Sabtu, 19 Desember 2015

PARAGRAF (WIWIN)

0



MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“PARAGRAF”



Disusun Oleh :

Wiwin Nur Afyani
158420142




UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MATEMATIKA
2015/2016


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menciptakan kita dalam kesempurnaan yang kita miliki, sehingga kita diberi kemampuan untuk membangun hidup yang lebih cerah dan penuh dengan keindahan ini dengan tetap berada dalam hidayah-Nya. Shalawat beserta salam semoga tercurah atas Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya beserta seluruh umatnya sampai akhir pekan zaman.
            Sesungguhnya kita semua hidup bersaudara meskipun kita dilahirkan pada rahim yang berbeda, banyak pihak yang telah menurut adat istiadat, agama dan lain-lain.
            Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini banyak pihak yang telah memberi motivasi dan membantu baik moral maupun materi. Oleh karena itu izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
    1.      Bapak Khaerudin selaku dosen dan yang telah memberi arahan kepada penulis.
    2.      Ayah dan Ibu serta keluarga yang telah banyak memberikan bantuan dan doanya.
   3.      Dan tak lupa kepada teman – teman yang membantu dan menyemangati dalam penulisan karya tulis ini.
Penulis menyadari akan masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis ini maka penulis berharap kritik dan saran yang membangun guna langkah maju bagi penulis dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis menyerahkan segalanya kepada Allah SWT dan semoga apa yang telah diberikan oleh beliau menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi penulis pribadi juga kepada semua pembaca umumnya. Semoga semua menjadi amal bhakti bagi kita semua.

                       
                                   



Tangerang, 18 Desember 2015



Penyusun







Daftar Isi



BAB I        PENDAHULUAN
         
a.       Latar Belakang Masalah...........................................................1
b.      Perumusan Masalah.................................................................1
c.       Tujuan Penulisan.....................................................................2
d.      Sistematika Penulisan...............................................................2

BAB II      PEMBAHASAN

a.       Pengertian Paragraf................................................................3
b.      Syarat – Syarat Paragraf Yang Baik.........................................4
c.       Unsur – Unsur Paragraf..........................................................5
d.      Jenis – Jenis Paragraf.............................................................6
e.       Pengembangan Paragraf..........................................................7

BAB III PENUTUP

a.       Kesimpulan.........................................................................20.
b.      Saran..................................................................................20






BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi untuk berinteraksi sesama manusia, komunikasi adalah fungsi utama bahasa. Di dalam karya tulis ilmiah ini mengungkapkan pikiran menjadi kalimat. Perbedaan antara paragraf dengan kalimat beda tipis pengertian atau pembahasannya dan sebuah kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait – mengait dalam kalimat lain dan menjadi sebuah paragraf.
Paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang mengadung ide pokok tertentu, dan diawali dengan letaknya menjorok kedalam. Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan dengan kalimat yang satu dengan yang lain. Paragraf juga disebut karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam satu paragraf terdapat beberapa kalimat, kalimat-kalimat itulah iaslah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.
Dalam pembahasan ini ada beberapa persyaratan paragraf yang baik seperti apa, unsur – unsur dalam paragraf pun akan dibahas didalam makalah ini, lalu jenis – jenis paragraf juga sangat penting untuk kita ketahui, paragraf sendiri yaitu diperlukan untuk megungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposis.

1.2  Perumusan Masalah
     1.      Apa pengertian dari paragraf ?
     2.      Apa saja syarat – syarat paragraf yang baik ?
     3.      Apa saja unsur – unsur dari paragraf ?
     4.      Apa saja jenis – jenis dari paragraf ?
     5.      Apa saja pengembangan dari paragraf ?





