Kamis, 17 Desember 2015

KETERAMPILAN BERBAHASA (ERY)

0



DOWNLOAD FILE!!!


MAKALAH BAHASA INDONESIA
KETERAMPILAN BERBAHASA


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen: Haerul M.Pd



 






Disusun oleh :  Ery Noviyani (1584202133)




PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalahmata kuliah Bahasa Indonesia tepat pada waktunya.Makalah ini berisikan tentang pembahasan pengertian, permasalahan dan solusi berbagai macam keterampilan berbahasa.
Penulis pribadi berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru untuk pembaca tentang pembahasan keterampilan berbahasa.
Pembuatan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan do’a dari beberapa pihak ,oleh karena itu,penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada,
1.    Bpk Herudin ,M.Pd,selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia
2.      Orang tua yang telah memberikan do’a dan semangat kepada penulis.
3.      Serta rekan-rekan dan pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.
Tanpa bantuan dari beberapa pihak makalah ini mungkin tidak akan dapat diselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Sekian dan Terimakasih.





Tangerang, 12 Desember 2015


Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR …………………………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan .................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan Berbahasa............................................................. 6
2.2 Jenis-Jenis Keterampilan Berbahasa……………………………………………………..…….. 6
1. Keterampilan Menyimak………………………………………………………………….…….. 6
A. Pengertian Menyimak………………………………………………………………..………..6
B. Tujuan Menyimak....................................................................................7
C. Proses menyimak....................................................................................8
D. Faktor yang memengaruhi dalam menyimak .........................................9
2. Keterampilan Membaca………………………………………………………………........... 10
A. Pengertian Membaca………………............................................................11
B. Tujuan Membaca..................................................................................12
C. Jenis jenis membaca……………………………….............................................13
3. Keterampilan Berbicara………………………………………………………………………..18
A. Pengertian Berbicara……………………………………………………………………….18
B.Tujuan Berbicara……………………………..……………..…………………………………19
4. Keterampilan Menulis…………………………………………………………………………...21
A.Pengertian Menulis…………………………………………………………………………..21
B.Tujuan Menulis………………………………………………………………………………….21
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………….23
3.2 SARAN………………………………………………………………………………………………………..23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………….24







BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas mengenai keterampilan berbahasa dan sastra indonesia. Selain itu kita harus mengerti , mengetahui , memahami tentang keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Empat keterampilan ini sangat berpengaruh satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah kita miliki meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau kualitas yang berbeda. Orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal setiap tujuan komunikasinya dapat dengan mudah tercapai. Sedangkan bagi orang yang memiliki tingkatan keterampilan berbahasa yang sangat lemah sehingga bukan tujauannya yang tercapai tetapi malah terjadi kesalahpahaman.
Dalam hal ini penulis bermaksud untuk sedikit memaparkan mengenai empat aspek tersebut. Permasalahan apa saja yang dihadapi,solusi dari permasalahan tersebut, serta penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun dimasyarakat.

1.2.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud keterampilan meyimak?
2.      Apa yang dimaksud keterampilan membaca?
3.      Apa yang dimaksud keterampilan berbicara?
4.      Apa yang dimaksud keterampilan menulis?
1.3.     Tujuan Penyusunan Makalah
1.      Untuk mengetahui aspek aspek dalam keterampilan berbahsa
2.      untuk emenuhi tugas kelompok dari dosen bahasa Indonesia














































BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).
Ada 4 aspek keterampilan berbahasa Indoneia yaitu mendengar (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa ragam tulis. Mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif.

2.2 Jenis-Jenis Keterampilan Berbahasa
1. Keterampilan Menyimak
A. Pengertian Menyimak
  Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi(Russel&Russell,1959;Anderson,1972).
Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupaka sarana untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi; perbedaannya terletak dalam jenis komunikasi; menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubugan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan yaitu memperoleh informasi.
  Dari kesimpulan diatas, menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh, perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

  B. Tujuan Menyimak
1. Menyimak untuk belajar
Artinya menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara.
2. Menyimak untuk menikmati
Artinya menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam pentas seni).                                                                                                                                         
3. Menyimak untuk mengevaluasi
 Artinya menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai sesuatu yang sedang disimak.                                                                                                                          
4. Menyimak untuk mengapresiasi
Artinya menyimak agar dia dapat menikmati dan menghargai sesuatu yang disimaknya.                                                                                                                
 5. Menyimak untuk mengomunikasikan ide-ide
Artinya menyimak dengan maksud agar dia dapat mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan-perasaan kepada orang lain dengan lancar dan tepat.                                                                                                                          
  6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi
Artinya menyimak dengan maksud agar di dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti, mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya, ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar asing yang asyik mendengarkan ujaran  pembicara asli.
7. Menyimak untuk memecahkan masalah
Artinya menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.
8. Menyimak untuk meyakinkan
Artinya menyimak dengan maksud meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.

