, maupun nama dokumen.
Contoh:
Ia bekerja pada sebuah departemen.
Ia bekerja di universitas negeri.
Tindakannya sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
k. Huruf pertama nama buku, nama majalah, nama surat kabar, judul karangan, kecuali partikel (seperti di, ke, dan dari) yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
• Dari Ave Maria ke jalan Lain ke Roma karangan Idrus
• harian Kompas
• majalah Gatra
l. Huruf pertama istilah kekerabatan (seperti bapak, ibu, adik dan saudara) yang dipakai sebagai kata ganti atau kata sapaan.
Contoh:
• Kata paman kepada kami, " Benar Paman akan ke jepang."
• Kata ibu itu anaknya, "Apakah ayah akan membelikan komputer untukmu, Nak!"
• Tanya saya kepada ayah, "Apakah ayah akan membelikan saya komputer?"
Huruf kapital tidak dipakai jika istilah kekerabatan itu tidak dipakai sebagai kata sapaan.
Contoh:
Dia mempunyai dua orang saudara.
Kamu harus menghormati ibu dan ayahmu.
Yang duduk di sana bukan paman saya.
m. Huruf pertama singkatan kata yang menyatakan nama gelar, nama pangkat, dan istilah sapaan.
Contoh:
• Dr. Doktor
• Ny. Nyonya
• Drs. Doktorandus
• Sdr. Saudara
• Ir. Insinyur
• Se Sarjana Ekonomi
n. Nama kota yang mengikuti produk ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
• asinan Bogor
• gudeg Yogya
• batik Yogyakarta
• tempe Malang
o. Nama produk (karya) seni
Contoh:
• ketoprak Mataram
• legong Bali
• langgam Jawa
• ukiran Jepara
2. Huruf kecil
Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf besar (huruf kapital). Penulisan kata dalam posisi ini bukan pada awal kalimat, bukan nama orang, atau penggunaan lain yang tidak dipersyaratkan pada penggunaan huruf kapital. Akan tetapi, perlu diperhatikan, misalnya penulisan nama jenis, bukan nama produk, dan bukan nama tempat dalam geografi.
Contoh:
• kunci inggris (bukan kunci Inggris)
• pisang ambon (bukan pisang Ambon)
• harimau sumatera (bukan harimau Sumatera)
Sedangkan penulisan kata yang terkait dengan nama produk harus ditulis dengan huruf kapital, misalnya: gudeg Yogya, rendang Padang, lukisan,Bali.
3. Huruf miring
Huruf miring digunkan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang dicetak miring, diberi garis bawah tunggal.
Huruf miring digunakan untuk:
a. Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip dalam karangan.
Contoh:
Buku Bahasa Indonesia karangan Widjono Hs. dan Sintowati.
Majalah Tempo Mei,2004
SURAT kabar Kompas 18 Agustus 2003.
Judul karangan yang tidak diterbitkan, misalnya: artikel, makalah, atau skripsi tidak dicetak dengan huruf miring tetapi diapit tanda petik.
Contoh:
• "Bertekad Menegakkan Hukum," Media Indonesia, 12 Desember 2004.
• "Membentuk Merger mengatasi Persaingan," Kompas 26 Desember 2004.
• Ridwan Pangestu "Analisis Fungsi Laporan Keuangan terhadap Kinera Bisni,"Universitan Negeri Jakarta: Skripsi, 2004.
b. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh:
• Laporan ini tidak memasalahkan dampak psikologis karyawan. NY.IndiraGandhi bukan terbunuh melainkan dibunuh
• Kekayaan laut Indonesia dapat menghidupi dua ratus juta orang.
c. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
• Kata Production Design Centre diganti dengan Pusat Desain Produksi.
• Kreativitas baru berbahan baku Cassava membanjiri Eropa.
• Pendidikan mahasiswa berbasis pada Andragogie.
4. Huruf tebal
Huruf tebal digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan,yang akan dicetak tebal, diberi garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk menandai kata-kata yang dianggap penting,atau perlu mendapat perhatian, seperti: judul dan subjudul dalam karangan, nama (judul) tabel, atau kata yang menuntut perhatian khusus.
