PENJELASAN
UMUM PENGEMBANGAN PARAGRAF
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perkuliahan
Bahasa Indonesia yang Dibina ole Haerudin, M.Pd.
Disusun
oleh :
DEBY RATULIA (1584202165 )
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TANGERANG
TANGERANG
2015
KATA
PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati
penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dalam bidang mata kuliah Bahasa Indonesia ‘Penjelasan
Umum Pengembanggan paragrap’
Dalam
pembuatan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan baik itu
dari penulisan, isi, dan lain sebagainya yang memang karena keterbatasan ilmu
dan pengetahuan penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun pembuatan makalah
untuk hari yang akan datang.
Demikian
sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana
ini dapat diterima dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.
Tangerang, 11 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………. ii
DAFTAR ISI
…………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang …………………………………….. 1
1.2
Rumusan Masalah …………………………………. 1
1.3
Tujuan ……………………………………………... 1
1.4
Metode …………………………………………….. 2
1.5
Manfaat ……………………………………………. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf………………………….....
2.2 Fungsi-fungsi Paragraf……….............................. 5
2.3
Unsur-unsur Paragraf..………………..……………..
2.4
Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik .......................
2.5
Macam-macam Paragraf..................................................
2.6
Pengembangan Paragraf...................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
………………………………………….... 10
3.2 Saran
………………………………………………...... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
manulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak
kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi
sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan
suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti
tertentu.
Menyusun suatu
paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut
antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua kalimat
yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide, terdapat
kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk
alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif (kalimat disusun dengan
menggunakan kalimat efektif sesuai ide bisa disampaikan dengan tepat).
Oleh
karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar
dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar
bisa menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik
1.2 Rumusan Masalah
a.
Bagaimana fungsi organ tubuh sebagai alat bicara, penghasil bunyi-bunyi bahasa ?
b. Bagaimana proses terjadinya bunyi
1.3 Tujuan
a.
Untuk dapat mengetahui proses terjadinya bunyi bahasa.
b.
Untuk mengetahui organ-organ tubuh yang menghasilkan bunyi bahasa.
1.4 Metode
Dalam
pembuatan makalah ini, metode yang digunakan adalah metode diskusi atau
kelompok.
1.5 Manfaat
Dalam
pembuatan makalah ini, diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
a.
Kelompok kami mendapat pengalaman dalam pembuatan makalah tentang mata
kuliah fonologi.
b.
Mengetahui tentang bagaimana terjadinya bunyi bahasa.
c.
Agar dapat mengetahui organ-organ
tubuh yang menghasilkan bunyi bahasa.
d.
Diharapkan dalam pembuatan
makalah ini dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik, sehingga mampu
meningkatkan kemampuan dalam membuat makalah selanjutnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Kata
paragraf diserap dari bahasa Inggris yaitu paragraph, sedangkan kata alinea
dari bahasa Belanda dari kata lain alinea yang berarti ‘’mulai dari garis
baru’’. Kata paragraf terbentuk dari kata Yunani (para) yang berarti ‘’
sebelum’’, dan (grafein) yang berarti ‘’ menulis atau menggores’’.
Berkenaan dengan paragraph, Margaret
J.Miller mengatakan ” sebagaimana halnya suatu kalimat harus memiliki kesatuan
pikiran, begitu juga paragraf harus
mempunyai kesatuan topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf harus menyusul satu
sama lain dengan urutan yang logis. Gagasan dalam setiap kalimat harus timbul
secara wajar dari pikiran yang telah diisyaratkan oleh karena kalimat yang
muncul sebelumnya ”.
Paragraf
adalah sebuah penggabungan beberapa kalimat, artinya setiap unsur pada karangan
panjang ada pada paragraf. Paragraf juga merupakan bagian karangan atau tulisan
yang membentuk satu kesatuan pikiran atau gagasan. Setiap paragraf dikendalikan
oleh satu ide pokok, dan setiap Ide pokok paragraf harus dikemas dalam sebuah
kalimat yang disebut kalimat utama.
