MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“PARAGRAF”
Disusun Oleh :
Wiwin Nur Afyani
158420142
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MATEMATIKA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah menciptakan kita dalam kesempurnaan yang kita miliki, sehingga kita
diberi kemampuan untuk membangun hidup yang lebih cerah dan penuh dengan
keindahan ini dengan tetap berada dalam hidayah-Nya. Shalawat beserta salam
semoga tercurah atas Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya
beserta seluruh umatnya sampai akhir pekan zaman.
Sesungguhnya kita semua hidup
bersaudara meskipun kita dilahirkan pada rahim yang berbeda, banyak pihak yang
telah menurut adat istiadat, agama dan lain-lain.
Penulis menyadari bahwa dalam
menyusun karya tulis ini banyak pihak yang telah memberi motivasi dan membantu
baik moral maupun materi. Oleh karena itu izinkan penulis untuk mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Bapak Khaerudin selaku
dosen dan yang telah memberi arahan kepada penulis.
2.
Ayah dan Ibu serta
keluarga yang telah banyak memberikan bantuan dan doanya.
3.
Dan tak lupa kepada
teman – teman yang membantu dan menyemangati dalam penulisan karya tulis ini.
Penulis menyadari akan masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis ini maka penulis berharap kritik dan
saran yang membangun guna langkah maju bagi penulis dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis menyerahkan segalanya
kepada Allah SWT dan semoga apa yang telah diberikan oleh beliau menjadi lebih
baik dan bermanfaat bagi penulis pribadi juga kepada semua pembaca umumnya.
Semoga semua menjadi amal bhakti bagi kita semua.
Tangerang, 18 Desember 2015
Penyusun
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang Masalah...........................................................1
b. Perumusan
Masalah.................................................................1
c. Tujuan
Penulisan.....................................................................2
d. Sistematika
Penulisan...............................................................2
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian
Paragraf................................................................3
b. Syarat
– Syarat Paragraf Yang Baik.........................................4
c. Unsur
– Unsur Paragraf..........................................................5
d. Jenis
– Jenis Paragraf.............................................................6
e. Pengembangan
Paragraf..........................................................7
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan.........................................................................20.
b. Saran..................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa
adalah alat komunikasi untuk berinteraksi sesama manusia, komunikasi adalah
fungsi utama bahasa. Di dalam karya tulis ilmiah ini mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat. Perbedaan antara paragraf dengan kalimat beda tipis pengertian
atau pembahasannya dan sebuah kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri,
melainkan kait – mengait dalam kalimat lain dan menjadi sebuah paragraf.
Paragraf
adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang mengadung ide pokok tertentu, dan diawali
dengan letaknya menjorok kedalam. Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan
kalimat yang saling berkaitan dengan kalimat yang satu dengan yang lain.
Paragraf juga disebut karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis
menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema
pembicaraan. Dalam satu paragraf terdapat beberapa kalimat, kalimat-kalimat
itulah iaslah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas
dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang
dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi
penentu banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.
Dalam
pembahasan ini ada beberapa persyaratan paragraf yang baik seperti apa, unsur –
unsur dalam paragraf pun akan dibahas didalam makalah ini, lalu jenis – jenis
paragraf juga sangat penting untuk kita ketahui, paragraf sendiri yaitu
diperlukan untuk megungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposis.
1.2 Perumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari
paragraf ?
2.
Apa saja syarat –
syarat paragraf yang baik ?
3.
Apa saja unsur – unsur
dari paragraf ?
4.
Apa saja jenis – jenis
dari paragraf ?
5.
Apa saja pengembangan
dari paragraf ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
definisi paragraf
2.
Untuk mengetahui syarat
– syarat paragraf yang baik
3.
Untuk mengetahui unsur
– unsu dari paragraf
4.
Untuk mengetahui jenis
– jenis dari paragraf
5.
Untuk mengetahui apa
saja pengembangan dari paragraf
1.3 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini
penulis merinci dan membagi dalam bab-bab agar terlihat sistematis. Adapun
bab-bab dalam penulisan karya tulis ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Masalah
b.
Perumusan Masalah
c.
Tujuan Penulisan
d.
Sistematika Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Pengertian Paragraf
b.
Syarat – Syarat
Paragraf Yang Baik
c.
Unsur – Unsur Paragraf
d.
