ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ejaan
adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya. Batassan tersebut menunjukan
pengertian kata ejaan berbeda dengan
kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan
melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekadar
masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menulis bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh
pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa
tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.
Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus
dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang
ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira
bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
1.2
Rumusan Masalah
a) Apa
pengertian dari Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
b) Bagaimana
sejarah Ejaan Bahasa Indonesia?
c) Bagaimana
cara pemakaian huruf?
d) Bagaimanacarapelafalanhuruf?
e) Bagaimana
cara pemakaian tanda baca?
1.3
TUJUAN
a. Penulisan
makalah EYD (ejaan) yang disempurnakan ini bertujuan agar dapat mengetahui
pengertian EYD, sejarah ejaan pemakaian huruf, dan tanda baca.
b. Dengan
adanya makalah ini diharapkan menjadi masukan dan tambahan ilmu pengetahuan
kepada pembaca khususnya pada rekan FKIP UMT serta pada generasi bangsa ini.
1.4
SISTEMATIKA
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Sistematika
BAB
II : PEMBAHASAN
BAB
III : PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
Daftar
Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ejaan yang
Disempurnakan
Ejaan
yang disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972.
Ejaan ini mengantikan ejaan sebelumnya, ejaan Republik atau ejaan soewandi.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.
Mengeja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkam ejaan adalah
suatu system aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan
mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keterautan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keterautan bentuk akan
berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi
kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap
pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu
lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara
pemakai bahasa dengan ejaan.
2.2
Sejarah Ejaan Bahasa
Indonesia
Bahasa indonesia
sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun 20an. Namun dari segi ejaan,
bahasa Indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah
pekembahan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu:
1. Ejaan
Van Ophuysen
Ejaan ini berlaku sejak bahasa Indonesia
lahir dalam awal tahun 20an (1901-1947). Ejaan ini merupakan warisan dari
bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia.
2. Ejaan
Suwandi
Setelaha ejaan Van Ophuysen
diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan yaitu ejaan Suwandi. Ejaan
ini berlaku pada tahun (1947-1972)
3. Ejaan
yang disempurnakan (EYD)
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun
(1972-sekarang). Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di
Indonesia.
Ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan (EYD) diterapkan secara resmi pada tanggal 17 Agustus 1972 dengan
Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No: 57/1972 tentang peresmian
berlakunya “Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD,
maka ketertiban dan keseragaman dalam penulisan bahasa Indonesia diharapkan
dapat terwujud dengan baik.
2.3
Pemakaian Huruf
Ruang lingkup EYD untuk pemakaian hurufterbagimenjadi 4,
yaitu (1) huruf kapital, (2) huruf kecil, (3) huruf miring, (4) huruftebal.
a. Huruf
Kapital
Huruf kapital atau huruf besar digunakan
pada:
-
Huruf pertama pada awal
kalimat.
Contoh:
Mari kita pikirkan lima tahun ke depan
dan kita siapkan sekarang. Apa yang kita perlukan lima tahun ke depan?
-
Huruf pertama kata yang
berkenaan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya.
Contoh:
Allah Tuhan
Maha Pemurah
Alquran Tuhan
Yang Mahakuasa
Budha Tuhan,
Engkaulah pelindungku.
Injil Tuhan Yang Maha Esa.
Islam Tuhan,
bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang lurus.
Kristen Tuhan,
Yang Mahahidup kekal, tolonglah kami.
-
Huruf pertama petikan
(kutipan) langsung.
Contoh:
Mahasiswa bertanya, “Mengapa harus
berubah?”
Kata dosen, “Dulu yang mempunyai sumber
informasi ilmiah hanya dosen. Kini, sumber belajar banyak, mahasiswa dapat
memilih yang terbaik.”
-
Huruf pertama kata yang
menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan, yang diikuti
dengan nama orang.
Contoh:
Mahaputra Mohamad Yamin
Nabi Muhammad
Sulta Hamengkubuwono X
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak
diikuti nama orang.
Contoh:
Ia baru dinobatkan menjadi sultan
Ia mempelajari riwayat nabi-nabi
Ia mengikuti ajaran seorang iman
-
Huruf pertama nama
jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh:
Dokter Nugroho Iman Santoso
Gubenur Sutyoso
Jenderal Suharto
Tetapi jika tidak diikuti nama orang
huruf besar tidak dipakai.