1.3 Tujuan Penulisan
       1.      Untuk mengetahui definisi paragraf
       2.      Untuk mengetahui syarat – syarat paragraf yang baik
       3.      Untuk mengetahui unsur – unsu dari paragraf
       4.      Untuk mengetahui jenis – jenis dari paragraf
        5.      Untuk mengetahui apa saja pengembangan dari paragraf

1.3 Sistematika Penulisan
            Dalam penulisan karya tulis ini penulis merinci dan membagi dalam bab-bab agar terlihat sistematis. Adapun bab-bab dalam penulisan karya tulis ini sebagai berikut :
BAB I             PENDAHULUAN
                       a.       Latar Belakang Masalah
                       b.      Perumusan Masalah
                       c.       Tujuan Penulisan
                       d.      Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
                      a.       Pengertian Paragraf
                      b.      Syarat – Syarat Paragraf Yang Baik
                      c.       Unsur – Unsur Paragraf
                      d.      Jenis – Jenis Paragraf
                      e.       Pengembangan Paragraf
BAB III PENUTUP
                      a.       Kesimpulan
                      b.      Saran








BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertamamasuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125) “paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan sesuatu gagasan atau topik”. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Menurut Akhaidah dan kawan-kawan (1999:144) paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertailan dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Paragraf  juga merupakan bagian karangan tulis yang membentuk satu kesatuan pikiran atau ide atau gagasan. Adapun kesatuan pikiran atau ide atau gagasan yang disalinkan disebut paratone atau padu. Jadi paratone dan paragraf sesungguhnya merujuk pada hal sama, yakni kesatuan pengungkapan pikiran atau ide atau gagasan.
Setiap paragraf dan paratone di kenalkan oleh satu ide pokok. Ide pokok harus dikemas dalam sebuah kalimat, yakni kalimat topik atau kalimat utama.
Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, dalam satu paragraf terdapat bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat penutup. Kalimat – kalimat ini terangkai menjadi kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan terdapat paragraf induktif dan deduktif.







2.2 Syarat – Syarat Paragraf  Yang Baik
1. Kepaduan Paduan
Untuk mencapai, langkah – langkah yang harus ditempuhaadalah kemampuan merangkai kalimat segingga bertalian secara logis dan padu, yaitu menggunakan sebuah kata penghubung. Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang memghubungkan anak  kalimat dengan induk kalimat. Sedangkan kata penghubung antarkalimat adalah kata menghubungkan kalimat yang satu dengan lainnya. Contoh kata penghubung intrakalimat yaitu karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dan lain- lain. Contoh kata penghubung antarkalimat yakni oleh, karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan, dan lain – lain.
2. Kesatuan Paragraf
Syarat paragraf yang baik adalah adanya kesatuan. Kesatuan berarti setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang mewujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan diawal paragraf dinamakan paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Terdapat ciri-ciri dalam mebuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut. Ciri – ciri yang lain yaitu kalimat utama pada dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, naik kata penghubung intrakalimat ataupun antarkalimat.
3. Kelengkapan Paragraf
Sebuah pargraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat- kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri – ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-lain. Kelengkapan paragraf berhubungan dengan cara mengembangkan paragraf. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara, pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi, dan klarifikasi.
Ada juga beberapa syarat agar kalimat bisa menjadi suatu paragraf yang baik, yaitu :
           a.       Penggunaan pengulangan kata atau kunci
Kata kunci (keywords) adalah kata yang diulang untuk mengaitkan antar satu kalimat dengan kalimat lainnya,
            b.      Penggunaan kata ganti
Kata ganti adalah kata yang dapat menggantikan nominal atau frase nominal, misalnya: dia, beliau, (pronominal persona ‘kata ganti orang’) itu, ini, disini, disitu (pronominal demonstratif ‘kata ganti penunjuk’), dan –nya, -ku, -mu (pronominal objektif ‘kata ganti sasaran’).

2.3 Unsur – Unsur Paragraf
Unsur lahiriah paragraf juga berupa kalimat, frasa, kata, dan lain-lain; sedangkan unsur nonlahiriah paragraf berupa makna atau maksud penulis yang dikandung didalam keseluruhan jiwa paragraf itu. Secara lahiriah, khususnya paragraf nonratif, lazimnya paragraf tersusun dari :
        1.      Kalimat topik atau kalimat utama
        2.      Kalimat pengembang atau kalimat penjelas
        3.      Kalimat penegas
        4.      Kalimat transisi
Dalam paragraf naratif , ide pokok paragraf tersebar didalam keseluruhan kalimat yang membangun paragraf naratif. Jadi paragraf naratif tidak selalu harus mengikuti ciri-ciri lahiriah paragraf seperti disebutkan diatas. Unsur– unsur lahiriah paragraf haruslah padu; unsur nonlahiriah paragraf juga harus satu. Kepaduan lahiriah paragraf disebut koherensi; kesatuan nonlahiriah paragraf disebut kohesi.
Kerangka paragraf :
·         Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.
·         Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama.
·         Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.












