PENALARAN DEDUKTIF (SILOGISME)
Diajukan untuk menulis salah satu tugas
mata kuliah : Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
Dwi Novitasari ( 1584202046 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya, terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Silogisme”. Kemudian tak lupa pula kita hanturkan sholawat
serta salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW . yang telah membawa kita dari
alam jahiliyah menuju alam ilmiyah yang penuh barakah ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen yang Terhormat bapak
Haerudin M.pd sekalu pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis banyak berharap makalah ini dapat berguna bagi
seluruh pembaca dan para pembaca semakin memahami akan Silogisme.
Dan pada akhirnya penulis mengucapkan
mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini , maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................2
DAFTAR
ISI ....................................................................................................3
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
.............................................................................4
1.2 Rumusan
Masalah
........................................................................5
1.3 Tujuan
...........................................................................................5
1.4 Manfaat
.................................
.......................................................5
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Silogisme.........................................................................6
2.2 Bagian-bagian Silogime
...................................................................7
2.3 Macam-macam Silogisme ...............................................................8
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ......................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Akal
adalah fitrah yang Allah berikan untuk setiap manusia. Dengan adanya akal
manusia menjadi unggul, karena dengan akal manusia dapat berfikir. Berfikir
adalah kegiatan manusia yang ada sejak manusia lahir hingga manusia meninggal
dunia. Sejak manusia dilahirkan
pada dasarnya sudah sepantasnya untuk dilatih berpikir
dengan jelas, tajam, dan terang rumusannya.
Dalam
berfikir, manusia dihadapkan dengan banyak persoalan-persoalan yang
memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan. Manusia memiliki pemikiran yang
berbeda-beda, maka tak heran jika banyak perbedaan didalam sebuah pemikiran.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir kesalahan dalam berfikir atau menarik
kesimpulan, maka para ilmuan menciptakan kaidah berfikir yang disebut dengan
ilmu logika atau biasa dikenal dengan silogisme. Silogisme dikembangkan oleh
Aristoteles .
Dalam
pembahasan ini, penulis membahasa masalah bagaimana menarik kesimpulan. Dalam
menarik kesimpulan ada dua metode diantaranya metode deduktif dan induktif. Dan
khusus pembahasan makalah ini adalah masalah penarikan metode deduktif atau
silogisme. Untuk mengetahui lebih jelanya, penulis membahasnya dalam bab II
Pembahasan.
1.2 Rumusan
masalah
1. Pengertian Silogisme
2. Bagian-Bagian Silogime
3. Macam-macam Silogisme
1.3 Tujuan
1. Mengertahui pengertian Silogisme
2. Mengetahui bagian-bagian Silogisme
3. Mengetahui macam-macam Silogisme
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Silogisme
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja bagian-bagian dan macam-macam
Silogisme dan menjadi tambahan ilmu pengetahuan kepada para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Silogisme
Silogisme
adalah suatu bentuk formal dari deduksi yang terdiri atas proposisi-proposisi
kategorik. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Silogisme adalah bentuk,
cara berpikir atau menarik simpulan yang terdiri atas premis umum, premis
khusus, dan simpulan. Dilihat dari bentuknya silogisme adalah contoh yang
paling tegas dalam cara berfikir deduktif yakni mengambil kesimpulan khusus
dari kesimpulan umum.
Dalam silogisme
terdapat dua proposisi dan satu simpulan. Kesimpulan silogisme ditarik dari
proposisi I dengan bantuan proposisi II. Tanpa adanya proposisi II tidak dapat
ditarik sebuah kesimpulan. Jadi kedua proposisi itu merupakan dasar bagi
penarik sebuah kesimpulan.
Jadi tegasnya yang
dinamakan silogime adalah suatu pengambilan kesimpulan dari dua macam keputusan
(yang mengandung unsur yang sama dan salah satunya harus universal). Dalam ilmu
logika proposisi yang menjadi dasar penarikan kesimpulan disebut premis. Premis merupakan pernyataan yang dijadikan
dasar untuk menarik simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (premis
mayor) dan premis khusus (premis minor).