Contoh:
Dulu dia sersan sekarang sudah menjadi
letnan.
Hadir juga beberapa menteri kesehatan
negara tetangga.
Siapa nama gubernur itu?
-
Huruf pertama unsur
nama orang
Contoh:
Andi Malaranggeng
Megawati Sukarna Putri
Wage Rudolf Supratman
-
Huruf pertama kata yang
menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama bahasa.
Contoh:
Bahasa Arab
Bahasa Indonesia
Suku Jawa
Untuk huruf kapital tidak dipakai jika
tidak menunjukkan nama
Contoh:
Kata-kata asli itu harus diindonesiaakan
Naskah ini kan diingriskan
Sikap masih kebelanda-belandaan
-
Huruf pertama nama
tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan nama peristiwa sejarah
Contoh:
tahun Masehi
bulan Oktober
hari Rabu
hari raya Idul Fitri, Idul Adha
Perang Paderi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
-
Huruf pertama kata yang
menyatakan nama dalam geografi
Contoh:
Danau Batur
Jalan Jenderal
Kali Kapuas
Pelabuhan Tanjung Priuk
Sudirman, Selat Malaka
Terusan Suez
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak
diikuti nama.
Contoh:
Di propinsi itu ada bebrapa buah danau
Kami akan mendaki gunung
Mereka mandi di sungai
-
Huruf pertama kata yang
menyatakan nama lembaga atau badan pemerintah, ketatanegaraan, dan norrma
dokumen resmi, termasuk juga singkatannya.
Contoh:
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI)
Departemen Pendidikan Nasional
(Depniknas)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Huruf kapital itu tidak dipakai jika
tidak diikuti nama, baik nama lembaga, nama tempat, maupun nama dokumen.
Contoh:
Ia bekerja pada sebuah departemen.
Ia belajar di universitas negeri.
Tindakannya sesuai dengan undang-undang
yng berlaku.
-
Huruf pertama nama
buku, nama majalah, nama surat kabar, judul karangan, kecuali partikel (seperti
di, ke, dan dari) yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
Dari
Ave Maria ke jalan Lain ke Roma karangan Idrus
harian kompas
majalah Gatra
-
Huruf pertama istilah
kekerabatan (seperti bapak, ibi, adik dan saudara) yang dipakai sebagai kata
ganti atau kata sapaan.
Contoh:
Kata paman kepada kami, “Benar paman
akan ke Jepang .”
Kata ibu itu ananknya, “ayah akan membelikan komputer untukmu, Nak!,”
Tanya saya kepada ayah, “Apakah Ayah akan membelikan saya komputer?”
Huruf kapital tidak dipakai jika istilah
kekerabatan itu tidak dipakai sebagai kata sapaan.
Contoh:
Dia mempunyai dua orang saudara
Kamu harus menhormati ibu dan ayahmu
Yang duduk di sana bukan paman saya.
-
Huruf pertama singkatan
kata yang menyatakan nama gelar, nama pangkat, dan istilah sapaan.
Contoh:
Dr. Doktor Ny. Nyoya
Drs. Doktorandus Sdr. Saudara
Ir. Insinyur SE Sarjana
Ekonomi
-
Nama kota yang
mengikuti produk ditulis dengan huruf kapital
Contoh:
asinan Bogor gudeg Yogya
batik Yogyakarta tempe Malang
-
Nama produk (karya)
seni
Contoh:
ketoprak
Mataram legong Bali
langgam
Jawa ukiran Jepara
b. Huruf
Kecil
Huruf kecil digunakan
pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf besar (huruf kapital).
Penulisan kata dalam posisi ini bukan pada awal kalimat, bukan nama orang, atau
penggunaan lain yang tidak dipersyaratkan pada penggunaan huruf kapital. Akan
tetapi, perlu diperhatikan adanya penggunaan huruf kecil yang perlu ditekankan,
misalnya penulisan nama jenis, bukan
nama produk, dan bukan nama tepat dalam geografi.
Contoh:
kunci inggris (bukan kunci Inggris)
pisang ambon (bukan pisang Ambon)
harimau sumatera (bukan harimau Sumatra)
Sedangkan penulisan kata yang terkait dengan
nama produk harus ditulis dengan huruf kapital, misalnya: gudeg Yogya, rendang
Padang, lukisan Bali.
c. Huruf
Miring
Huruf miring digunakan
dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang dicetak miring, diberi
garis bawah tunggal.