Paragraf yang
baik memiliki satu kalimat utama yang berisi tentang pokok pikiran paragraf
atau gagasan dan beberapa kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan pokok
pikiran. Pengecualian dalam hal ini adalah paragraf dalam karangan fiksi yang
seluruh kalimatnya sering merupakan kalimat topik sehingga setiap kalimat
mengandung ide pokok tersendiri.
Ukuran panjang pendek paragraf
tidak dapat dipatok secara mutlak. Hal itu bergantung pada bobot atau kadar
informasi yang akan diungkapkan. Sebagai pegangan, dapat diketahui bahwa alinea
atau paragraf yang ideal panjangnya berkisar antara 4-8 kalimat. Namun, dapat
juga hinga 10 kalimat jika kalimat didalamnya pendek-pendek, atau kurang dari 4
jika kalimatnya panjang-panjang.
2.2 Fungsi Paragraf
Fungsi dari paragraf antara lain, yaitu :
1. Bagi penulis. Sebuah paragraf sangat membantu
pengungkapan ide atau gagasan. Dengan adanya paragraf ide atau gagasan sang
penulis akan dapat dipecah secara lebih terperinci sehinga memudahkan pembaca
nantinya untuk lebih mudah memahami alur ide atau tulisan sang penulis.
Sebagaimana sebuah pohon, Begitu pulalah tulisan. Pohon sebagai keseluruhan
tulisan, sedangkan paragraf adalah ranting-ranting yang menjadi penyangga
daun kata-kata. Namun walaupun berbeda
setiap ranting-ranting ini saling bertautan untuk bisa menyangga pohon
tersebut.
2. Bagi pembaca. Paragraf adalah sebuah piranti untuk
memahami keseluruhan ide pada karya tulis ilmiah. Bila sebuah tulisan tidak
memiliki paragraf, maka pembaca akan sangat sulit menangkap maksud dan inti
dari ide-ide penulis. Maka paragraf dibutuhkan sebagai alat pemetakan ide- ide
yang saling berkesinambungan satu sama lain, sehingga memudahkan pembaca untuk menarik inti dari setiap
paragraf dan mulai merajutnya menjadi
suatu ide yang dimaksudkan oleh sang penulis.
3. Menandai pembukaan topik baru atau
pengembangan lebih lanjut mengenai topik sebelumnya . Coba perhatikan contoh
berikut ini.
4.
Kegunaan lain dari paragraf ialah untuk menambah hal-hal yang penting atau
untuk memperinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya. Coba perhatikan contoh dibawah ini.
2.3 Unsur-unsur Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas
seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk
menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Supaya
pikiran tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf harus
tersusun secara logis-sistematis. Alat Bantu untuk menciptakan susunan
logis-sistematis itu ialah unsur-unsur paragraf seperti :
1. Ide pokok
yaitu ide pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak. Ide pokok bisaanya
berupa kata, frase atau klausa.
2. Kalimat topik
yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
3. Ide
pengembang yaitu rincian atau penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret.
Ide pengembang berupa kata, frase, atau klausa.
4. Kalimat pengembang
yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang dalam bentuk kongkret.
5. Kalimat
penegas yaitu kalimat yang berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk
kalimat topik pada bagian akhir paragraf.
6. Transisi
yaitu mata rantai penghubung paragraf. Transisi berfungsi sebagai penunjang
koherensi atau kepaduan antarkalimat, antarparagraf dalam suatu karangan.
2.4 Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik
Suatu paragraf akan menjadi ideal
dan efektif bila dibentuk berdasarkan dua syarat pembentukannya. Kedua syarat
yang diperlukan dalam pembentukan paragraf yaitu adanya unsur kesatuan dan
unsur koherensi atau kepaduan atau penyatuan.
1. Kesatuan
(Kohesi)
Syarat pertama, adanya kesatuan. Maksudnya, paragraf tersebut memperlihatkan satu kesatuan
yang utuh. Untuk itu, diperlukan adanya gagasan pokok yang merupakan pengikat
paragraf. Tanpa gagasan pokok, paragraf kehilangan perekat, kehilangan
pemersatu. Paragraf cenderung menjadi tidak menentu ujung pangkalnya, kesatuan
tak berwujud.
