Sabtu, 19 Desember 2015

“Penalaran Deduktif (SILOGISME)” (MITHA)

0



“Penalaran Deduktif (SILOGISME)”
Yang Diajukan untuk menulis salah satu tugas
mata kuliah : Bahasa Indonesia 

Disusun Oleh :
Alvian Mitha Septiana
(1584202083)
Dosen Pembimbing :
Haerudin M.pd


    Program Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang

KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Bahasa Indonesia” .Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Yang membahas tentang “Penalaran Deduktif (SILOGISME)”, penalaran deduktif (silogieme) ini dilihat dari dalam kehidupan sehari-hari. Semoga makalah ini akan menjadi pembangkit minat pembaca mengenai penalaran deduktif (silogieme) sendiri.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis banyak mengharapkan bahwa makalah ini dapat berguna bagi seluruh pembaca tentang penalaran Deduktif (silogisme) ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Hormat kami,

PENULIS



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................2
DAFTAR ISI ....................................................................................................3


BAB 1 PENDAHULUAN

          1.1     Latar Belakang...............................................................................4
          1.2     Rumusan Masalah .........................................................................5
          1.3     Tujuan ...........................................................................................5
         
BAB II PEMBAHASAN

          2.1     Penalaran Deduktif  ......................................................................6
          2.2     Bentuk Standar Silogisme .............................................................6
          2.3     Struktur Silogisme..........................................................................7
          2.4     Prinsip Dasar Silogisme.................................................................8
          2.5     Jenis-Jenis Silogisme.....................................................................9 

BAB III PENUTUP

          3.1 Kesimpulan .....................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA










BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Berfikir adalah kegiatan manusia yang ada sejak manusia lahir hingga manusia
meninggal dunia. Kegiatan berfikir menggunakan akal sebagai medianya. Dan karena kemampuan berfikirlah, manusia dilebihkan oleh Allah dari pada malaikat dan syaitan, serta makhluk-maklhuk lainya untuk mengurus bumi. Sangat jelas sekali perbincangan Allah dengan makhluk-Nya yang diabadikan dalam Surat Al-Baqoroh ayat 30 – 34, bahwa manusialah yang ditakdirkan menjadi wakil Tuhan untuk mengurus bumi. Dan dalam surat At-Tien ayat 4, Allah menyatakan bahwa manusia diciptakan dalam sebaik-baik ciptaan-Nya. Karena apa manusia dikatakan makhluk Allah yang sempurna, jawabannya adalah karena kemampuan manusia untuk menggunakan akalnya atau berfikir.
Dalam berfikir, manusia dihadapkan dengan banyak persoalan-persoalan yang memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan. Dengan berbedanya manusia yang memikirkan, maka berbeda pula hasil dari pemikirannya tersebut. Dengan adanya kesalahan tersebut, maka dampak yang diakibatkan semakin besar, misalnya jika hasil pemikiran yang salah dijadikan dasar dalam kehidupan sehari-hari, maka manusia akan melakukan apapun sesuai dengan pemikirannya sendiri dan saling sesat dan menyesatkan. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kesalahan dalam berfikir atau menarik kesimpulan, maka para ilmuan menciptakan kaidah berfikir yang disebut dengan ilmu logika.
Dalam pembahasan ini, penulis membahas masalah bagaimana menarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan ada dua metode diantaranya metode induktif dan deduktif. Khusus bahasan makalah ini, adalah masalah penarikan deduktif atau silogisme. Untuk lebih jelasnya, penulis membahasnya dalam bab II Pembahasan.





















1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Penalaran Deduktif ?
       2.      Apa saja bentuk standar Silogisme ? 
      3.      Apa saja struktur Silogisme dan Pola dasarnya ?
      4.      Apa saja Prinsip Silogisme ?
      5.      Apa saja yang disebut Jenis-Jenis Silogisme ?




1.3  Tujuan

    1.      Menjelaskan yang dimaksud dengan Penalaran Deduktif
    2.      Menyebutkan apa saja bentuk standar Silogisme
    3.      Menjelaskan dan menyebutkan struktur dan pola Silogisme
    4.      Menjelaskan prinsip Silogisme nya
    5.      Menyebutkan apa saja jenis-jenis Silogisme


































BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Penalaran Deduktif
            Penalaran  adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubungkan-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan dan juga berfikir secara logis yang diawali dengan penyajian dan diakhiri oleh simpulan khusus yang berupa prinsip.
            Deduktif adalah deduksi yaitu: penarikan kesimpulan dari yang umum ke yang khusus
Dan Penalaran Deduktif merupakan metode untuk menarik kesimpulan dengan menghubungkan data-data yang bersifat umum, kemudian dijadikan suatu simpulan atau fakta yang khusus.

2.2       Bentuk Standar Silogisme
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, silogisme adalah bentuk, cara berfikir atau menarik kesimpulan yang terdiri atas premis umum, premis khusus, dan kesimpulan.
            Dalam silogisme terdapat dua premis dan satu simpulan. Premis merupakan pernyataan yang dijadikan dasar untuk menarik simpulan. Premis umum = Premis Mayor dan Premis khusus = Premis Minor
Premis umum (PU)      : berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota kelompok atau kumpulan sesuatu yang memiliki sifat atau ciri tertentu.
Premis minor (PK)       : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok atau kumpulan  sesuatu itu.
Kesimpulan  (K)          : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau ciri tertentu.