Jenis – Jenis Paragraf
e.
Pengembangan Paragraf
BAB III PENUTUP
a.
Kesimpulan
b.
Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf
Paragraf
adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan
nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris
pertamamasuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125) “paragraf adalah seperangkat
kalimat yang membicarakan sesuatu gagasan atau topik”. Kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan
atau topik tersebut. Menurut Akhaidah dan kawan-kawan (1999:144) paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat
topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini
saling bertailan dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Paragraf juga merupakan bagian karangan tulis yang
membentuk satu kesatuan pikiran atau ide atau gagasan. Adapun kesatuan pikiran
atau ide atau gagasan yang disalinkan disebut paratone atau padu. Jadi paratone
dan paragraf sesungguhnya merujuk pada hal sama, yakni kesatuan pengungkapan
pikiran atau ide atau gagasan.
Setiap
paragraf dan paratone di kenalkan oleh satu ide pokok. Ide pokok harus dikemas
dalam sebuah kalimat, yakni kalimat topik atau kalimat utama.
Paragraf
juga disebut sebagai karangan singkat, dalam satu paragraf terdapat bentuk
kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat penutup. Kalimat –
kalimat ini terangkai menjadi kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan.
Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide
pokok paragraf yang dapat diungkapkan terdapat paragraf induktif dan deduktif.
2.2 Syarat – Syarat Paragraf Yang Baik
1. Kepaduan Paduan
Untuk
mencapai, langkah – langkah yang harus ditempuhaadalah kemampuan merangkai
kalimat segingga bertalian secara logis dan padu, yaitu menggunakan sebuah kata
penghubung. Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung
intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat
adalah kata yang memghubungkan anak
kalimat dengan induk kalimat. Sedangkan kata penghubung antarkalimat
adalah kata menghubungkan kalimat yang satu dengan lainnya. Contoh kata penghubung
intrakalimat yaitu karena, sehingga,
tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dan lain- lain. Contoh kata
penghubung antarkalimat yakni oleh,
karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan, dan lain – lain.
2. Kesatuan Paragraf
Syarat
paragraf yang baik adalah adanya kesatuan. Kesatuan berarti setiap paragraf
hanya mengandung satu pokok pikiran yang mewujudkan dalam kalimat utama.
Kalimat utama yang diletakkan diawal paragraf dinamakan paragraf deduktif,
sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Terdapat ciri-ciri dalam mebuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus
mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih
lanjut. Ciri – ciri yang lain yaitu kalimat utama pada dibuat lengkap dan
berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, naik kata penghubung
intrakalimat ataupun antarkalimat.
3. Kelengkapan Paragraf
Sebuah
pargraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat- kalimat
penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri
– ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan,
contoh, dan lain-lain. Kelengkapan paragraf berhubungan dengan cara
mengembangkan paragraf. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara, pertentangan,
perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi, dan klarifikasi.
Ada juga
beberapa syarat agar kalimat bisa menjadi suatu paragraf yang baik, yaitu :
a.
Penggunaan pengulangan
kata atau kunci
Kata
kunci (keywords) adalah kata yang
diulang untuk mengaitkan antar satu kalimat dengan kalimat lainnya,
b.
Penggunaan kata ganti
Kata
ganti adalah kata yang dapat menggantikan nominal atau frase nominal, misalnya:
dia, beliau, (pronominal persona ‘kata ganti orang’) itu, ini, disini, disitu
(pronominal demonstratif ‘kata ganti penunjuk’), dan –nya, -ku, -mu (pronominal
objektif ‘kata ganti sasaran’).
2.3 Unsur – Unsur Paragraf
Unsur
lahiriah paragraf juga berupa kalimat, frasa, kata, dan lain-lain; sedangkan
unsur nonlahiriah paragraf berupa makna atau maksud penulis yang dikandung
didalam keseluruhan jiwa paragraf itu. Secara lahiriah, khususnya paragraf
nonratif, lazimnya paragraf tersusun dari :
1.
Kalimat topik atau
kalimat utama
2.
Kalimat pengembang atau
kalimat penjelas
3.
Kalimat penegas
4.