Biasanya di antara kalimat-kalimat
dalam paragraf itu ada sebuah kalimat yang sangat penting, yang disebut kalimat
inti atau kalimat utama atau kalimat topik. Kalimat itulah yang menjadi tumpuan
kalimat-kalimat lainnya Di situlah pula sesungguhnya terletak kunci untuk
memahami sebuah paragraf.
2.
Kepaduan (Koherensi)
Yang dimaksudkan dengan koherensi
di sini adalah adanya hubungan harmonis yang memperlihatkan kesatuan dan
kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam sebuah paragraf.
Dengan demikian, semakin jelaslah arah paragrafnya dan semakin jelas pula
gagasan pokok yang hendak dikatakannya. Tetapi, hubungan harmonis tidak akan
tercipta apabila tiap-tiap kalimat tidak selalu berorientasi pada gagasan pokok
yang ditentukan.
Paragraf yang memiliki koherensi
akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan.
Pembaca tidak dihadapkan pada lompatan-lompatan pikiran yang dapat
membingungkan. Ketiadaan koheresi dalam paragraf akan menyulitkan pembaca untuk
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Pada gilirannya, pembaca
menemui kesukaran untuk memperoleh gagasan pokok paragraf. Dalam koherensi,
termasuk pula keteraturan urutan gagasan. Gagasan dituturkan secara teratur
dari satu detail ke detail berikutnya dari fakta yang satu ke fakta yang lain,
dari satu soal ke soal berikutnya. Sehingga pembaca dapat dengan mudah
mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama.
3. Hanya Memiliki Satu Pikiran
Utama
Paragraf yang
baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau gagasan pokok. Jika dalam
satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran utama, paragraf tersebut tidak
efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar tetap memiliki hanya satu pikiran
utama. Satu pikiran utama itu didukung oleh pikiran-pikran penjelas.
Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat
penjelas yang tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama.
2.5 Macam-macam Paragraf
1. Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah karangan yang menyajikan
sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan
atau informasi yang jelas.
Contoh:
Para pedagang
daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai
impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli
sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini
melejit sehingga harganya meningkat.
2. Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf
yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini
dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca dan membuktikan kebenaran suatu pendapat/
kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak
Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian
pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992)
bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk
mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak
kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah
di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang
kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga
semakin terlihat di mana-mana.
3. Deskripsi
Berisi
gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu
menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang
mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik.
Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut
dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah
kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia
sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Paragraf persuasi
adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar
melakukan sesuatu.
Contoh:
Susu sangat
baik untuk kesehatan kita. Susu mengandung banyak kalsium yang sangat berguna
untuk pertumbuhan tulang kita. Selain itu, susu juga memiliki banyak protein
yang bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak kita. Oleh karena itu, marilah
kita perbanyak meminum susu.
5. Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Ciri-cirinya ada kejadian, tokoh,
dan waktu kejadian
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis
sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya
menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan
kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
2.6 Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat dikembangkan dengan
berbagai macam cara-cara atau teknik yang digunakan pada umumnya bergantung pada luasnya pengalaman
penulis dan materi yang ingin ditulis. Melalui jenis pembagian ini, paragraf
dapat dikategorikan sebagai jenis paragraf berdasarkan struktur informasinya.
Secara garis besar teknik yang dimaksud dapat dilihat di bawah ini:
1.
Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf
yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat
penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan
disusul dengan penjelasan umum.
Contoh:
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat
Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka
pengangguran di Indonesia. Pada tahun sebelumnya hanya 30%, presentase angka
pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di
Indonesia juga semakin membeludak dan yang paling parah banyak masyarakat
Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua
realita ini kita sudah bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia.
2.
Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf
yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Mula-mula dikemukakan
fakta-fakta ataupun uraian-uraian. Berdasarkan fakta-fakta itu penulis
menggenerealisasikan ke dalam sebuah kalimat.