  C. Proses menyimak
1       .      Tahap mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh 
                pembicara dalam ujaran yang disampaikannya.
2     .      Tahap memahami; setelah mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara.
3.      Tahap menafsirkan; penyimak yang baik, cermat, teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan isi tersebut.
4.      Tahap menilai; setelah memahami serta dapat menafsirkan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan pembicara.
5.      Tahap menanggapi; tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan pembicara.

D. Faktor yang memengaruhi dalam menyimak
1.      Faktor fisik
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Kesehatan dan kesejahteraan fisik merupakan suatu modal penting yang turut menentukan bagi setiap penyimak
2.      Faktor psikologis
Sikap-sikap dan sifat-sifat seseorang kadang sulit diatasi dalam suatu masalah seperti kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan. Sebaliknya faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi kegiatan menyimak dengan penuh perhatian. Maka faktor psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik dan faktor psikologis yang negatif memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak.
3.      Faktor sikap
Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik pembicaraan yang dapat dia setujui ketimbang pada topik-topik pembicaraan yang kurang atau tidak disetujuinya.
4.       Faktor motivasi
Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau seseorang memiliki motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu, orang itu diharapkan akan berhsil mencapai tujuan. Begitu pula dengan menyimak. Kalau kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga dari pembicaraan itu, kita pun bersemangat menyimaknya dengan tekun dan seksama.
5.      Faktor  jenis kelamin
 Walaupun “sama berbulu”, jelas bahwa perhatian kita berbeda-beda. Begitu pula kebiasaan-kebiasaan menyimak kita dapat berbeda-beda satu sama lain.                                                                                                                                        
Perbedaan Gaya Menyimak
Pria
Wanita
Aktif
Pasif
Keras hati
Simpatik
Rasional
Sensitif
Netral
Cenderung memihak
Menguasai emosi
Emosional
Berdikari
Reseptif
Tidak mau mundur
Mudah terpengaruh
6.      Faktor lingkungan
Dalam mempertimbangkan lingkungan fisik, lingkungan sekitar dan suasana tempat  haruslah nyaman untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasan.
7.      Faktor peranan dalam masyarakat
Sebagai pendidik, kita ingin sekali meyimak ceramah, atau siaran radio dan televisi yang berhubungan dengan dengan masalah pendidikan  dan pengajaran. Begitu pula dengan para ahli pakar terkenal pun sama mereka pasti haus akan menyimak hal-hal yang ada kaitannya dengan mereka, dengan profesi dan keahlian mereka yang dapat memperluas cakrawala pengetahuan mereka.  
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
  • Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
  • Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
  • Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
  • Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
·         Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns).
                                                                                                                                                                                        
Permasalahan dalam menyimak :
·         Konsentrasi
·         Pendengaran
·         Pemahaman
·         Cepat Lupa/Daya Ingat
·         Motivasi
·         Situasi dan Kondisi
·         Bahasa/Kosakata

2. Keterampilan Membaca
A. Pengertian Membaca
       Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang mentuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata  secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
       Membaca adalah suatu kegiatan atau cara dalam mengupayakan pembinaan daya nalar. Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung sudah mengumpulkan kata demi kata dalam mengaitkan maksud dan arah bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal dengan nalar yang dimilikinya.
       Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembahasan sandi ( a recording and decoding process ), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian( encoding ). Sebuah aspek pembacaan sandi ( decoding ) adalah menghubungkan kata-kata tulis ( written word ) dengan makna bahasa lisan ( oral languange meaning ) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
       Membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang atau kata-kata yang tertulis.
       Harjasujana juga mengemukakan bahwa membaca merupakan proses. Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Membaca diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi kata dan mencari arti dari sebuah teks.
       Membaca diawali dari stuktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan visual untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa. Dengan kata lain, membaca berarti menggunakan struktur dalam untuk menginterpretasikan stuktur luar yang terdiri dari kata-kata dalam sebuah teks.
       Kesimpulan yang dapat di tarik dari definisi-definisi di atas adalah membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan kemampuan kognisi. Dimana kedua kemampuan ini diperlukan untuk memahami pola-pola bahasa dan lambang-lambang huruf dari gambaran tertulisnya sehingga menjadi bermakna bagi para pembaca.

