Sabtu, 19 Desember 2015

PENJELASAN UMUM PENGEMBANGAN PARAGRAF (DEBY)

0



PENJELASAN UMUM PENGEMBANGAN PARAGRAF
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perkuliahan Bahasa Indonesia yang Dibina ole Haerudin, M.Pd.



 



Disusun oleh :

DEBY RATULIA (1584202165 )



PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TANGERANG
                                                2015

KATA PENGANTAR


Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dalam bidang mata kuliah Bahasa Indonesia ‘Penjelasan Umum Pengembanggan paragrap’
      Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan baik itu dari penulisan, isi, dan lain sebagainya yang memang karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Untuk itu  penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
      Demikian sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.



Tangerang, 11 Desember 2015





                                                                   Penulis










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………….                 ii
DAFTAR ISI …………………………………………………...                  iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang ……………………………………..                  1
1.2          Rumusan Masalah ………………………………….                  1
1.3          Tujuan ……………………………………………...                  1
1.4          Metode ……………………………………………..                  2
1.5          Manfaat …………………………………………….                  2
BAB II PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Paragraf………………………….....
2.2     Fungsi-fungsi Paragraf………..............................                       5
2.3           Unsur-unsur Paragraf..………………..……………..
2.4           Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik  .......................
2.5           Macam-macam Paragraf..................................................
2.6           Pengembangan Paragraf...................................................

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………....                 10
3.2 Saran ………………………………………………......                 10
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam manulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti tertentu.
Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide, terdapat kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif (kalimat disusun dengan menggunakan kalimat efektif sesuai ide bisa disampaikan dengan tepat).
Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar bisa menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik
1.2  Rumusan Masalah
a.    Bagaimana fungsi organ tubuh sebagai alat bicara, penghasil bunyi-bunyi  bahasa ?
b.  Bagaimana proses terjadinya bunyi
1.3  Tujuan
a.  Untuk dapat mengetahui proses terjadinya bunyi bahasa.
b.  Untuk mengetahui organ-organ tubuh yang menghasilkan bunyi bahasa.
1.4  Metode
Dalam pembuatan makalah ini, metode yang digunakan adalah metode diskusi atau kelompok.

1.5  Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini, diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
a.         Kelompok kami mendapat pengalaman dalam pembuatan makalah tentang mata kuliah fonologi.
b.        Mengetahui tentang bagaimana terjadinya bunyi bahasa.
c.         Agar dapat mengetahui organ-organ tubuh yang menghasilkan bunyi bahasa.
d.        Diharapkan dalam pembuatan makalah ini dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik, sehingga mampu meningkatkan kemampuan dalam membuat makalah selanjutnya.


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Paragraf
           Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf diserap dari bahasa Inggris yaitu paragraph, sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dari kata lain alinea yang berarti ‘’mulai dari garis baru’’. Kata paragraf terbentuk dari kata Yunani (para) yang berarti ‘’ sebelum’’, dan (grafein) yang berarti ‘’ menulis atau menggores’’.
            Berkenaan dengan paragraph, Margaret J.Miller mengatakan ” sebagaimana halnya suatu kalimat harus memiliki kesatuan pikiran, begitu juga  paragraf harus mempunyai kesatuan topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf harus menyusul satu sama lain dengan urutan yang logis. Gagasan dalam setiap kalimat harus timbul secara wajar dari pikiran yang telah diisyaratkan oleh karena kalimat yang muncul sebelumnya ”.
Paragraf adalah sebuah penggabungan beberapa kalimat, artinya setiap unsur pada karangan panjang ada pada paragraf. Paragraf juga merupakan bagian karangan atau tulisan yang membentuk satu kesatuan pikiran atau gagasan. Setiap paragraf dikendalikan oleh satu ide pokok, dan setiap Ide pokok paragraf harus dikemas dalam sebuah kalimat yang disebut kalimat utama.
Paragraf yang baik memiliki satu kalimat utama yang berisi tentang pokok pikiran paragraf atau gagasan dan beberapa kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan pokok pikiran. Pengecualian dalam hal ini adalah paragraf dalam karangan fiksi yang seluruh kalimatnya sering merupakan kalimat topik sehingga setiap kalimat mengandung ide pokok tersendiri.
              Ukuran panjang pendek paragraf tidak dapat dipatok secara mutlak. Hal itu bergantung pada bobot atau kadar informasi yang akan diungkapkan. Sebagai pegangan, dapat diketahui bahwa alinea atau paragraf yang ideal panjangnya berkisar antara 4-8 kalimat. Namun, dapat juga hinga 10 kalimat jika kalimat didalamnya pendek-pendek, atau kurang dari 4 jika kalimatnya panjang-panjang.
                               