Kalimat transisi
Dalam
paragraf naratif , ide pokok paragraf tersebar didalam keseluruhan kalimat yang
membangun paragraf naratif. Jadi paragraf naratif tidak selalu harus mengikuti
ciri-ciri lahiriah paragraf seperti disebutkan diatas. Unsur– unsur lahiriah
paragraf haruslah padu; unsur nonlahiriah paragraf juga harus satu. Kepaduan
lahiriah paragraf disebut koherensi; kesatuan nonlahiriah paragraf disebut
kohesi.
Kerangka
paragraf :
·
Dimulai dengan kalimat
topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.
·
Memberikan detail
pendukung untuk mendukung gagasan utama.
·
Ditutup dengan kalimat
penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.
2.4 Jenis – Jenis Paragraf
1. Paragraf
Narasi
Paragraf
narasi ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa
berdasarkan urutan waktu sehingga pembaca bisa merasakan kejadian tersebut.
Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan
suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah
paragraf yang pola pengembangnya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan
yang menciptakan atau menghasilkan seseuatu. Dalam paragraf narasi terdapat
alur cerita, tokoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki
kalimat utama.
Contoh paragraf
narasi :
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak
bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti
didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar
rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinyayang sakit. Sementara
bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf narasi
juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu :
·
Narasi Ekspositoris
Ialah
jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara
informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh
paragraf narasi ekspositoris:
Siang itu, sabtu
pekan lalu, Ramin bermain sngat bagus. Mula – mula ia menyodorkan sebuah
kontramelodi yang hebat, lalu bergantin dengan klarinet, meniupkan garis melodi
utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tagsi,
mengiring Ahmad, mempelai pria yang akan menyuntingMulyati, gadis yang rumahnya
di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan “Mars
Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar
Ahmad, sang pengatin....”
·
Narasi Sugestif
Ialah
jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu rekaan, khayalan, atau imajinasi
pangarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat,
dongeng, dan novel. Narasi sugetif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi
karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh
paragraf narasi sugestif :
Patih
pranggulangan menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke
tubuh Tunjungsekar. Tapi, aneh sebelum menyentuh tubuh Tanjungsekar, pedang itu
jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke
tubuh Tanjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, akan tetapi,
semuanya gagal.
2. Paragraf Deskripsi
Paragraf
deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang
mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin mambuat pembaca melihat,
mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh paragraf
deskriptif:
Masih melekat di
mataku,pamandangan indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak
terlalu besar datang bergulung silih bergantimenyambut siapapun yang datang
seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lebut yang
terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi mebuatku ingin kembali lagi.
Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan
biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku
karena ombak yang terus menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air
laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat
wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu
kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari
tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir
pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto – foto dengan latar
belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal
di kancah nasional maupun internasional pantai in tak pernah surut oleh wisatawan
yang datang.
Ciri-ciri
paragraf deskriftif ialah :
1.
Menggambarkan atau
melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
2.
Penggambaran dilakukan
dengan melibatkan panca indra (pengdengaran, penglihatan, penciuman,
pengecapan, dan perabaan)
3.
Bertujuan agar pembaca
seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
4.
Menjelaskan ciri-ciri
objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Didalam
paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragrf, yaitu :
1. Pola
proposal
2. Pola
sudut pandang
Pola sudut pandang
adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis menggambarkan
suatu objek.
Pola sudut pandang terbagi lagi
menjadi dua pola, yaitu :
1. Pola
Subyektif ialah pola yang menggambarkan ojek sesuai penafsiran dengan disertai
kesan atau opini dari penulis.
2. Pola
Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan
ojek secara apa adanya tanpa dsertai opinin penulis.
3.Paragraf
Eksposisi
Paragraf
eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca
dengan bertujuan untuk memberikan informasi segingga memperluas pengetahuan
pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berfikir dan
melibatkan pengetahuan.
Ciri-ciri
paragraf eksposisi :
1.
Memparkan definisi dan
memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
2.
Gaya penulisannya bersifat informatif.
3.
Menginformasikan atau
menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
4.
Paragraf eksposisi
umunya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana kapan, mengapa, dan bagaimana.
Contoh paragraf
eksposisi:
Sejak zaman dahulu,
nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi
manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga
bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memiliki fisik sebagai
berikut:daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengadung serat
bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal banyak
memiliki khasiat,belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi
komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat
sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan
seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan
kuliner seperti: kerupuk dan jelly lidah buaya.
