Sabtu, 19 Desember 2015

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

0



EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Bahasa Indonesia



 
Disusun oleh :
AJENG DWI RAMADHANTI                   1584202139
IIF LATIFATUL QOLBIYAH           1584202079
MUHAMMAD TAUFIQURROHMAN               1584202164
TYARA SEPTIE RESTU AMANDA        1584202143
WIWIN NUR AFYANI                    1584202142



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2015/2016

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul “Ejaan yang Disempurnakan (EYD)”. Walaupun didalam makalah kami ini banyak kekurangan baik dari segi penusilan maupun materi. Kami berterima kasih kepada Bapak Haerudin, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami.
Semoga dengan adanya makalah kami dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Kami memohon kritik dan saran pembaca apabila didalam makalah kami terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun materi agar kami bisa memperbaiki kesalahan makalah kami dimasa yang akan datang.











i
 
 


DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                       i
Daftar Isi  .............................................................................................   ii
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang ........................................................................             1
1.2  Rumusan Masalah ..................................................................   1
1.3  Tujuan ....................................................................................   1
1.4 Sistematika............................................................................... 2
Bab II Pembahasan
2.1   Pengertian Ejaan yang Disempurnakan (EYD)......................   3
2.2   Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia ...........................................   3
2.3   pemakaian huruf ...................................................................   4
2.4   pelafalan huruf                                                                                   9
         2.5   pemakaian tanda baca ...........................................................   10
Bab III Penutup
            3.1 Kesimpulan .............................................................................   15
         3.2  Saran ......................................................................................   15
Daftar Pustaka ....................................................................................   16

ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya. Batassan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekadar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menulis bahasa.
                 Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.

1.2         Rumusan Masalah
a)      Apa pengertian dari Ejaan yang Disempurnakan (EYD) 
b)      Bagaimana sejarah Ejaan Bahasa Indonesia?
c)      Bagaimana cara pemakaian huruf?
d)     Bagaimanacarapelafalanhuruf?
e)      Bagaimana cara pemakaian tanda baca?

1.3         TUJUAN
a.       Penulisan makalah EYD (ejaan) yang disempurnakan ini bertujuan agar dapat mengetahui pengertian EYD, sejarah ejaan pemakaian huruf, dan tanda baca.
b.      Dengan adanya makalah ini diharapkan menjadi masukan dan tambahan ilmu pengetahuan kepada pembaca khususnya pada rekan FKIP UMT serta pada generasi bangsa ini.

1.4         SISTEMATIKA
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I      : PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang
1.2          Rumusan Masalah
1.3          Tujuan
1.4          Sistematika
BAB II     : PEMBAHASAN
BAB III   : PENUTUP
3.1         Kesimpulan
3.2         Saran
Daftar Pustaka

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Ejaan yang Disempurnakan
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini mengantikan ejaan sebelumnya, ejaan Republik atau ejaan soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkam ejaan adalah suatu system aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keterautan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keterautan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.

2.2              Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun 20an. Namun dari segi ejaan, bahasa Indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah pekembahan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu:
1.      Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun 20an (1901-1947). Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia.
2.      Ejaan Suwandi
Setelaha ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku pada tahun (1947-1972)
                                                                                                                 
3.      Ejaan yang disempurnakan (EYD)
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun (1972-sekarang). Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia.
Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) diterapkan secara resmi pada tanggal 17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No: 57/1972 tentang peresmian berlakunya “Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD, maka ketertiban dan keseragaman dalam penulisan bahasa Indonesia diharapkan dapat terwujud dengan baik.