Pararagraf induktif adalah paragraf
yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak
di awal paragraf. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan
disusul dengan pernyataan umum.
Contoh:
Contoh:
Setiap hari Abo selalu pulang
malam. Sekitar jam 20.00 WIB. Sangat tidak masuk akal jika seorang pelajar
pulang malam. Dia pun tak pernah belajar. Hidupnya selalu dipenuhi dengan
gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah di dalam pikirannya. Oleh karena itu,
sangat wajar jika Abo tidak naik kelas.
3.
Pengembangan dengan Klasifikasi
Pengembangan dengan klasifikasi adalah pengembangan
paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata
ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi,
terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh :
Ada paragraf yang isinya mengisahkan kehidupan
seseorang, menjelaskan sebuah proses, melukiskan keadaan dengan kata-kata,
bahkan ada paragraf yang isinya mempengaruhi cara berpikir orang lain. Ditinjau
dari sifat isi paragraf tadi maka paragraf dapat digolongkan menjadi paragraf
deskriptif, paragraf naratif, paragraf persuatif, dan paragraf argumentatif.
4.
Pengembangan dengan Contoh
Kata, seperti,
misalnya, contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam
pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh:
Tak ada seorang
pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki yang halal, tapi didunia
ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras, kerja
cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah membuahkan
kebahagiaan. Contohnya : Bapak A memimpin sebuah lembaga negara, yang asalnya
biasa sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana, setiap anak punya mobil dan
apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak ada yang lulus kuliah,
anak perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya
mengalami keterbelakangan mental.
5.
Pengembangan dengan Fakta
Pengembangan
dengan fakta merupakan suatu jenis pengembangan paragraf yang dilakukan
dengan cara menyertakan sejumlah fakta atau bukti untuk memperkuat pendapat
yang dikemukakan.
Contoh:
Para petani di kampong sangat rajin. Sebelum matahari
terbit mereka berangkat menggarap sawahnya. Tidk mengenal lelah dan capek.
Waktu istirahat hanya untuk makan dan shalat saja. Kemabali ke rumah nanti
menjelang magrib. Meskipun begitu, tidak pernah mengeluh kepada siapa pun.
6.
Pengembangan Sebab Akibat
Dilakukan jika
menerangkan suatu kejadian. Ungkapan yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya,
oleh karena itu dan karena.
Contoh :
Pertama kali
pindah kekota ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia masuk Smk mulai
merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan langganan, disuguhi minuman
beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini rokoknya diganti dengan lintingan
ganja, uang transport sering dipakai beli ganja, sekolah sering bolos,
akibatnya raport jelek, badan kurus dan sekarang mulai berani enjual
barang-barang rumah untuk membeli si daun haram itu.
7.
Pengembangan Definisi
Adalah, yaitu,
ialah, merupakan kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf secara
definisi.
Contoh :
Paragraf ialah
suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa kalimat yang
selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh
membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat
yang menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan
kalimat utama.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Pada pembahasan di atas, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Ilmu fonologi adalah subdisiplin
linguistik yang menetapkan kajiannya yaitu unsur bahasa yang terkecil atau
bunyi bahasa.
2.
Sebagai suatu ilmu, fonologi
mendasarkan kegiatannya pada pikiran-pikiran tentang bunyi bahasa.
3.
Bahwa dalam ilmu fonologi
terdapat dua aspek, yaitu fonetik dan fonemik.
3.2
Saran
1.
Diharapkan dalam penulisan
makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran guna untuk memperbaiki
penulisan makalah selanjutnya.
2.
Agar lebih ditingkatkan lagi pemahaman
dalam pembelajaran fonologi.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah MK,S, dkk. 1986. PINA 4436: Materi Pokok Menulis. Jakarta:Karunia,UT
Rahardi,
Kunjana. 2010. Teknik-teknik
Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah. Graha Media.
Suparno, dkk. 2007. Materi pokok keterampilan dasar menulis. Jakarta: UT.
Wiyanto, Asul. 2006. Terampil
Menulis Paragraf. Grasindo.
0 komentar:
Posting Komentar