Rumus Silogisme:
PU       : semua A = B
PK       : semua C = A
K         : semua C = B

Contoh Silogime :
(  A)    Premis mayor             : Semua binatang punya mata
(  B)    Premis minor             : serigala termasuk binatang
(  C)    Kesimpulan               : serigala punya mata

= Kesimpulan diambil dari subjek minor dan predikat mayor.


2.3          Struktur Silogisme
Silogisme tersrtuktur dari tiga proposisi, dua proposisi yang disajikan dan satu proposisi yang diambil kesimpulan dari kedua proposisi tersebut. Proposisi yang disajikan namanya premis. Proposisi yang ke tiga dinamakan konklusi. Predikat Konklusi dinamakan premis mayor, dan subjek konklusi dinamakan premis minor. Dan term antara kedua preposisi dinamakan term penengah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam silogisme:

         Premis mayor disajikan terlebih dahulu daripada premis minor.
         Term penengah dilambangkan dengan M
         Term Mayor dilambangkan dengan P
         Term minor dilambangkan dengan S








                              Pola dasar silogisme

a.       Term middle adalah subyek premis dari mayor dan predikat premis dari minor.
Contoh :
Semua yang dilarang Tuhan mengandung bahaya
Mencuri dilarang Tuhan
Mencuri mengandung bahaya
b.      Term middle adalah predikat dari kedua premis mayor dan minor.
Contoh :
Semua makhluk hidup membutuhkan air
Tidak ada tumbuhan kering membutuhkan air
Jadi, tidak satupun tumbuhan kering adalah makhluk hidup
c.       Term middle adalah subyek dari kedua premis mayor dan minor.
Semua politikus adalah pandai bicara
Sebagian politikus adalah sarjana
Beberapa sarjana adalah pandai bicara
d.      Term middle adalah predikat dari premis mayor dan subjek dari premis minor.
Semua pendidik adalah manusia
Semua manusia akan mati
Sebagian yang akan mati adalah pendidik


    2.4             Prinsip dasar silogisme[1][3]
Terdapat dua buah hukum dasar silogisme, diantaranya:
      a.       Apabila ada dua buah term yang keduanya saling berhubungan dengan term lain, maka kedua term tersebut saling berhubungan pula. Contoh  A=C, B=C, sehingga A=B. dalam kalimat:
                Besi adalah logam yang sangat berguna
                Besi adalah logam yang murah
                Jadi, logam yang sangat berguna adalah logam yang paling murah
      b.      Apabila ada dua buah term, salah satu diantaranya mempunyai hubungan dengan term ke tiga dan term yang satu lainnya tidak, maka kedua hubungan tidak mempunyai hubungan satu sama lain. contoh: A=C, B≠C, maka A≠B. contoh dalam kalimat:
                  Tidak seorangpun manusia yang sempurna di dunia ini
                  Ali adalah manusia
                  Jadi, Ali tidaklah sempurna di dunia ini
     2.5 Jenis-jenis Silogisme
   
Silogisme kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh:
·         Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
·         Akasia  adalah tumbuhan (premis minor).
·         Akasia  membutuhkan air (Konklusi)

Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
Contoh:
·         Jika hujan saya naik becak (mayor)
·         Sekarang hujan.(minor)
·         Saya naik becak (konklusi

Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
·         Nenek Sumi berada di Bandung atau bogor.
·         Nenek Sumi berada di bandung
·         Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh entimen:
·         Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
·         Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.







BAB III PENUTUP

          3.1 Kesimpulan
 Silogisme adalah cara penalaran deduktif yang terdiri dari tiga proposisi; kedua proposisi sebagai premis dan yang satu sebagai kesimpulan, dengan cara membandingkan term predikat (P) pada Premis Mayor dengan term subjek (S) pada premis Minor, sehingga ditariklah sebuah kesimpulan.
Dengan demikian kita belajar berfikir tertib, jelas, tajam. Ini diperlukan karena mengajarkan kita untuk dapat melihat akibat dari suatu pendirian atau pernyataan yang telah kita lontarkan. Banyak orang merumuskan pendirian atau membuat pernyataan yang apabila ditelaah lebih lanjut, sebenarnya pendirian atau pernyataannya tadi kurang tepat atau kurang benar. Mungkin saja hal itu karena tidak mau menghargai kebenaran dari suatu tradisi atau tidak dapat menilai kegunaan yang besar dari sesuatu yang berasal dari masa lampau. Akan tetapi kita generasi penerus, proses pemikiran kita menurut kenyataannya mengikuti pola silogisme jauh lebih sering dari pada yang kita duga dan dari proses tersebut pemikiran kita lebih terbuka, tertib dan jelas.













DAFTAR PUSTAKA

Karomani. 2009. Logika. Yogyakarta: Candi Gebang Permai Blok R/6
Soekadijo, R.G. 2003. Logika Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

           
           
           







0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com