Paragraf
eksposisi terbagi dalam beberapa jenis
yaitu:
·
Eksposisi definisi
Batasan
pengertian topik dengan memfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh paragraf
eksposisi definisi:
Ceplukan adalah
tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak
terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim penghijauan. Tumbuhan
ini memliki tinggi antara 30-50 cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang
yang berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kunin.
Daging buah ceplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung
beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit
paru-paru, kencing manis, dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa
khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan karena dianggap
sebagai tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang
lain.
·
Eksposisi Klasifikasi
Ialah
paragraf yang membag sesuatu dan mengelompokkannya kedalam kategori-kategori.
Contoh paragraf
eksposisi klasifikasi:
Sistem penanaman
jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang
digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan
wawasan moral dan agama.pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan
karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang.
Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan
pada efek personil karya satra pada kritikusnya.
·
Eksposisi Proses
Paragraf
jenis ini sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau
cara-cara tertentu.
Ciri-ciri
paragraf eksposisi proses:
Lemon dan jeruk nipis
ternyata meiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung
citric acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit
mati yang bisa menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan
memcampurkan perasan lemon atau jeruk nipis dengan air tawar, kemudian oleskan
diwajah secara merata dan biarkan selama 10-15 menit.setelah itu bilas wajah
dengan air hangat. Penerapan yang dilakukan secara rutin dan konsisten selama
15 hari akan membrikan hasil yang maksimal.
·
Eksposisi lustrasi
(contoh)
Pengembangannya
menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide.
Mengilustrasikan sesuatu dengan yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan
sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung “seperti”ndan “bagaikan”.
Contoh paragraf
eksposisi ilustrasi (contoh):
Sebenarnya, kondisi
ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai
aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka
kendaraan melintas dijalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini
menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik.indikator lain seperti
daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang
papan,misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang
permanen.
·
Eksposisi Pertentangan
Berisi
pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang
digunakan adalah “akan tetapi”, “meskipun begitu”, “sebaliknya”.
Contoh paragraf
ekposisi pertentangan:
Orang yang gemar
bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam. Sebaliknya,
orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana
terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di
desa-desa.
·
Eksposisi Berita
Ialah
paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak
ditemukan pada surat kabar.
Contoh paragraf
eksposisi berita:
Para pedagang daging
sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impr
daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai
70 persen. Sebaliknya, permkintaan terhadap daging ayam dan telur kini menjelit
sehingga harganya meningkat.
·
Eksposisi Perbandingan
Menerangkan
ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh paragraf
eksposisi perbandingan:
Tinju bukanlah jenis
olahraga yang banyak peminatnya, yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda
dengan olahraga jalan kaki, peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Karena,
tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan kaki.
·
Eksposisi Analisis
Proses
memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa
sebbagian, kemudian masing-masing sebbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh paragraf
ekposisi analisis:
Beragam teori
dibuktikan untuk menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang
berpendapat dia diancam oleh mafia. Seoarang detektif memperkirakan,
Merilynmeiliki hubungan dengan J.F Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian
yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS tersebut...
5.Paragraf
Argumentasi
Paragraf
argumentasi ialah jenis paragraf yang menggunakan ide, gagasan, atau pendapat
penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah
agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan
terbukti.
Ciri-ciri
paragraf argumentasi, yaitu:
1.
Menjelaskan suatu
pendapat agar pembaca yakin.
2.
Memerlukan fakta untuk
membuktikan pendapatnya biasanya berupa gamabr atau grafik dll.
3.
Menggali sumber ide
dari pengamatan, pangalaman dan penlitian.
4.
Penutup berisi
kesimpulan.
Jenis-jenis
paragraf argumentasi:
1.
Pola Anologi
Adalah
penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Contoh
pola anologi:
Sifat manusia
ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih
kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan
dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akansemakin merunduk.
Apabila padi itu kosong, ia akan beridir tegak.
2.
Pola Generalisasi (pola
umum)
Adalah
penalaran induktif dengan membndingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Contoh
pola analogi:
Setelah karangan
anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat
nilai 8. Anak – anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak
seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandai
mengarang.
3.
Pola Hubungan Sebab
Akibat
Adalah
paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan
sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh pola
hubungan sebab akibat:
Kemarau kali ini cukup
panjang. Sebelumnya,pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang
ditebang. Disamping itu,irigasi di desa ini tidak lancar. D tambah lagi dengan
harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam
menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa
in selalu gagal.