Premis Mayor (umum) :
berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota kelompok atau kumoulan sesuatu yang
memiliki sifat atau ciri tertentu.
Premis Minor (khusus) :
menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok atau kumpulan sesuatu
itu
Simpulan (P) :
menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok sesuatu itu memiliki
sifat atau ciri tertentu
v Kesimpulan diambil dari
subjek minor dan predikat mayor.
Contoh silogisme 1 :
(A) Premis Mayor (umum) = Semua
manusia akan mati.
(B) Premis Minor (khusus) = Si A
adalah manusia.
(C) Simpulan = Si A akan mati.
Pada contoh diatas kita
melihat adanya persamaan anatara keputusan pertama dengan keputusan kedua yakni
sama-sama “manusia” dan salah satu dari keduanya universal (keputusan pertama)
oleh karena itu nilai kebenaran drai keputusan ketiga sama dengan nilai
kebenaran dua keputusan sebelumnya. Kesimpulan yang diambil bahwa “Si A akan
mati” adalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ditarik secara
logis dari dua primis yang mendukungnya.
Sekiranya kedua primis yang mendukungnya adalah benar maka dapat
dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar. Apabila disalah
satu primis ada yang negatif ,dinyatakan menurut penalaran ditidak dapat
diambil kesimpulan. Dengan demikian maka ketetapan penarikan kesimpulan
tergantung dari tiga hal yakni kebenaran primis
mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan pengambilan kesimpulan. Dan
ketika salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi maka
kesimpulan yang ditariknya akan salah.
2.2 Pada
dasarnya silogisme mempunyai empat bagian :
1. Bagian pertama adalah keputusan pertama, yang biasanya disebut premis mayor.
Premis mempunyai arti kalimat yang dijadikan
dasar penarikan kesimpulan, ada juga yang mengatakan premis adalah kata-kata
atau tulisan sebagai pendahulu untuk menarik suatu kesimpulan atau dapat juga
diartikan sebagai pangkal pikiran.
Mayor
artinya besar. Premis mayor artinya pangkal pikir yang mengandung term mayor
dari silogismeitu, dimana nantinya akan muncul menjadi predikat dalam
kesimpulan.
Contoh
: (Semua manusia akan mati)
2. Bagian kedua adalah keputusan kedua, yang umumnya disebut dengan premis minor.
Premis
minor artinya pangkal pikiran yang mengandung term minor (kecil) dari silogisme
itu, dimana nantinya akan muncul menjadi subjek dalam kesimpulan.
Contoh
: (Si A adalah manusia)
3. Bagian ketiga adalah bagian-bagian yang sama dalam dua keputusan
tersebut, yang biasanya disebut medium
atau term menengah (middle term), karena ia terdapat pada kedua premis
(mayor dan minor), maka bertindak sebagai penghubung (medium) anatar keduanya,
tetapi tidak muncul dalam kesimpulan.
4. Bagian keempat adalah keputusan ketiga yang disebut kongklusi atau kesimpulan, adalah
merupaka keputusan baru (dari dua keputusan sebelumnya) yang mengatakan bahwa
apa yang benar dalam mayor, juga benar dalam term minor. Semua manusia
akan mati, maka Si A yang menjadi bagian
dari manusia adalah akan mati, jadi Si A akan mati.
2.3 Macam-macam Silogisme :
Penyimpulan deduksi
yang telah kita ketahui sekedarnya dapat kita laksanakan melalui teknik-teknik,
silogisme katagorik maupun bentuk standar. Silogisme merupakan bentuk
penyimpulan tidak langsung dikatakan demikian karena dalam silogisme kita
menyimpulkan pengetahuan baru yang kebenarannya diambil secara sintesis dari
dua permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu., yang tidak terjadi
dalam penyimpulan Eduksi. Dan pasa saat ini Silogisme terdiri dari silogisme
katagorik, silogisme hipotetik, dan silogisme diayungtif. Untuk lebih lanjut
akan kami jelaskan berikut ini :
1.