2.4 Jenis – Jenis Paragraf
1. Paragraf  Narasi
Paragraf narasi ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu sehingga pembaca bisa merasakan kejadian tersebut. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola pengembangnya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan seseuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh paragraf narasi :
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinyayang sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu :
·         Narasi Ekspositoris
Ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh paragraf narasi ekspositoris:
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sngat bagus. Mula – mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantin dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tagsi, mengiring Ahmad, mempelai pria yang akan menyuntingMulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengatin....”
·         Narasi Sugestif
Ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu rekaan, khayalan, atau imajinasi pangarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugetif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh paragraf narasi sugestif :
Patih pranggulangan menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi, aneh sebelum menyentuh tubuh Tanjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tanjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, akan tetapi, semuanya gagal.
2. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin mambuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh paragraf deskriptif:
Masih melekat di mataku,pamandangan indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih bergantimenyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lebut yang terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi mebuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru.  Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto – foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional pantai in tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.
Ciri-ciri paragraf deskriftif ialah :
       1.      Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
      2.      Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pengdengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan)
        3.      Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
      4.      Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.

Didalam paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragrf, yaitu :
1.      Pola proposal
2.      Pola sudut pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis menggambarkan suatu objek.
Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi dua pola, yaitu :
1.      Pola Subyektif ialah pola yang menggambarkan ojek sesuai penafsiran dengan disertai kesan atau opini dari penulis.
2.      Pola Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan ojek secara apa adanya tanpa dsertai opinin penulis.
3.Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan bertujuan untuk memberikan informasi segingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berfikir dan melibatkan pengetahuan.
Ciri-ciri paragraf eksposisi :
      1.      Memparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
      2.       Gaya penulisannya bersifat informatif.
      3.      Menginformasikan atau menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
      4.      Paragraf eksposisi umunya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana kapan, mengapa, dan bagaimana.
Contoh paragraf eksposisi:
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memiliki fisik sebagai berikut:daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan  berwarna hijau. Daunnya mengadung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal banyak memiliki khasiat,belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner seperti: kerupuk dan jelly lidah buaya.
Paragraf eksposisi terbagi dalam  beberapa jenis yaitu:
·        Eksposisi definisi
Batasan pengertian topik dengan memfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh paragraf eksposisi definisi:
Ceplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim penghijauan. Tumbuhan ini memliki tinggi antara 30-50 cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kunin. Daging buah ceplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis, dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan karena dianggap sebagai tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
·        Eksposisi Klasifikasi
Ialah paragraf yang membag sesuatu dan mengelompokkannya kedalam kategori-kategori.
Contoh paragraf eksposisi klasifikasi:
Sistem penanaman jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama.pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya satra pada kritikusnya.