Contoh:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Pembatasan Masalah
C. Pelafalan Huruf
1. Pelafalan Bahasa Indonesia
Kata atau singkatan dalam bahasa indonesia dilafalkan menurut pengucapan dan pendengaran orang indonesia.
Singkatan Lafal Baku Lafal Tidak Baku
DPR de pe er di pi ar
KKN ka ka en ke ke en
LSM el es em el esm
2. Pelafalan Singkatan Asing
Singkatan asing Lafal Baku Lafal Tidak Baku
Unesco yu nes ko unesko
Unicef yu ni sef unisef
UNO yu en ou u n o; yu no
WTC doubleyu ti si we te ce
D. Penulisan Kata dan Partikel
1. Penulisan kata
Penulisan kata mencakup: kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, bentuk singkatan dan akronim, kata dasar, dan kata berimbuhan
a. Penulisan kata dasar
Penulisan kata dasar sering dihadapkan pada penulisan baku dan tidak baku. Penulisan karangan ilmiah, karangan yang di dokumentasi, dan surat-menyurat resmi harus menggunakan kata baku.
Perhatikan contoh berikut ini.
Benar Salah
aerobik erobik
akuarium aquarium
Alquran Alkuran
apotek apotik
arkais arkhais
atlet atlit
biaya beaya
bungalo bungalow
cenderamata cinderamata
Ekstrem ekstrim
energi energy
b. Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
Bahasan kata ulang mencakup: gabungan kata dasar, gabungan kata berimbuhan, gabungan kata dasar berubah bunyi, dan pengungan gabungan kata harus ditulis berdasarkan pedoman baku sebagai berikut.
1) Pengulangan Kata Dasar
Pengulangan kata dasar tidak menggunakan angka dua pada akhir kata, tetapi menggunakan tanda penghubungan.
Contoh:
Benar: cakap-cakap, kota-kota, orang-orang, rumah-rumah, tinggi-tinggi, pandai-pandai, rajin-rajin
Salah: cakap2, kota2, orang2, tinggi2, orang2, rumah2, rajin2.
2) Pengulangan Kata Berimbuhan
Pengulangan kata turunan (berimbuhan) ditulis dengan kata penghubung, tidak menggunakan angka dua.
Contoh:
Benar: berhubung-hubungan, beramai-ramai, dipukul-pukul, melambai-lambai, perlahan-lahan
Salah: ber-hubung2-an, ber-ramai2, di-pukul2, me-lambai2, per-lahan2
3) Pengulangan Gabungan Kata
Gabungan kata,terdiri atas dua kata atau lebih. Jika gabungan kata itu diulang, cukup mengulang kata pertama saja.
Contoh:
Benar: buku-buku berkualitas, gedung-gedung tinggi, meja-meja tulis, sumber-sumber daya berkualitas.
Salah: buku berkualitas-buku berkualitas, gedung tinggi -gedung tinggi, meja-tulis-meja tulis, sumberdaya-sumberdaya berkualitas
4) Pengulangan Kata Berubah Bunyi
bolak-balik (pengulangan konsonan berubah vokal)
huru-hara (pengulangan konsonan berubah vokak)
lauk-pauk (pengulangan vokal berubah konson)
ramah-tamah (pengulangan vokal berubah konsonan)
3. Penulisan Gabungan Kata
Penulisan gabungan kata mengikuti kaidah sebagai berikut:
1) Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Contoh:
Benar: jasa marga, kereta api cepat, kerja sama, tanggung jawab, tata surya, uji coba, wesel pos
Salah: jasamarga, keretaapi cepat, kerjasama, tanggungjawab, tatasurya, ujicoba, weselpos
2) Gabungan kata serangkai
Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, tidak dapat dikembalikan ke bentuk dan makna asal dituliskan serangkai.
Contoh:
Benar: barangkali, bumiputra, daripada, hulubalang, padahal, sekaligus, tunawicara
Salah: barang kali, bumi putra, dari pada, hulu balang, pada hal, sekali gus, tuna wicara
3) Gabungan kata terikat dan kata bebas
Penggabung kata terikat, yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang bermaknaber penuh bersama kata bebas, ditulis serangkai. Misalnya kata: non, tunatuna, sub, peri, antar, maha, eka, pasca, dwi, catur, antar, maha, dan lain-lain.