2.3              Pemakaian Huruf
   Ruang lingkup EYD untuk pemakaian hurufterbagimenjadi 4, yaitu (1) huruf kapital, (2) huruf kecil, (3) huruf miring, (4) huruftebal.
a.       Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar digunakan pada:
-          Huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh:
Mari kita pikirkan lima tahun ke depan dan kita siapkan sekarang. Apa yang kita perlukan lima tahun ke depan?
-          Huruf pertama kata yang berkenaan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya.
Contoh:
Allah             Tuhan Maha Pemurah
Alquran                     Tuhan Yang Mahakuasa
Budha                       Tuhan, Engkaulah pelindungku.
Injil Tuhan     Yang Maha Esa.
Islam             Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang lurus.
Kristen                      Tuhan, Yang Mahahidup kekal, tolonglah kami.
-          Huruf pertama petikan (kutipan) langsung.
Contoh:
Mahasiswa bertanya, “Mengapa harus berubah?”
Kata dosen, “Dulu yang mempunyai sumber informasi ilmiah hanya dosen. Kini, sumber belajar banyak, mahasiswa dapat memilih yang terbaik.”
-          Huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan, yang diikuti dengan nama orang.
Contoh:
Mahaputra Mohamad Yamin
Nabi Muhammad
Sulta Hamengkubuwono X
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama orang.
Contoh:
Ia baru dinobatkan menjadi sultan
Ia mempelajari  riwayat nabi-nabi
Ia mengikuti ajaran seorang iman
-          Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh:
Dokter Nugroho Iman Santoso
Gubenur Sutyoso
Jenderal Suharto
Tetapi jika tidak diikuti nama orang huruf besar tidak dipakai.
Contoh:
Dulu dia sersan sekarang sudah menjadi letnan.
Hadir juga beberapa menteri kesehatan negara tetangga.
Siapa nama gubernur itu?
-          Huruf pertama unsur nama orang
Contoh:
Andi Malaranggeng
Megawati Sukarna Putri
Wage Rudolf Supratman
-          Huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama bahasa.
Contoh:
Bahasa Arab
Bahasa Indonesia
Suku Jawa
Untuk huruf kapital tidak dipakai jika tidak menunjukkan nama
Contoh:
Kata-kata asli itu harus diindonesiaakan
Naskah ini kan diingriskan
Sikap masih kebelanda-belandaan
-          Huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan nama peristiwa sejarah
Contoh:
tahun Masehi
bulan Oktober
hari Rabu
hari raya Idul Fitri, Idul Adha
Perang Paderi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
-          Huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi
Contoh:
Danau Batur
Jalan Jenderal
Kali Kapuas
Pelabuhan Tanjung Priuk
Sudirman, Selat Malaka
Terusan Suez
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama.
Contoh:
Di propinsi itu ada bebrapa buah danau
Kami akan mendaki gunung
Mereka mandi di sungai
-          Huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau badan pemerintah, ketatanegaraan, dan norrma dokumen resmi, termasuk juga singkatannya.
Contoh:
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
Departemen Pendidikan Nasional (Depniknas)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Huruf kapital itu tidak dipakai jika tidak diikuti nama, baik nama lembaga, nama tempat, maupun nama dokumen.
Contoh:
Ia bekerja pada sebuah departemen.
Ia belajar di universitas negeri.
Tindakannya sesuai dengan undang-undang yng berlaku.
-          Huruf pertama nama buku, nama majalah, nama surat kabar, judul karangan, kecuali partikel (seperti di, ke, dan dari) yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
Dari Ave Maria ke jalan Lain ke Roma karangan Idrus
harian kompas
majalah Gatra
-          Huruf pertama istilah kekerabatan (seperti bapak, ibi, adik dan saudara) yang dipakai sebagai kata ganti atau kata sapaan.
Contoh:
Kata paman kepada kami, “Benar paman  akan ke Jepang .”
Kata ibu itu ananknya, “ayah akan membelikan komputer untukmu, Nak!,”
Tanya saya kepada ayah, “Apakah Ayah akan membelikan saya komputer?”
Huruf kapital tidak dipakai jika istilah kekerabatan itu tidak dipakai sebagai kata sapaan.
Contoh:
Dia mempunyai dua orang saudara
Kamu harus menhormati ibu dan ayahmu
Yang duduk di sana bukan paman saya.
-          Huruf pertama singkatan kata yang menyatakan nama gelar, nama pangkat, dan istilah sapaan.
Contoh:
Dr.                 Doktor                         Ny.                  Nyoya
Drs.               Doktorandus               Sdr.                 Saudara
Ir.                  Insinyur                       SE                   Sarjana Ekonomi
-          Nama kota yang mengikuti produk ditulis dengan huruf kapital
Contoh:
asinan Bogor                         gudeg Yogya
batik Yogyakarta                  tempe Malang
-          Nama produk (karya) seni
Contoh:
ketoprak Mataram                 legong Bali
langgam Jawa                        ukiran Jepara
b.      Huruf Kecil
Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf besar (huruf kapital). Penulisan kata dalam posisi ini bukan pada awal kalimat, bukan nama orang, atau penggunaan lain yang tidak dipersyaratkan pada penggunaan huruf kapital. Akan tetapi, perlu diperhatikan adanya penggunaan huruf kecil yang perlu ditekankan, misalnya penulisan nama jenis, bukan nama produk, dan bukan nama tepat dalam geografi.
Contoh:
kunci inggris (bukan kunci Inggris)
pisang ambon (bukan pisang Ambon)
harimau sumatera (bukan harimau Sumatra)
 Sedangkan penulisan kata yang terkait dengan nama produk harus ditulis dengan huruf kapital, misalnya: gudeg Yogya, rendang Padang, lukisan Bali.
c.       Huruf Miring
Huruf miring digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang dicetak miring, diberi garis bawah tunggal.
-          Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip dalam karangan.
Contoh:
Buku Bahasa Indonesia karangan Widjono Hs. Dan Sintowati.
Majalah Tempo Mei 2004
Surat kabar Kompas 18 Agustus 2003.
Judul karangan yang tidak diterbitkan, misalnya: artikel, makalah, atau, skripsi tidak dicetak dengan huruf miring tetapi diapit tanda petik.
Contoh:
“Bertekad Menegakkan Hukum,” Media Indonesia, 12 Desember 2004. “Membentuk Merger mengatasi Persaingan,” Kompas 26 Desember 2004.
Ridwan Pangestu “Analisis Fungsi Laporan Keuangan terhadap Kinerja Bisnis,” Universitas Negeri Jakarta: Skripsi, 2004
-          Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh:
Laporan ini tidak memasalahkan dampak psikologis karyawan.
Ny. Indira Gandhi bukan terbunuh melainkan dibunuh.
Kekayaan laut Indonesia dapat menghidupi dua ratus juta orang.
-          Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah diselesaikan ejaannya.
Contoh:
Kata Production Design Centre diganti dengan Pusat Desain Produksi.
Kreativitas baru berbahan baku Cassva membanjiri Eropa.
Pendidikan mahasiswa berbasis pada Andragogie.
d.      Huruf Tebal
     Huruf tebal digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang akan dicetak tebal, diberi garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk menandai kata-kata yang dianggap penting, atau perlu mendapat perhatian, seperti: judul dan subjudul dalam karangan, nama (judul) tabel, atau kata yang menuntut perhatian khusus.
Contoh:
        BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Masalah
1.3  Tujuan Penulisan
1.4  Pembatasan Masalah