5.Paragraf
Persuasi
Paragraf
persuasi ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau
berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat
tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri – ciri
paragraf persuasi, yaitu:
1.
Persuasi berasal dari
pendirian bahwa pikiran manusia dapat di ubah.
2.
Harus menimbulkan
keprcayaan para pembacannya.
3.
Persuasi harus dapat
menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercyaan antara penulis
dengan pembaca.
4.
Persuasi sedapat
mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya
kesepakatan pendapatnya tercapai.
5.
Persuasi memerlukan
fakta dan data.
Contoh paragraf
persuasi:
Masyarakat Hindudi Bali
memiliki upacara kematian yang sangat unik memiliki daya tarik tersendiri untuk
wisatawan asing mapun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben
adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang
yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaanya membutuhkan berbagai
perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah
meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan di
kubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siapdan
lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak
ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena upacra ngaben di lakukan
oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.
Jenis paragraf
juga dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, untuk membedakan yang satu dengan
yang lain, paragfraf dapat dikelompokkan (1) menurut posisi kalimat topiknya,
(2) menurut sifat isnya, dan (3) menurut fungsinya dalam karangan. Anggota dari
ketiga itulah yang akan menunjukkan berbagai jenis paragraf.
1.
Jenis
Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
Kalimat
yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan
utama itula keberadaan kalimat topik dan letak posisinya dalam paragraf yang
penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf akan memberi warna bagi sebuah
paragraf, tak ubahnya seperti penekanan dalam sebuah kalimat. Penekanan dapat
dilakukan dengan cara menempatkan bagian yang dipentingkan pada posisi
tertentu.
Berdasarkan posisi kalimat topiknya,
paragraf dapat dibedakan atas empat macam yaitu, (1) paragraf deduktif, (2)
alinea induktif, (3) alinea deduktif – induktif dan (4) alinea penuh kalimat
topik.
a) Paragraf
Deduktif
kalimat
topik ditempatkan pada awal paragraf akan terbentuk alinea deduktif, yaitu
paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul
uraian atau rincian permasalahan paragraf. Perhatikan contoh dibawah ini.
Kebudayaan dapat dibagi atas dua
macam,yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik.Kebudayaan
fisik tampak jelas karena merujuk pada benda-benda.kebudayaan nonfisik ada
yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku. Contoh hasil kebudayaan fisik
adalah patung, lukisan, rumah, mobil dan jembatan. Contoh kebudayaan yang
berupa pemikiran adalah filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika.
Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat, tidur,
bertani, bahkan berkelahi.
|
Kalimat topik pada awal
paragraf
|
Kalimat
penjelas
|
b) Paragraf
Induktif
Bila
kalimat topik ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif,
yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri
dengan pokok permasalah paragraf.
Yang dimaksud dengan kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk pada
benda- benda.Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah
laku. Contoh hasil kebudayaan fisik adalah patung, lukisan, rumah mobil, dan
jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat,
pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika.hasil kebudayaan yang berupa
tingkah laku adalah adat istiadat, tidur, bertani, bahkan berkelahi. Jadi, kebudayaan dapat dibagi atas dua
macam, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik.
|
Kalimat
penjelas
|
Kalimat
topik pada akhir paragraf
|
c) Paragraf
Deduktif – Induktif
Bila
kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah
paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umunya menegaskan kembali gagasan utama yang
terdapat pada awal paragraf.
Pemerintah menyadari bahwa rakyat
Indonesia memerlukan rumah murah, sehat, dan kuat. Departemen
PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Agaknya bahan
perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian
para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula, bahan perlit dapat
dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha
ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha mebangun rumah murah, sehat, dan
kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
|
Kalimat
topik pada awal dan akhir paragraf
|
Paragraf Penuh Kalimat Topik
Ada
paragraf yang mempunya kalimat-kalimat yang sama pentingnya sehingga tidak ada
satupun kalimatnya bukan kalimat topik. Kondisi ini mengakibatkan terbentuknya
paragraf penuh kalimat topik. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam
uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan
fiksi. Inilah contoh paragrafnya.
Pagi hari itu aku duduk di bangku
panjang dalam taman dibelakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru
sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran
bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku.
|
Kalimat
topik pada seluruh paragraf
|
1.