B. Tujuan Membaca
            Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan dari sumber yang di baca. Dan secara khusus Tarigan mengemukakan bahwa membaca memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :
1.      Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para tokoh atau penemu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta ( reading for details or facts ).
2.      Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik atau menarik. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama ( reading for main ideas ).
3.      Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita. Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita ( reading for sequence or organization ).
4.      Membaca untuk mengetahui serta menemukan mengapa para tokoh merasakan. Membaca seperti ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membacainferensi ( reading for inferensi ).
5.      Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa atau tidak wajar mengenai seorang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan ( reading for classify ).
6.      Membaca untuk mencari atau menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk menilai, membaca untuk mengevaluasi ( reading for evaluate ).
7.      Membaca untuk menemukkan bagaimana caranya tokoh berubah. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan ( reading for compare or contrast ).
C. Jenis jenis membaca
1.      Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang.
Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan ( dengan nyaring ) kepada orang lain. Tujuan utamanya mengkomunikasikan isi bacaan. Singkatnya membaca nyaring di antara pendengar dan pembaca sama-sama  memahami isi bacaaan.
Tujuan akhir yang diharapkan dari membaca nyaring adalah kefsihan : mampu menggunakan ucapan yang tepat, membaca dengan jelas dan tidak terbata-bata, membaca dengan tidak terus menerus, melihat pada bahan bacaan, membaca dengan menggunakan intonasi dan lgu yang tepat.


2.      Membaca dalam hati
Membaca dalam hati adalah cara atau teknik membaca tanpa suara. Menurut aminuddin, membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa di ikuti gerakan lisan maupun suara.
Sedangkan menurut robin, membaca dalam hati merupakan proses intelektual yang komplek yang mencangkup kemampuan utama yaitu, penguasaan makna dan kemampuan berfikir tentang konsep verbal.
Tujuan utama membaca dalam hati adalah :
a.      Berkonsentrasi fisik dan mental
b.      Membaca secepat-cepatnya
c.       Memahami isi
d.      Menghayati isi
e.      Mengungkapkan kembali isi bacaan
Manfaat membaca dalam hati adalah agar kita lebih fokus, agar materi yang ada lebih mudah masuk dalam otak, dan agar tidak mengganggu konsentrasi orang lain.
3.      Membaca ekstensif
Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Objeknya meliputi sebanyak  mungkin teks dalam waktu yang sesingkat munkin.progam membaca ini sangat besar menfaatnya dalam memberikan manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.
Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca :
a.      Membaca survei ( survey reading )
Membaca survei adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum isi serta ruang lingkup dari bahan bacaan yag hendak dibaca. Oleh karna itu, dalam prakteknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya, bab serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukanyang dipergunakannya.
b.      Membaca sekilas (skimming )
Membaca sekilas atau membaca skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerk dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat.
Sedangkan soedarso mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
c.       Membaca dangkal ( superficial reading )
Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca superficial ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang ; misalnya cerita pendek, novel, majala, dan sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.

4.      Membaca intensif
Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama. Dalam membaca ini, para siswa henya membaca satuatau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca intensife merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.

5.      Membaca teliti
Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang terdapat dalam teks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang digunakan si penulis.
Pembaca dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan kaitan antara gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun dalam setiap paragraf.

6.      Membaca pemahaman
Membaca pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan,  resensikritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.

7.      Membaca kritis
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hatii, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan.

8.      Membaca ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaaan. Menurut tarigan membaca ide merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari suatu bacaan :
a)      Mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik
b)      Mesalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaaan tersebut
c)      Hal-hal apa yang di peljari dan yang dilakukan oleh sang tokoh.

9.      Membaca bahasa asing
Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya bertujuan untuk memperbesar daya dan untuk mengembangkan kosakata, dalam tataran yang lebih luas tetu saja bertujuan untuk mencapai kefasihan.