-
Menuliskan nama buku,
nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip dalam karangan.
Contoh:
Buku Bahasa
Indonesia karangan Widjono Hs. Dan Sintowati.
Majalah Tempo Mei 2004
Surat kabar Kompas 18 Agustus 2003.
Judul karangan yang tidak diterbitkan,
misalnya: artikel, makalah, atau, skripsi tidak dicetak dengan huruf miring
tetapi diapit tanda petik.
Contoh:
“Bertekad Menegakkan Hukum,” Media Indonesia, 12 Desember 2004.
“Membentuk Merger mengatasi Persaingan,” Kompas
26 Desember 2004.
Ridwan Pangestu “Analisis Fungsi Laporan
Keuangan terhadap Kinerja Bisnis,” Universitas Negeri Jakarta: Skripsi, 2004
-
Menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh:
Laporan
ini tidak memasalahkan dampak
psikologis karyawan.
Ny.
Indira Gandhi bukan terbunuh
melainkan dibunuh.
Kekayaan laut Indonesia
dapat menghidupi dua ratus juta orang.
-
Menuliskan istilah
ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah diselesaikan ejaannya.
Contoh:
Kata Production
Design Centre diganti dengan Pusat
Desain Produksi.
Kreativitas baru berbahan baku Cassva
membanjiri Eropa.
Pendidikan mahasiswa berbasis pada Andragogie.
d. Huruf
Tebal
Huruf tebal digunakan
dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang akan dicetak tebal,
diberi garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk menandai kata-kata
yang dianggap penting, atau perlu mendapat perhatian, seperti: judul dan
subjudul dalam karangan, nama (judul) tabel, atau kata yang menuntut perhatian
khusus.
Contoh:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan
Penulisan
1.4 Pembatasan
Masalah
2.4
PelafalanHuruf
A.
PelafalanBahasa
Indonesia
Kata atausingkatandalambahasa Indonesia dilafalkanmenurutpengucapandanpendengaran
orang Indonesia.
Singkatan Lafal Baku LafalTidakbaku
DPR de peer di pi ar
KKN kakaan keke en
LSM el esem el esm
B.
PelafalanSingkatanAsing
Singkatan Lafal
Baku LafalTidak
Baku
Unesco yunesko unesko
Unicef yunisef unisef
UNO yu en ou u n o; yu no
2.5
Pemakaian Tanda Baca
A. Tanda
Titik (.)
-
Tanda titik dipakai
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku
tinggal di Aceh
Anak
kecil itu menangis
Mereka
sedang minum kopi
Adik
bungsunya bekerja di Samarinda.
-
Tanda titik dipakai
dibelakang angka atau huruf pengodean suatu judul bab dan subbab.
Misalnya:
III.
Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat
Jenderal PMD
B. Direktorat
Jenderal Agraria
1. Subdit...
2. Subdit...
II. Isi Karangan
1.
Uraian Umum
2.
Ilustrasi
1.
Gambar
2.
Tabel
3.
Grafik
-
Tanda titik dipakai
untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu dan jangka
waktu.
Misalnya:
pukul 12.10.20 (pukul 12 lewat 10 menit 20 detik)
selama 12 10’20” (12 jam 10 menit 20 detik)
-
Tanda titik tidak
dipakai untuk memisahkan bilangan, ribuan, atau kelipatan yang tidak
menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
Nomor gironya 5645678.
-
Tanda titik dipakai di
antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan
tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Lawrence, Marry S. Writting
as a Thinking Process.
Ann Arbor: Universitas of Michigan Press, 1974
-
Tanda titik dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Calon mahasiswa yang mendaftar 20.590 orang.
Koleksi buku di perpustakaan itu 2.799 judul.
-
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul,
misalnya judul buku, karangan lain, kepala ilustrasi, atau tabel.
Misalnya:
Catur untuk Semua Umur
(tanpa titik)
-
Tanda titik tidak dipakaidibelakang (1) alamat
pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jakarta, 11 Januari 2005 (tanpa titik)
Yth. Bpk. Tarmizi Hasan (tanpa titik)
B. Tanda
Koma (,)
-
Tanda koma dipakai di
antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Reny membeli permen, dan air mineral.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan
perangko.