Jenis
Paragraf Menurut Isinya
Isi
sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisnya dan
tuntuan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan. Peyelarasan sifat
isi paragraf dengan isi karangan sebernarnya cukup beralasan karena di muka
sudah dinyatakan bahwa pekerjaan menyusun paragraf adlah pekerjaan pengarang
juga. Walaupun karangan yang berbentuk satu paragraf merupakan karangan
sederhana, prinsip penulisannya sama dengan karangan kompleks, sama-sama
mempunyai topik, pendahuluan, uraian, dan penutup.
Berdasarkan sifat isinya paragraf
dapat digolongkan atas lima macam:
a) Paragraf
persuatif, yaitu paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi
atau mangajak pembaca;
b) Paragraf
argumentatif, yaitu paragraf yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti atu
alasan yang mendukung;
c) Paragraf
naratif, yaitu paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk
cerita;
d) Paragraf
deskriptif, yaitu paragraf yang menuliskan atau memberikan sesuatu;
e) Paragraf
ekspositoris, yaitu paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian
tertentu.
Paragraf
persuatif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang
dewasa ini marak mengisi lembaran koran dan majalah. Paragraf argumentatif,
deskriptif, dan ekspositoris umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti
buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan.
Berita di dalam surat kabar sebagian
besar memakai paragraf ekspostoris.paragraf naratif sering dipakai dalam
karangan fiksi atai nonilmiah seperti novel dan cerpen. Paragraf naratif tidak
dipantangkan dipakai dalam karangan ilmiah, misalnya jka ada bagian karangan
yang perlu disajikan dengan gaya bercerita.
(a-1)
Contoh paragraf persuatif
WAP
(Wireless Aplication Protocol) adalah
aplikasi yang mewujudkan impian mengakses dunia informasi dan layanan terkini
langsung dari ponsel anda layaknya mengakses internet. Dengan Eriscon R320S,
salah satu ponsel pertama yang di lengkapi WAP, anda dengan cepat dapat
mengakses ke pusat data informasi dan layanan melalui situ WAP. Semuanya dapat
dilakukan dari telapak tangan anda. Dengan dilengkapi fitur-fitur inovatif, dapat
dikatakan ponsel tipis yang memiliki berat 95 gr ini adalah sebuah kantor di
dalam kantong anda.
(b-2)
Contoh paragraf argumentatif
Saya akan mengoreksi pertanyaan Sdr.
Yusdja yang mengatakan bahwa “jika seseorang berjalan dari titik nol terus
menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada titik nol
kembali. Bukankah dunia itu bulat? “pertama saya akan sampaikan adalah garis
bilangan itu datar. Jika kita berjalan ke arah kanansumbu positif, maka
perjalanan kita tidak akan berakhir sampai kita mati, kita tidak akan pernah
mencapai bilangan tak terhingga karena bilangan tak terhingga itu tidak ada.
Ketakhinggaan itu adalah sifat, bukan bialangan. Kedua, kita tidak akan pernah
kembali ke titik nol sebab jika kita berjalan di garis bilangan, maka kita
berjalan di ruang euklid yang menggunakan geometri eliptik. Satu hal lagi,
telah menjadi kesepakatan bahwa sumbu koordinat berapa pun dimensi ruang yang
dibicarakan adalah terletak di bidang datar.
(c-3)
Contoh paragraf naratif
Pengalaman saya waktu mengikuti
acara kunjungan ke perpustakan ITB dan UNPAD selama tiga hari sangat
mengesankan. Pada hari ketiga kami pergi ke air terjun di daerah pegunungan.
Untuk dapat sampai ke sana kami harus berjalan kaki melewati hutan,
perkampungan, kebun teh, dan beberapa sungai kecil. Waktu tempuh untuk sampai
ke air terjun tersebut kira-kira dua jam. Tidak lama kami disana lalu krmbali
lagi ke penginapan. Dalam perjalanan pulang, sandal yang saya pakai putus. Saya
ditinggal oleh teman-teman saya, saya lupa jalan pulang. Saya bingung dan saya
takut. Ternyata ada juga teman saya yang sandalnya putus. Kami jalan berdua
sambil menerka-nerka jalan pulang. Kami nyasar, namun akhirnya kami bertemu
guru yang pulang paling akhir.