10.  Membaca sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam hubungannya dengan kepentingan epresiasi maupun dalam hubungannya dengan kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.

11.  Membaca literal, kritis, dan kretif
Membaca literal merupakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menagkap arti yang tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebuh dalam lagi, yakni makna yang tersirat.
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif,serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka.dengan membaca kritis pembaca akan dapat mencamkan lebih lama terhadap apa yang dibacanya dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih matap dari pada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir kritis.
Membaca kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nialai tambahan dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan ynag sebelumnya pernah didapatkan.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah
·         Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
·         Mengenal kosakata.
·         Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan  gagasan utama.
·         Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari   konteks tertulis.
·         Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.

Permasalahan dalam keterampilan berbicara :
·         Kepercayaan diri
·         Pengetahuan
·         Penyampaian
·         Topik/materi
·         Penguasaan materi
·         Situasi dan kondisi
·         Penampilan
·         Diksi/pengetahuan bahasa (verbal)




3. Keterampilan Berbicara
A. Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif.Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
B.Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan pesan secara efektif, pembicara harus memahami apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan. Tarigan juga mengemukakan bahwa berbicara mempunyai tiga maksud umum yaitu untuk memberitahukan dan melaporkan (to inform), menjamu dan menghibur (to entertain), serta untuk membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
  • Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
  • Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
  • Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
  • Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
  • Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.
Permasalahan dalam keterampilan berbicara :
·         Kepercayaan diri
·         Pengetahuan
·         Penyampaian
·         Topik/materi
·         Penguasaan materi
·         Situasi dan kondisi
·         Penampilan
·         Diksi/pengetahuan bahasa (verbal).
4. Keterampilan Menulis
A.Pengertian Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Seperti diketahui, menulis itu adalah sebuah keterampilan sehingga dapat dilatih sedemikia rupa meningkatkan kemampuan tersebut. Dalam dunia penulisan, pengetian keterampilan menulis seringkali menjadi sesuatu yang bias sehingga banyak yang tidak memahami pengertian yang sesungguhnya. Hal ini banyak dibuktikan dari kenyataan banyak yang menganggap bahwa menulis itu ditentukan karena bakat.




B.Tujuan Menulis
  1. Untuk memberikan informasi, Seorang penulis dapat menyebarkan informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain. Tulisan yang ada pada media cetak tersebut seringkali memuat informasi tentang kejadian atau peristiwa.
  2. Untuk memberikan keyakinan kepada pembaca Melalui tulisan seorang penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya. Seseorang yang membaca informasi di koran mengenai anak terlantar dapat tergerak hatinya untuk memberikan bantuan. Hal tersebut karena penulis melalui tulisannya berhasil meyakinkan pembaca.
  3. Untuk sarana pendidikan Menulis dapat bertujuan sebagai sarana pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan pernah jauh dari kegiatan menulis seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal, mengerjakan soal.
  4. Untuk memberikan keterangan Menulis untuk memberikan keterangan terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang. Tulisan tersebut berfungsi untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.

Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis. 
  • Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
  • Memilih kata yang tepat.
  • Menggunakan bentuk kata dengan benar.
  • Mengurutkan kata-kata dengan benar.
  • Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
Permasalahan dalam keterampilan menulis :
1.      Tata kalimat
2.      Tidak terbiasa
3.      Tata tulis
4.      Motivasi
5.      Pengetahuan
6.      Kecepatan
7.      Kurang percaya diri
8.      Menentukan tema






BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ada 4 aspek keterampilan berbahasa Indoneia yaitu mendengar (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa ragam tulis. Mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif. Dimana setiap aspek tersebut mempunyai pengertian, tujuan, keterampilan dan permasalahan masing-masing tetapi tetap saling berhubungan satu sama lainnya.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh, perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan kemampuan kognisi. Dimana kedua kemampuan ini diperlukan untuk memahami pola-pola bahasa dan lambang-lambang huruf dari gambaran tertulisnya sehingga menjadi bermakna bagi para pembaca.
Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif.
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca berkenan menyampaikan kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini,serta memberikan saran dan masukan atas kekurangan tersebut.Kritik dan saran yang pembaca ajukan akan saya jadikan sebagai bahan perbaikan untuk penyusunan makalah yang selanjutnya,agar tidak terjadi kesalahan yang sama lagi









DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan  Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa . Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa . Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa . Bandung: Angkasa



0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com