Misalnya:
Benar Salah
antarkota antar kota, antar-kota
caturwarga catur warga, catur-warga
mahabijaksana maha bijaksana, maha-bijaksana
nonkeuangan non keuangan, non-keuangan
pascapanen pasca panen, pasca-panen
subunit sub unit, sub-unit
Catatan:
1) Penggabungan kata terkait dengan kata berhuruf awal kapital, disisipi tanda hubung.
Benar Salah
non-Asia non Asia
non-Indonesia non Indonesia
non-APBN non APBN
2) Khusus penggabungan kata maha + esa yang terkait dengan sifat Tuhan ditulis terpisah,misalnya: Tuhan Yang Maha Esa. Kata maha + sifat Tuhan yang tidak diawali dengan imbuhan pe-di-tulis menyatu, misalnya: Tuhan Yang Mahakasih. Kata maha + sift Tuhan yang diawali dengan imbuhan pe-ditulis terpisah, misalnya: Tuhan Yang Maha Pengasih
3) Gabungan kata dasar + kata berimbuhan: penggabungan kata + kata,berawalan atau berakhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata terdekat dengannya. Sedangkan kata lain yang merupakan unsur gabungan dituliskan terpisah, tanpa tanda hubung.
Benar Salah
bertanda tangan bertandatangan, bertanda-tangan
hancur Leburkan hancurleburkan, hancur-leburkan
kasih sayangi kasihsayangi, kasih-sayangi
4) Penggabungan kata dengan konfliks berawalan + berakhiran se-kaligus, ditulis serangkai, tanpa tanda hubung
Benar Salah
dibudidayakan dibudi dayakan, dibudi-dayakan
ketidakadilan ketidak adilan, ketidak-adilan
mencampuradukan mencampur adukkan, mencampur-adukkan
4. Penulisan Kata Depan
a. Kata depan di dan awalan di-
Kata depan di diikuti kata benda (tempat), menyatakan arah atau tempat, sedangkan awalan di- diikuti kata kerja. Awalan di- dapat diikuti kata benda, misalnya: dicangkul (dapat disertai akhiran kan-, misalnya: dicangkulkan, dirumahkan). Kata depan di dapat diganti dengan kata depan dari atau ke, sedangkan awalan di- tidak dapat. Ketiga, kata depan di tidak dapat diganti dengan awalan me-, sedangkan awalan di- dapat.
Ke (kata depan)
• Ke mana saja kamu pergi, selama ini?
• Tolong pindahkan meja ini ke ruankeg tengah
Catatan:
Ke pada kata kemari dituliskan serangkai karena kata itu tidak dapat diganti menjadi dari mari atau dimari
Ke (awalan)
• Kaos cendera mata dari Bali itu ternyata kekecilan
• Apa keluaran pembelajaran ini?
• Tolong kemarikan,pekerjaanmu,akan saya periksa
5. Penulisan partikel
a. Partikel kah,lah,dan tah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahului
Contoh:
• apakah yang kau baca itu
• Bacalah buku ini
b. Partikel pun, per ditulis terpisah dengan kata yang mendahului
Contoh:
• Apa pun makannya, ia tidak pernah mengeluh
• Gajinya naik per,1 April 2004
6. Penulisan kata ganti
a. Kata ganti orang: ibu, ayah, saya, paman,atau kakek.
b. Kata ganti penunjuk:
• Kata ganti penunjuk umum : ini dan itu
• Kata ganti penunjuj tempat: sini, situ, atau sana
• Kata ganti penunjuk hal: begini dan begitu
c. Kata ganti penanya: siapa, apa, dan mana
7. Penulisan kata serapan
Kata serapan, adalah Kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah.
Dilihat dari,taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan:
a. Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia
Contoh: kab, sirsak, perlu,hadir dan botol.
b. Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya.
c. Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai dengan EYD.