(d-4)
Contoh paragraf deskriptif
Stadion Munhak Inchon teretak 28 km
sebelah barat Seoul. Di atas are aseluas 400 ribu meter persegi dengan
kapasitas 50.256 penonton, stadion ini dibangun dengan fasilitas pendukung yang
sangat lengkap. Di sekitar kompleks stadion ini terdapat kolam renang, pusat
kubugaran, lapangan squash, balai bidang, serta hall untuk pertunjukan musik
dan film. Selain luas, stadion ini dibangun cukup unik. Atapnya mengambi simbol
kapal dan layar sesuai dengan tradisi masyarakat Inchon yang kental dengan
nuansa maritim. Di pintu masuk dipasang replica bola dengan ukuran 4,5 × 14
meter.
2.
Jenis
Paragraf Menurut Fungsinya Dalam Karangan
Berdasarkan
fungsinya dalam karangan paragraf dapat dibedakan menjadi atas tiga macam,
yaitu (1) paragraf pembuka, (2) paragraf pengembang, dan (3) paragraf penutup.
Ketiga jenis itu memiliki fungsi tersendiri yang membedakannya satu sama lain.
a)
Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka
betujuan megutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagia
bagian yang mengawali sebuah karangan, paragraf pembuka harus dapat difungsikan
untuk
1)
Mengahntarkan pokok
pembicaraan,
2)
Menarik minat dan
perhatian pembaca,
3)
Menyiapkan atau menata
pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki
ketiga fungsi tersebut dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang
sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam
bentuk yang menarik dan menawan. Untuk itu, aspek atau unsur berikut ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka, yaitu:
1)
Kutipan,pribahasa,anekdot,
2)
Uraian mengenai
pentingnya poko pembicaraan,
3)
Suatu tantangan atas
pendapat atau pertanyaan seseorang,
4)
Uraian tentang
pengalaman pribadi,
5)
Uraian mengenai maksud
dan tujuan penulisan,
6)
Sebuah pertanyaan.
b)
Paragraf Pengembang
Paragraf ini
bertjuan untuk mengambangkan toppik atau pokok pembicaraan yang sebelumnya
telah dirumuskan dalam paragraf pembuka. Ilustrasi dan contoh-contoh, inti
permasalahan, dan uraian pembahasan adalah isi sebuah paragraf pengembang.
Paragraf didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1)
Mengemukakan inti
persoalan,
2)
Memberi ilustrasi atau
contoh,
3)
Menjelaskan hal yang
akan diuraikan pada paragraf berikutnya,
4)
Meringkas paragraf
sebelumnya,
5)
Mempersiapkan dasar
atau landasan bagi kesimpulan.
c)
Paragraf Penutup
Paragraf penutup
berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan.
Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih
jelas. Mengingat penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian
karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini:
1)
Sebagai bagian penutup,
paragraf tidak boleh terlalu panjang,
2)
Isi paragraf harus
berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian,
3)
Sebagai bagian yang
paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang
mendalam bagi pembaca.
2.5
Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat
dikembangkan dengan cara yaitu :
1.
Cara Pertentangan
Biasanya
menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda
dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan
bertolak belakang.
Contoh
paragraf :
Setelah
Indonesia membatalkan pembelian pesawat tempur F-16 dari AS, pesawat Mirage 200
dari Prancis, dan Mig-19/Fulcrum, pemerintahan memutuskan untuk memilki
keunggulan, terutama dalam Aerodinamika. Selanjutny, beliau mengemukakan bahwa
kewenangan untuk memilih pesawat tempur yang akan dibeli berada pada TNI.
Tetapi, menurut Bappenas, pilihan jenis pesawat tempur pengganti F-16 akan di
umumkan minggu depan..
2.
Cara Pembandingan
Biasanya
menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti
halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, akan tetapi,
sedangkan, sementara itu.
Contoh
paragraf :
Bangsa
Indonesia masih perlu berjuang terus dalam mengatasi masalah kependudukan.
Salah satu faktor perhatian layak diketahui masyarakat adalah mengenai tanggung
beban negara karena banyaknya generasi muda dan meningkatnya usia lanjut.
Ketika proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta, jumalah penduduk
kita sekitar 70 juta jiwa, sedangkan
hasil sensus penduduk tahun 1961 berjumalah 97juta jiwa. Sejak kemerdekaan
hingga kini, penduduk Indonesia telah berkemang hingga tiga kali lipat yakni
203,45 juta jiwa.