2.4        PelafalanHuruf
A.    PelafalanBahasa Indonesia
Kata atausingkatandalambahasa Indonesia dilafalkanmenurutpengucapandanpendengaran orang Indonesia.
Singkatan                          Lafal Baku                              LafalTidakbaku
DPR                                  de peer                        di pi ar
KKN                                 kakaan                         keke en
LSM                                  el esem                        el esm
B.     PelafalanSingkatanAsing
Singkatan                          Lafal Baku                              LafalTidak Baku
Unesco                              yunesko                                   unesko
Unicef                               yunisef                        unisef
UNO                                 yu en ou                                  u n o; yu no                
2.5         Pemakaian Tanda Baca
A.    Tanda Titik (.)
-          Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
          Ayahku tinggal di Aceh
          Anak kecil itu menangis
          Mereka sedang minum kopi
          Adik bungsunya bekerja di Samarinda.
-          Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf pengodean suatu judul bab dan subbab.
Misalnya:
          III. Departemen Dalam Negeri
A.    Direktorat Jenderal PMD
B.     Direktorat Jenderal Agraria
1.      Subdit...
2.      Subdit...
II.  Isi Karangan                     
1.      Uraian Umum             
2.      Ilustrasi
1.      Gambar
2.      Tabel
3.      Grafik
-          Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu dan jangka waktu.
Misalnya:
         pukul 12.10.20 (pukul 12 lewat 10 menit 20 detik)
         selama 12 10’20” (12 jam 10 menit 20 detik)
-          Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan, ribuan, atau kelipatan yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
         Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
         Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
         Nomor gironya 5645678.
-          Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
         Lawrence, Marry S. Writting as a Thinking Process.
         Ann Arbor: Universitas of Michigan Press, 1974
-          Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
         Calon mahasiswa yang mendaftar 20.590 orang.
         Koleksi buku di perpustakaan itu 2.799 judul.
-          Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, misalnya judul buku, karangan lain, kepala ilustrasi, atau tabel.
Misalnya:
         Catur untuk Semua Umur (tanpa titik)
-          Tanda titik tidak dipakaidibelakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
         Jakarta, 11 Januari 2005 (tanpa titik)
         Yth. Bpk. Tarmizi Hasan (tanpa titik)
B.     Tanda Koma (,)
-          Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
         Reny membeli permen, dan air mineral.
         Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
-          Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya:
         Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
-          Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
-          Tanda koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubungan antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
         O, begitu?
         Wah, bagus, ya!
         Aduh, sakitnya bukan main.
-          Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
         Kata ibu, “ Saya berbahagia sekali.”
-          Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
         Surat ini dikirim kepada Dekan Fakultas Kedokteran UI,
         Jl Salemba Raya 6, Jakarta Pusat.
Sdr. Zulkifli Amsyah, Jalan cempaka Wangi VII/11, Jakarta Utara 10640
Jakarta, 11 November 2004
Bangkok, Thailand
-          Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
         Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia,2008), hlm.27
C.     Tanda Titik Koma (;)
1.      Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya :
            Hari makin siang; dagangannya belum juga terjual
2.      Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat mejmuk.
Misalnya :
            Ayah membaca buku; ibu sedang membuat jus tomat; adik serius menghafal rumus-rumus; saya sendiri asyik menonton siaran pertandingan sepak bola.
D.    Tanda Titik Dua (:)
1.      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti perincian.
Misalnya :
            Kami memerlukan alat tulis: pensil, penggaris, penghapus, dan kertas.
            STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya :
            Kami memerlukan pensil, penggaris, penghapus, dan kertas.
            STIE mempunyai jurusan manajemen dan akuntansi.
2.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memrlukan pemerian.
Misalnya :
a.       Ketua : Nawangwulan
Sekretaris : Nuri Handayani
Bendahara : Annisa
b.      Hari : Senin
Tanggal : 11 Januari 2004
Waktu : 14.30 WIB
E.     Tanda Hubung (-)
1.      Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya :
Di samping program lama ada juga program yang baru
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya :
Mata kuliah baru yang ditawarkan tahun ini adalah Estetika dan ...
                                    Bukan
Mata kuliah baru yang ditawarkan tahun ini adalah Estetika dan ...
2.      Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran dengan bagian kata didepannya pada pergantian baris.
Misalnya :
Ini ada acara yang baru untuk mengukur panas