·        Eksposisi Proses
Paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Ciri-ciri paragraf eksposisi proses:
Lemon dan jeruk nipis ternyata meiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan memcampurkan perasan lemon atau jeruk nipis dengan air tawar, kemudian oleskan diwajah secara merata dan biarkan selama 10-15 menit.setelah itu bilas wajah dengan air hangat. Penerapan yang dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan membrikan hasil yang maksimal.
·        Eksposisi lustrasi (contoh)
Pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung “seperti”ndan “bagaikan”.
Contoh paragraf eksposisi ilustrasi (contoh):
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas dijalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik.indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan,misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
·        Eksposisi Pertentangan
Berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah “akan tetapi”, “meskipun begitu”, “sebaliknya”.
Contoh paragraf ekposisi pertentangan:
Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.
·        Eksposisi Berita
Ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar.
Contoh paragraf eksposisi berita:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impr daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permkintaan terhadap daging ayam dan telur kini menjelit sehingga harganya meningkat.
·        Eksposisi Perbandingan
Menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh paragraf eksposisi perbandingan:
Tinju bukanlah jenis olahraga yang banyak peminatnya, yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olahraga jalan kaki, peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan kaki.
·        Eksposisi Analisis
Proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa sebbagian, kemudian masing-masing sebbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh paragraf ekposisi analisis:
Beragam teori dibuktikan untuk menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seoarang detektif memperkirakan, Merilynmeiliki hubungan dengan J.F Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS tersebut...
5.Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi ialah jenis paragraf yang menggunakan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:
       1.      Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
         2.      Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya berupa gamabr atau grafik dll.
         3.      Menggali sumber ide dari pengamatan, pangalaman dan penlitian.
       4.      Penutup berisi kesimpulan.
Jenis-jenis paragraf argumentasi:
      1.      Pola Anologi
Adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Contoh pola anologi:
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akansemakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan beridir tegak.
      2.     Pola Generalisasi (pola umum)
Adalah penalaran induktif dengan membndingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Contoh pola analogi:
Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak – anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandai mengarang.
      3.     Pola Hubungan Sebab Akibat
Adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh pola hubungan sebab akibat:
Kemarau kali ini cukup panjang. Sebelumnya,pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Disamping itu,irigasi di desa ini tidak lancar. D tambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa in selalu gagal.


5.Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
      Ciri – ciri paragraf persuasi, yaitu:
      1.      Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat di ubah.
      2.      Harus menimbulkan keprcayaan para pembacannya.
      3.      Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercyaan antara penulis dengan pembaca.
      4.      Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
      5.      Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh paragraf persuasi:
Masyarakat Hindudi Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing mapun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaanya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan di kubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siapdan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena upacra ngaben di lakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.
Jenis paragraf juga dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, untuk membedakan yang satu dengan yang lain, paragfraf dapat dikelompokkan (1) menurut posisi kalimat topiknya, (2) menurut sifat isnya, dan (3) menurut fungsinya dalam karangan. Anggota dari ketiga itulah yang akan menunjukkan berbagai jenis paragraf.
      1.      Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itula keberadaan kalimat topik dan letak posisinya dalam paragraf yang penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf akan memberi warna bagi sebuah paragraf, tak ubahnya seperti penekanan dalam sebuah kalimat. Penekanan dapat dilakukan dengan cara menempatkan bagian yang dipentingkan pada posisi tertentu.
      Berdasarkan posisi kalimat topiknya, paragraf dapat dibedakan atas empat macam yaitu, (1) paragraf deduktif, (2) alinea induktif, (3) alinea deduktif – induktif dan (4) alinea penuh kalimat topik.
a)      Paragraf Deduktif
kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf akan terbentuk alinea deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian atau rincian permasalahan paragraf. Perhatikan contoh dibawah ini.
         Kebudayaan dapat dibagi atas dua macam,yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik.Kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk pada benda-benda.kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku. Contoh hasil kebudayaan fisik adalah patung, lukisan, rumah, mobil dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika. Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat, tidur, bertani, bahkan berkelahi.

Kalimat topik pada awal paragraf



Kalimat penjelas




b)      Paragraf Induktif
Bila kalimat topik ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok permasalah paragraf.
       Yang dimaksud dengan kebudayaan fisik tampak jelas karena merujuk pada benda- benda.Kebudayaan nonfisik ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku. Contoh hasil kebudayaan fisik adalah patung, lukisan, rumah mobil, dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat, pengetahuan, ideologi, etika, dan estetika.hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat, tidur, bertani, bahkan berkelahi. Jadi, kebudayaan dapat dibagi atas dua macam, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik.

Kalimat penjelas






Kalimat topik pada akhir paragraf


 
c)      Paragraf Deduktif – Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf   umunya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
         Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat, dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha mebangun rumah murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.