3.
Cara Analogi
Analogi
adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang
memilki kesamaan atau kemiripan.
Contoh
paragraf :
Otak
mansia ibarat sebilah pisau. Otak
manusia yang cerdas tidak akan mendapat prestasi yang tinggi bila tidak belajar
dan dilatih. Demikian pula sebilah pisau yang di tajamkan menjadi tumpul
apabila tidak diasah.
4.
Cara contoh-contoh
Kata-kata
dipergunakan yaitu seperti,misalnya,contohnya.
Contoh
paragraf:
Selain
tipe introvert, sifat manusia adalah ekstrover. Tipe ekstrover adalah
orang-orang yang perhatiannya leih diarahkan dirinya, kepada orang lain, dan
kepada masyarakat. Orang tergolong tipe ekstrover yang memiliki sifat-sifat
tertentu, contohnya berhati terbuka.
5.
Cara Sebab Akibat
Cara
ini dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun
dari segi akibat. Kata-kata yang dipergunakan yaitu padahal, akiat, oleh karena itu, karena.
Contoh
paragraf:
Dampak
merebaknya penyebaran virus sindrom pernapasan akut parah dari negeri Jiran,
Singapura mengancam bisnis perhotelan di Batam. Akibatnya , jumlah tamu baik diluar negeri maupun di dalam negeri
merosot hingga tingkat hunian hotel di Batam berkurang hingga sepuluh persen.
6.
Cara Definisi
Biasanya
menggunakan kata-kata adalah, yaitu,
ialah,dalam suatu paragraf.
Contoh
paragraf :
Sebagian
Bangsa Indonesia, sudah semestinya kita mengenal tokoh-tokoh pahlawan. Pahlawan
yaitu orang yang berjuang dan berjasa
dalam membangun negara kita, Indonesia. Didalam sinetron yang di tayangkan di
televisi, tokoh yang berjiwa pahlawan tidak digambarkan menurut semestinya.
Kita dapat mengenal tokoh pahlawan bangsa melalui berita, cerita guru,
buku-buku sejarah.
7.
Cara Klasifikasi
Merupakan
suatu cara pengembangan paragraf melalui pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri
tertentu. Ungkapan yang biasa dijumpai yaitu dibagi, menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi,
mengklasifikasikan.
Contoh
paragraf :
Secara
alamiah, penserita anemia tidak hanya zat besi, tetapi juga vitamin dan
mineral. Beberapa para ahli mengklarafisikan
dan mengelompokkan penderita anemia. Bagi penderita anemia berat, disarankan
untuk mengosumsikan tablet tambah darah. Sedangkan, bagi penederita anemia
rinan hanya di sarankan satu kapsul selama 3-4 bulan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah
penulis menjelaskan tentang “paragraf” penyusun coba menyimpulkan beberapa hal
mengenai paragraf.
Paragraf
adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan
nama lain alinea. Paragraf juga
merupakan bagian karangan tulis yang membentuk satu kesatuan pikiran atau ide
atau gagasan. Paragraf juga mempunyai beberapa syarat dan unsur- unsur yang
harus dipelajari dan diketahui.
Dalam
paragraf juga ada beberapa jenisnya , Jenis paragraf juga dapat dibedakan
menjadi beberapa kelompok, untuk membedakan yang satu dengan yang lain,
paragfraf dapat dikelompokkan (1) menurut posisi kalimat topiknya, (2) menurut
sifat isnya, dan (3) menurut fungsinya dalam karangan. Anggota dari ketiga
itulah yang akan menunjukkan berbagai jenis paragraf.
.
3.2 Saran
Adapun saran –
saran yang dapat penulis sampaikan yaitu :
1.
Pembaca dapat mengetahui
tujuan atau definisi peragraf.
2.
Pembaca dapat
membedakan jenis – jenis paragraf menurut beberapa hal.
Daftar Pustaka
Damayanti,Rini,
Tri Indrayanti. 2015. Basaha Indonesia
Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Victory Inti Cipta
Tim Kebahasaan
Program Studi PGSD Universitas Muhammadiyah Tangerang. 2013. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Tangerang
Sugono, Dendy.
2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan
Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
0 komentar:
Posting Komentar