8. Penyesuaian Ejaan Kata Serapan
Contoh:
Kata Asing Kata Baku
acceptor akseptor
aquarium akuarium
caustic kaustik
9. Penyesuaian Akhiran Asing
Contoh:
advokaat advokat
casein kasein
monarki monarhie
10. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
a. Angka dan Bilangan satuan
Benar salah
5 sentimeter lima sentimeter
25 liter dua puluh lima liter
11. Penulisan Bentuk Singkat, Singkatan, dan Akronim
a. Bentuk singkat adalah bentuk pendek yang diambil atau dipotong dari bentuk lengkapnya
b. Singkatan adalah bentuk pendek, yang diambil dari huruf-huruf pertama suatu frasa.
c. Akronim adalah bentuk pendek yang diambil dari sebuah frasa
12. Penggalan Kata
a. Pemenggalan Kata dasar
Contoh:
Ba-ik
Cap-lok
Ha-nyut
b. Pemenggalan Kata Berimbuhan
Contoh:
Sekecil -kecilnya bantuan sangat berguna bagi korban banjir
Setibanya bantuan tim SAR itu, korban segera dievakuasi
c. Pemenggalan kata kompleks
2. Tanda Baca
Tanda merupakan unsur yang penting dalam bahasa tulis.
Pemakaian tanda baca dalam ejaan bahasa Indonesia meliputi pemakaian:
a. Tanda titik (.)
Penulisan singkatan gelar akademik dan nama orang
R.M Purwonagoro
H.O.S. Cokroaminoto
Sedangkan singkatan terdiri dari tiga huruf atau lebih diberi satu titik pada akhir singkatan.
dkk.(dan kawan-kawan)
dll.(dan lain-lain)
dsb.(dan sebagainya)
Angka yang menyatakan jumlah
1.500 orang kepala keluarga 1
60.500 orang pendaftar
Angka yang tidak menyatakan jumlah
halaman 1250
Nip 140232749
b. Tanda Koma
• Tanda koma wajib digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu atau pembilangan
• Tanda koma wajib digunakan untuk kalimat majemuk setara, baik majemuk setara berlawanan, gabungan, urutan, maupun pilihan.
• Tanda koma tidak digunakan pada kalimat majemuk bertingkat yang diawali dengan induk kalimat.
• Tanda koma wajib digunakan untuk memisahkn kata transisi penghubung antarkalimat
• Tanda koma digunakan untuk memisahkn unsur atau bagian alamat yang ditulis menyamping
• Tanda koma digunakan di antara nama orang da gelar,akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga
• Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi
c. Titik Dua (:)
• Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang diberi rincian berupa kata atau frasa
• Titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkap kalimat yang mengakhiri pernyataan
• Titik dua harus diganti dengan titik satu pada kalimat lengkap yang diikuti suatu rincian berupa kalimat lengkap, dan tanda akhir rincian diakhiri titik.
• Titik dua diganti dengan titik
d. Tanda Hubung
• Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan
Contoh: tiga puluh dua-pertig (30 2/3)
• Selain digunakan pada kata ulang, tanda hubung digunakan untuk merangkaikan
Contoh: 1.000-an, ber-Ktp, se -Indonesia
e. Tanda Pisah
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat, menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas
Contoh:
Jurusan Jakarta-Purwekerto
Masa Kerja Kabinet Persatuan 1 Oktober 2004 - 1 Oktober 2009
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ejaan merupakan keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa. Ejaan yang disempurnakan bertujuan untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa indonesia yang baik dan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam EYD, seperti :
1. Pemakaian huruf
2. Penulisan kata
3. Pemakaian tanda baca
B. Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya perbaikan apabila salah dalam pemilihan kata, ejaan, dan penulisan. Juga apabila dalam pembahasan EYD ada yang tidam sesuai dengan kaidah EYD.
DAFTAR PUSTAKA
Hs,Widjono.2012.Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi.Jakarta:GRASINDO
Budi Artati,Y.2010.Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII semester
1.Klaten:Intan Pariwana
Ratna Dewi WidyaWendi Widya.2010.Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII
semester 2.Klaten:Intan Pariwana
Sumber lain:
http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2013/02/ejaan-yang-disempurnakan-eyd-pengertian.html?m=uy
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
0 komentar:
Posting Komentar