Kukran baru ini memudahkan kita mengukur kelapa
                                   
Senjata itu merupakan alat pertahanan yang canggih

F.      Tanda Pisah (-)
1.      Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya :
            Hasil pertandingan itu-sungguh di luar dugaan-ternyata imbang.
2.      Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya :
            Ramgkaian fenomena ini-penemuan air di mars, penemuan planet Xena dan penemuan galaxi baru-telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.











BAB III
PENUTUP

3.1               Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.Berdasarkan sejarah pekembahan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu: Ejaan Van Ophuysen. Ejaan ini berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun 20an (1901-1947. Ejaan Suwandiberlaku pada tahun (1947-1972). SedangkanEjaan yang disempurnakan (EYD)mulai berlaku sejak tahun (1972-sekarang). Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia.Ruang lingkup EYD untuk pemakaian hurufterbagimenjadi 4, yaitu (1) huruf kapital, (2) huruf kecil, (3) huruf miring, (4) huruftebal. Pemakaiantandabacaterbagimenjadi 6, yaitu(1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tandatitikkoma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah.

3.2         Saran
Sebagai seorang mahasiswa sudah seharusnya kita menguasai dan memahami tentang “Ejaan yang Disempurnakan (EYD) baik dalamkehidupansehari-harimaupundidalamlingkungansekolah. Denganadanyamakalah kami, dapat bermanfaat untuk pembaca dan dapa tmenambah wawasan bagi pembaca.










DAFTAR PUSTAKA

·        HS, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo
·        Damayanti, Rini. Tri Indrayanti. 2015. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Victory Inti Cipta.
·        Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi.

 
 
   

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com