Kalimat topik pada awal dan akhir paragraf

Paragraf Penuh Kalimat Topik
Ada paragraf yang mempunya kalimat-kalimat yang sama pentingnya sehingga tidak ada satupun kalimatnya bukan kalimat topik. Kondisi ini mengakibatkan terbentuknya paragraf penuh kalimat topik. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi. Inilah contoh paragrafnya.
        Pagi hari itu aku duduk di bangku panjang dalam taman dibelakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku.

Kalimat topik pada seluruh paragraf



      1.      Jenis Paragraf Menurut Isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisnya dan tuntuan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan. Peyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebernarnya cukup beralasan karena di muka sudah dinyatakan bahwa pekerjaan menyusun paragraf adlah pekerjaan pengarang juga. Walaupun karangan yang berbentuk satu paragraf merupakan karangan sederhana, prinsip penulisannya sama dengan karangan kompleks, sama-sama mempunyai topik, pendahuluan, uraian, dan penutup.
            Berdasarkan sifat isinya paragraf dapat digolongkan atas lima macam:
a)      Paragraf persuatif, yaitu paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mangajak pembaca;
b)      Paragraf argumentatif, yaitu paragraf yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti atu alasan yang mendukung;
c)      Paragraf naratif, yaitu paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita;
d)     Paragraf deskriptif, yaitu paragraf yang menuliskan atau memberikan sesuatu;
e)      Paragraf ekspositoris, yaitu paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu.
Paragraf persuatif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial yang dewasa ini marak mengisi lembaran koran dan majalah. Paragraf argumentatif, deskriptif, dan ekspositoris umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan.
            Berita di dalam surat kabar sebagian besar memakai paragraf ekspostoris.paragraf naratif sering dipakai dalam karangan fiksi atai nonilmiah seperti novel dan cerpen. Paragraf naratif tidak dipantangkan dipakai dalam karangan ilmiah, misalnya jka ada bagian karangan yang perlu disajikan dengan gaya bercerita.
(a-1) Contoh paragraf persuatif
WAP (Wireless Aplication Protocol) adalah aplikasi yang mewujudkan impian mengakses dunia informasi dan layanan terkini langsung dari ponsel anda layaknya mengakses internet. Dengan Eriscon R320S, salah satu ponsel pertama yang di lengkapi WAP, anda dengan cepat dapat mengakses ke pusat data informasi dan layanan melalui situ WAP. Semuanya dapat dilakukan dari telapak tangan anda. Dengan dilengkapi fitur-fitur inovatif, dapat dikatakan ponsel tipis yang memiliki berat 95 gr ini adalah sebuah kantor di dalam kantong anda.
(b-2) Contoh paragraf argumentatif