-
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata seperti tetapi
atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi
hari hujan.
-
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului
induk kalimatnya.
-
Tanda koma harus
dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubungan antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat, seperti oleh karena
itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bagus, ya!
Aduh, sakitnya bukan main.
-
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata ibu, “ Saya berbahagia sekali.”
-
Tanda koma dipakai di
antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Surat ini dikirim kepada Dekan Fakultas Kedokteran UI,
Jl Salemba Raya 6, Jakarta Pusat.
Sdr. Zulkifli Amsyah, Jalan cempaka Wangi VII/11, Jakarta Utara
10640
Jakarta, 11 November
2004
Bangkok, Thailand
-
Tanda koma dipakai di
antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia,2008),
hlm.27
C. Tanda
Titik Koma (;)
1. Tanda
titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Misalnya :
Hari makin siang; dagangannya belum juga terjual
2. Tanda
titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat mejmuk.
Misalnya :
Ayah membaca buku; ibu sedang membuat jus tomat; adik
serius menghafal rumus-rumus; saya sendiri asyik menonton siaran pertandingan
sepak bola.
D. Tanda
Titik Dua (:)
1. Tanda
titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti perincian.
Misalnya :
Kami memerlukan alat tulis: pensil, penggaris, penghapus,
dan kertas.
STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi.
Tanda titik dua tidak
dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
Misalnya :
Kami memerlukan pensil, penggaris, penghapus, dan kertas.
STIE mempunyai jurusan manajemen dan akuntansi.
2. Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memrlukan pemerian.
Misalnya :
a. Ketua
: Nawangwulan
Sekretaris : Nuri
Handayani
Bendahara : Annisa
b. Hari
: Senin
Tanggal : 11 Januari
2004
Waktu : 14.30 WIB
E. Tanda
Hubung (-)
1. Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya :
Di
samping program lama ada juga program yang baru
|
Suku kata yang berupa
satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya :
Mata
kuliah baru yang ditawarkan tahun ini adalah Estetika dan ...
|
Bukan
Mata kuliah
baru yang ditawarkan tahun ini adalah Estetika dan ...
|
2. Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran dengan
bagian kata didepannya pada pergantian baris.
Misalnya :
Ini
ada acara yang baru untuk mengukur panas
|
Kukran
baru ini memudahkan kita mengukur kelapa
|
Senjata itu merupakan alat
pertahanan yang canggih
|
F. Tanda
Pisah (-)
1. Tanda
pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat.
Misalnya :
Hasil pertandingan itu-sungguh di luar dugaan-ternyata
imbang.
2. Tanda
pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya :
Ramgkaian fenomena ini-penemuan air di mars, penemuan
planet Xena dan penemuan galaxi baru-telah mengubah konsepsi kita tentang alam
semesta.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang
cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai
sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan
kata mengeja.Berdasarkan sejarah pekembahan ejaan, sudah mengalami perubahan
sistem ejaan, yaitu: Ejaan Van Ophuysen.
Ejaan
ini berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun 20an (1901-1947. Ejaan Suwandiberlaku
pada tahun (1947-1972). SedangkanEjaan
yang disempurnakan (EYD)mulai berlaku sejak tahun (1972-sekarang). Ejaan ini
merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia.Ruang lingkup EYD
untuk pemakaian hurufterbagimenjadi
4, yaitu (1) huruf kapital, (2) huruf kecil, (3) huruf
miring, (4) huruftebal.
Pemakaiantandabacaterbagimenjadi 6, yaitu(1) tanda titik,
(2) tanda koma, (3)
tandatitikkoma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung,
(6) tanda pisah.
3.2
Saran
Sebagai
seorang mahasiswa sudah seharusnya kita menguasai dan memahami tentang “Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
baik dalamkehidupansehari-harimaupundidalamlingkungansekolah.
Denganadanyamakalah kami,
dapat bermanfaat untuk pembaca dan dapa tmenambah wawasan bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
·
HS, Widjono. 2007.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo
·
Damayanti, Rini. Tri
Indrayanti. 2015. Bahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi. Surabaya: Victory Inti Cipta.
·
Finoza, Lamuddin. 2008.
Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Diksi.
0 komentar:
Posting Komentar