Silogisme Kategorial
Adalah silogisme yang semua proposisinya
merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis
yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi
predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang
menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle
term).
Adapun menurut KBBI simpulan berdasarkan
silogisme kategorial adalah keputusan yg sama sekali tanpa berdasarkan syarat.
Contoh :
Premis Mayor : Semua tanaman membutuhkan
air
M P
Premis Minor : Padi adalah tanaman
S M
Kesimpulan : Padi membutuhkan air
S P
Keterangan S : Subyek
P
: Predikat
M
: Middle term
2. Silogisme
Hipotesis
Silogisme hipotetis adalah argumen yang premis
mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik.
Adapun menurut KBBI silogisme hipotesis
merupakan penarikan simpulan atau keputusan yg kebenarannya berdasarkan syarat
tertentu.
Macam-macam tipe silogisme hipotesis:
A. Premis minornya mengakui
bagian antecedent.
Contoh: Jika hujan, saya
naik becak.
Sekarang hujan.
Jadi saya naik becak.
B. Premis minornya mengakui
bagian konsekuennya.
Contoh: Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah
basah.
Jadi
hujan telah turun.
C. Premis minornya mengingkari
antecedent.
Contoh: Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa,
maka
kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan
paksa.
Jadi
kegelisahan tidak akan timbul.
D. Premis minornya mengingkari
bagian konsekuennya.
Contoh: Bila
mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke
jalanan.
3. Silogisme
Disjungtif
Adalah silogisme
yang premis mayornya keputusan disjungtif sedangkan premis minornya kategorik
yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis
mayor.
Adapun menurut
KBBI silogisme disjungtif ini merupakan penarikan simpulan atau keputusan berdasarkan beberapa kemungkinan kebenaran pernyataan, tetapi hanya salah satu
pernyataan yg benar.
Silogisme ini
terdiri dari dua macam: silogisme disjungtif dalam arti sempit dan silogisme disjungtif
dalam arti luas.
Ø
Silogisme
disjungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif.
Contoh: la
lulus atau tidak lulus.
Ternyata ia lulus.
la bukan tidak
lulus.
Ø
Silogisme
disjungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan
kontradiktif.
Contoh: Hasan berada di rumah atau di pasar.
Ternyata tidak di rumah.
Jadi
Hasan berada di pasar.
BAB III
KESIMPULAN
Silogisme
adalah suatu cara untuk melahirkan deduksi. Silogisme mengajarkan pada kita
merumuskan, menggolong-golongkan pikiran sehingga kita dapat melihat
hubungannya dengan mudah. Dengan demikian kita belajar berfikir tertib, jelas,
tajam. Ini diperlukan karena mengajarkan kita untuk dapat melihat akibat dari
suatu pendirian atau penyataan yang telah kita lontarkan. Banyak orang
merumuskan pendirian atau membuat pernyataan yang apabila ditelaah labih
lanjut, sebenernya pendirian atau pernyataan tadi kurang tepat atau kurang
benar. Mungkin saja hal itu karena tidak mau menghargai kebenaran dari suatu
tradisi atau tidak dapat menilai kegunaan yang besar dari sesuatu yang berasal
dari masa lampau. Akan tetapi kita generasi penerus, proses pemikiran kita
menurut kenyataan mengikuti pola silogisme jauh lebih sering dari pada yang
kita duga dan dari proses tersebut pemikiran kita lebih terbuka tertib dan
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk.2003.Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesesia.Jakarta:Balai
Pustaka
Soekadijo,R.G.1993. Logika
Dasar Tradisional,Simbolik,Induktif. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Karomani. 2012. Logika. Yogyakarta:Graha
Ilmu
Finoza, Lamuddin.2008.Komposisi
Bahasa Indonesia.Jakarta:diksi
0 komentar:
Posting Komentar