            Saya akan mengoreksi pertanyaan Sdr. Yusdja yang mengatakan bahwa “jika seseorang berjalan dari titik nol terus menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada titik nol kembali. Bukankah dunia itu bulat? “pertama saya akan sampaikan adalah garis bilangan itu datar. Jika kita berjalan ke arah kanansumbu positif, maka perjalanan kita tidak akan berakhir sampai kita mati, kita tidak akan pernah mencapai bilangan tak terhingga karena bilangan tak terhingga itu tidak ada. Ketakhinggaan itu adalah sifat, bukan bialangan. Kedua, kita tidak akan pernah kembali ke titik nol sebab jika kita berjalan di garis bilangan, maka kita berjalan di ruang euklid yang menggunakan geometri eliptik. Satu hal lagi, telah menjadi kesepakatan bahwa sumbu koordinat berapa pun dimensi ruang yang dibicarakan adalah terletak di bidang datar.
(c-3) Contoh paragraf naratif
            Pengalaman saya waktu mengikuti acara kunjungan ke perpustakan ITB dan UNPAD selama tiga hari sangat mengesankan. Pada hari ketiga kami pergi ke air terjun di daerah pegunungan. Untuk dapat sampai ke sana kami harus berjalan kaki melewati hutan, perkampungan, kebun teh, dan beberapa sungai kecil. Waktu tempuh untuk sampai ke air terjun tersebut kira-kira dua jam. Tidak lama kami disana lalu krmbali lagi ke penginapan. Dalam perjalanan pulang, sandal yang saya pakai putus. Saya ditinggal oleh teman-teman saya, saya lupa jalan pulang. Saya bingung dan saya takut. Ternyata ada juga teman saya yang sandalnya putus. Kami jalan berdua sambil menerka-nerka jalan pulang. Kami nyasar, namun akhirnya kami bertemu guru yang pulang paling akhir.
(d-4) Contoh paragraf deskriptif
            Stadion Munhak Inchon teretak 28 km sebelah barat Seoul. Di atas are aseluas 400 ribu meter persegi dengan kapasitas 50.256 penonton, stadion ini dibangun dengan fasilitas pendukung yang sangat lengkap. Di sekitar kompleks stadion ini terdapat kolam renang, pusat kubugaran, lapangan squash, balai bidang, serta hall untuk pertunjukan musik dan film. Selain luas, stadion ini dibangun cukup unik. Atapnya mengambi simbol kapal dan layar sesuai dengan tradisi masyarakat Inchon yang kental dengan nuansa maritim. Di pintu masuk dipasang replica bola dengan ukuran 4,5 × 14 meter.
      2.     Jenis Paragraf Menurut Fungsinya Dalam Karangan
Berdasarkan fungsinya dalam karangan paragraf dapat dibedakan menjadi atas tiga macam, yaitu (1) paragraf pembuka, (2) paragraf pengembang, dan (3) paragraf penutup. Ketiga jenis itu memiliki fungsi tersendiri yang membedakannya satu sama lain.
      a)      Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka betujuan megutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagia bagian yang mengawali sebuah karangan, paragraf pembuka harus dapat difungsikan untuk
            1)      Mengahntarkan pokok pembicaraan,
            2)      Menarik minat dan perhatian pembaca,
            3)      Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ketiga fungsi tersebut dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik dan menawan. Untuk itu, aspek atau unsur berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka, yaitu:
      1)      Kutipan,pribahasa,anekdot,
      2)      Uraian mengenai pentingnya poko pembicaraan,
      3)      Suatu tantangan atas pendapat atau pertanyaan seseorang,
      4)      Uraian tentang pengalaman pribadi,
      5)      Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan,
      6)      Sebuah pertanyaan.