                               
                              2.2  Fungsi Paragraf
            Fungsi dari paragraf antara lain, yaitu :
1. Bagi penulis. Sebuah paragraf sangat membantu pengungkapan ide atau gagasan. Dengan adanya paragraf ide atau gagasan sang penulis akan dapat dipecah secara lebih terperinci sehinga memudahkan pembaca nantinya untuk lebih mudah memahami alur ide atau tulisan sang penulis. Sebagaimana sebuah pohon, Begitu pulalah tulisan. Pohon sebagai keseluruhan tulisan, sedangkan paragraf adalah ranting-ranting yang menjadi penyangga daun  kata-kata. Namun walaupun berbeda setiap ranting-ranting ini saling bertautan untuk bisa menyangga pohon tersebut.
2. Bagi pembaca. Paragraf adalah sebuah piranti untuk memahami keseluruhan ide pada karya tulis ilmiah. Bila sebuah tulisan tidak memiliki paragraf, maka pembaca akan sangat sulit menangkap maksud dan inti dari ide-ide penulis. Maka paragraf dibutuhkan sebagai alat pemetakan ide- ide yang saling berkesinambungan satu sama lain, sehingga memudahkan  pembaca untuk menarik inti dari setiap paragraf  dan mulai merajutnya menjadi suatu ide yang dimaksudkan oleh sang penulis.
3. Menandai pembukaan topik baru atau pengembangan lebih lanjut mengenai topik sebelumnya . Coba perhatikan contoh berikut ini.
4. Kegunaan lain dari paragraf ialah untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk memperinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya. Coba  perhatikan contoh dibawah ini.
                              2.3  Unsur-unsur Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Supaya pikiran tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf harus tersusun secara logis-sistematis. Alat Bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis  itu ialah unsur-unsur paragraf seperti :
1.      Ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak. Ide pokok bisaanya berupa kata, frase atau klausa.
2.      Kalimat topik yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
3.      Ide pengembang yaitu rincian atau penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa kata, frase, atau klausa.
4.      Kalimat pengembang yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang dalam bentuk kongkret.
5.      Kalimat penegas yaitu kalimat yang berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topik pada bagian akhir paragraf.
6.      Transisi yaitu mata rantai penghubung paragraf. Transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi atau kepaduan antarkalimat, antarparagraf dalam suatu karangan.
                              2.4  Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik
Suatu paragraf akan menjadi ideal dan efektif bila dibentuk berdasarkan dua syarat pembentukannya. Kedua syarat yang diperlukan dalam pembentukan paragraf yaitu adanya unsur kesatuan dan unsur koherensi atau kepaduan atau penyatuan.
1.         Kesatuan (Kohesi)
Syarat pertama, adanya kesatuan. Maksudnya, paragraf tersebut memperlihatkan satu kesatuan yang utuh. Untuk itu, diperlukan adanya gagasan pokok yang merupakan pengikat paragraf. Tanpa gagasan pokok, paragraf kehilangan perekat, kehilangan pemersatu. Paragraf cenderung menjadi tidak menentu ujung pangkalnya, kesatuan tak berwujud.
Biasanya di antara kalimat-kalimat dalam paragraf itu ada sebuah kalimat yang sangat penting, yang disebut kalimat inti atau kalimat utama atau kalimat topik. Kalimat itulah yang menjadi tumpuan kalimat-kalimat lainnya Di situlah pula sesungguhnya terletak kunci untuk memahami sebuah paragraf.

2.         Kepaduan (Koherensi)
Yang dimaksudkan dengan koherensi di sini adalah adanya hubungan harmonis yang memperlihatkan kesatuan dan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, semakin jelaslah arah paragrafnya dan semakin jelas pula gagasan pokok yang hendak dikatakannya. Tetapi, hubungan harmonis tidak akan tercipta apabila tiap-tiap kalimat tidak selalu berorientasi pada gagasan pokok yang ditentukan.
Paragraf yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Pembaca tidak dihadapkan pada lompatan-lompatan pikiran yang dapat membingungkan. Ketiadaan koheresi dalam paragraf akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Pada gilirannya, pembaca menemui kesukaran untuk memperoleh gagasan pokok paragraf. Dalam koherensi, termasuk pula keteraturan urutan gagasan. Gagasan dituturkan secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya dari fakta yang satu ke fakta yang lain, dari satu soal ke soal berikutnya. Sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama.
3.      Hanya Memiliki Satu Pikiran Utama
Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran utama, paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung oleh pikiran-pikran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas yang tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama.
2.5  Macam-macam Paragraf
1. Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang jelas.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat. 
2.      Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca dan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.    Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4.      Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.
Contoh:
Susu sangat baik untuk kesehatan kita. Susu mengandung banyak kalsium yang sangat berguna untuk pertumbuhan tulang kita. Selain itu, susu juga memiliki banyak protein yang bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak kita. Oleh karena itu, marilah kita perbanyak meminum susu.
5.      Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Ciri-cirinya ada kejadian, tokoh, dan waktu kejadian
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
2.6  Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai macam cara-cara atau teknik yang digunakan pada  umumnya bergantung pada luasnya pengalaman penulis dan materi yang ingin ditulis. Melalui jenis pembagian ini, paragraf dapat dikategorikan sebagai jenis paragraf berdasarkan struktur informasinya. Secara garis besar teknik yang dimaksud dapat dilihat di bawah ini:
1.         Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.