      b)      Paragraf Pengembang
Paragraf ini bertjuan untuk mengambangkan toppik atau pokok pembicaraan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam paragraf pembuka. Ilustrasi dan contoh-contoh, inti permasalahan, dan uraian pembahasan adalah isi sebuah paragraf pengembang. Paragraf didalam karangan dapat difungsikan untuk:
            1)      Mengemukakan inti persoalan,
      2)      Memberi ilustrasi atau contoh,
      3)      Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya,
      4)      Meringkas paragraf sebelumnya,
      5)      Mempersiapkan dasar atau landasan bagi kesimpulan.

      c)      Paragraf Penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini:
      1)      Sebagai bagian penutup, paragraf tidak boleh terlalu panjang,
      2)      Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai  cerminan inti seluruh uraian,
      3)      Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca.


2.5             Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara yaitu :
      1.     Cara Pertentangan
Biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang.
Contoh paragraf :
Setelah Indonesia membatalkan pembelian pesawat tempur F-16 dari AS, pesawat Mirage 200 dari Prancis, dan Mig-19/Fulcrum, pemerintahan memutuskan untuk memilki keunggulan, terutama dalam Aerodinamika. Selanjutny, beliau mengemukakan bahwa kewenangan untuk memilih pesawat tempur yang akan dibeli berada pada TNI. Tetapi, menurut Bappenas, pilihan jenis pesawat tempur pengganti F-16 akan di umumkan minggu depan..
      2.     Cara Pembandingan
Biasanya menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, akan tetapi, sedangkan, sementara itu.
Contoh paragraf :
Bangsa Indonesia masih perlu berjuang terus dalam mengatasi masalah kependudukan. Salah satu faktor perhatian layak diketahui masyarakat adalah mengenai tanggung beban negara karena banyaknya generasi muda dan meningkatnya usia lanjut. Ketika proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta, jumalah penduduk kita sekitar 70 juta jiwa, sedangkan hasil sensus penduduk tahun 1961 berjumalah 97juta jiwa. Sejak kemerdekaan hingga kini, penduduk Indonesia telah berkemang hingga tiga kali lipat yakni 203,45 juta jiwa.
      3.     Cara Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memilki kesamaan atau kemiripan.
Contoh paragraf :
Otak mansia ibarat sebilah pisau. Otak manusia yang cerdas tidak akan mendapat prestasi yang tinggi bila tidak belajar dan dilatih. Demikian pula sebilah pisau yang di tajamkan menjadi tumpul apabila tidak diasah.
      4.     Cara contoh-contoh
Kata-kata dipergunakan yaitu seperti,misalnya,contohnya.
Contoh paragraf:
Selain tipe introvert, sifat manusia adalah ekstrover. Tipe ekstrover adalah orang-orang yang perhatiannya leih diarahkan dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat. Orang tergolong tipe ekstrover yang memiliki sifat-sifat tertentu, contohnya berhati terbuka.



      5.     Cara Sebab Akibat
Cara ini dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Kata-kata yang dipergunakan yaitu padahal, akiat, oleh karena itu, karena.
Contoh paragraf:
Dampak merebaknya penyebaran virus sindrom pernapasan akut parah dari negeri Jiran, Singapura mengancam bisnis perhotelan di Batam. Akibatnya , jumlah tamu baik diluar negeri maupun di dalam negeri merosot hingga tingkat hunian hotel di Batam berkurang hingga sepuluh persen.
      6.     Cara Definisi
Biasanya menggunakan kata-kata adalah, yaitu, ialah,dalam suatu paragraf.
Contoh paragraf :
Sebagian Bangsa Indonesia, sudah semestinya kita mengenal tokoh-tokoh pahlawan. Pahlawan yaitu orang yang berjuang dan berjasa dalam membangun negara kita, Indonesia. Didalam sinetron yang di tayangkan di televisi, tokoh yang berjiwa pahlawan tidak digambarkan menurut semestinya. Kita dapat mengenal tokoh pahlawan bangsa melalui berita, cerita guru, buku-buku sejarah.
      7.     Cara Klasifikasi
Merupakan suatu cara pengembangan paragraf melalui pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Ungkapan yang biasa dijumpai yaitu dibagi, menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, mengklasifikasikan.
Contoh paragraf :
Secara alamiah, penserita anemia tidak hanya zat besi, tetapi juga vitamin dan mineral. Beberapa para ahli mengklarafisikan dan mengelompokkan penderita anemia. Bagi penderita anemia berat, disarankan untuk mengosumsikan tablet tambah darah. Sedangkan, bagi penederita anemia rinan hanya di sarankan satu kapsul selama 3-4 bulan.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah penulis menjelaskan tentang “paragraf” penyusun coba menyimpulkan beberapa hal mengenai paragraf.
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf  juga merupakan bagian karangan tulis yang membentuk satu kesatuan pikiran atau ide atau gagasan. Paragraf juga mempunyai beberapa syarat dan unsur- unsur yang harus dipelajari dan diketahui.
Dalam paragraf juga ada beberapa jenisnya , Jenis paragraf juga dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, untuk membedakan yang satu dengan yang lain, paragfraf dapat dikelompokkan (1) menurut posisi kalimat topiknya, (2) menurut sifat isnya, dan (3) menurut fungsinya dalam karangan. Anggota dari ketiga itulah yang akan menunjukkan berbagai jenis paragraf.
.

3.2 Saran
Adapun saran – saran yang dapat penulis sampaikan yaitu :
1.      Pembaca dapat mengetahui tujuan atau definisi peragraf.
2.      Pembaca dapat membedakan jenis – jenis paragraf menurut beberapa hal.






Daftar Pustaka


Damayanti,Rini, Tri Indrayanti. 2015. Basaha Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Victory Inti Cipta
Tim Kebahasaan Program Studi PGSD Universitas Muhammadiyah Tangerang. 2013. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia. Tangerang
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo


0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com