Contoh:
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Pada tahun sebelumnya hanya 30%, presentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita sudah bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia.
2.         Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Mula-mula dikemukakan fakta-fakta ataupun uraian-uraian. Berdasarkan fakta-fakta itu penulis menggenerealisasikan ke dalam sebuah kalimat.
Pararagraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragraf. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.
Contoh:
Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00 WIB. Sangat tidak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Dia pun tak pernah belajar. Hidupnya selalu dipenuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah di dalam pikirannya. Oleh karena itu, sangat wajar jika Abo tidak naik kelas.
3.         Pengembangan dengan Klasifikasi
Pengembangan dengan klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh :
Ada paragraf yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang, menjelaskan sebuah proses, melukiskan keadaan dengan kata-kata, bahkan ada paragraf yang isinya mempengaruhi cara berpikir orang lain. Ditinjau dari sifat isi paragraf tadi maka paragraf dapat digolongkan menjadi paragraf deskriptif, paragraf naratif, paragraf persuatif, dan paragraf argumentatif.
4.         Pengembangan dengan Contoh
Kata, seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh:
Tak ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki yang halal, tapi didunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah membuahkan kebahagiaan. Contohnya : Bapak A memimpin sebuah lembaga negara, yang asalnya biasa sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana, setiap anak punya mobil dan apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak ada yang lulus kuliah, anak perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya mengalami keterbelakangan mental.
5.         Pengembangan dengan Fakta
Pengembangan  dengan fakta merupakan suatu jenis pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara menyertakan sejumlah fakta atau bukti untuk memperkuat pendapat yang dikemukakan.
Contoh:
Para petani di kampong sangat rajin. Sebelum matahari terbit mereka berangkat menggarap sawahnya. Tidk mengenal lelah dan capek. Waktu istirahat hanya untuk makan dan shalat saja. Kemabali ke rumah nanti menjelang magrib. Meskipun begitu, tidak pernah mengeluh kepada siapa pun.
6.         Pengembangan Sebab Akibat
Dilakukan jika menerangkan suatu kejadian. Ungkapan yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena.
Contoh :
Pertama kali pindah kekota ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia masuk Smk mulai merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan langganan, disuguhi minuman beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini rokoknya diganti dengan lintingan ganja, uang transport sering dipakai beli ganja, sekolah sering bolos, akibatnya raport jelek, badan kurus dan sekarang mulai berani enjual barang-barang rumah untuk membeli si daun haram itu.
7.         Pengembangan Definisi
Adalah, yaitu, ialah, merupakan kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf secara definisi.
Contoh :
Paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat yang menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan kalimat utama.


















BAB III
PENUTUP
3.1                Simpulan
Pada pembahasan di atas, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.            Ilmu fonologi adalah subdisiplin linguistik yang menetapkan kajiannya yaitu unsur bahasa yang terkecil atau bunyi bahasa.
2.            Sebagai suatu ilmu, fonologi mendasarkan kegiatannya pada pikiran-pikiran tentang bunyi bahasa.
3.            Bahwa dalam ilmu fonologi terdapat dua aspek, yaitu fonetik dan fonemik.
3.2                Saran
1.             Diharapkan dalam penulisan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran guna untuk memperbaiki penulisan makalah selanjutnya.
2.             Agar lebih ditingkatkan lagi pemahaman dalam pembelajaran fonologi.
                            















DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah MK,S, dkk. 1986. PINA 4436: Materi Pokok Menulis. Jakarta:Karunia,UT
Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah. Graha Media.
Suparno, dkk. 2007. Materi pokok keterampilan dasar menulis. Jakarta: UT.
Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo.





0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com